Kartun Upin dan Ipin telah menjadi tontonan favorit bagi semua golongan dan usia. Mulai dari anak kecil hingga orang tua akan terhibur melihat tingkah-tingkah lucu nan konyol dari duo bocil botak bersinar yang tiap hari tayang di layar kaca dari pagi hingga petang ini. Cerita yang dekat dengan keseharian bocil ini membuat banyak kalangan menyukainya.
Serial animasi asal Negeri Jiran ini ternyata juga mengangkat berbagai kebudayaan, di antaranya budaya Melayu. Entah kebetulan atau disengaja, banyak budaya Indonesia yang ditampilkan pada serial animasi ini. Ini maksudnya mau meng-klaim melalui kartun atau hanya sekedar hiburan, tidak diketahui dengan pasti pula. Apa sajakah itu?
Lagu “Rasa Sayange” di Upin dan Ipin
Yang pertama yaitu lagu “Rasa Sayange”. Yaps, lagu daerah asal Maluku ini pernah dinyanyikan oleh Upin dan Ipin dan kawan-kawannya (Musim 4) saat piknik di suatu ladang bersama Cikgu Jasmin. Mereka kompak menyanyi bersama-sama sambil berjalan kaki dari Tadika Mesra hingga lokasi piknik. Mungkin ini sekilas tampak biasa saja, tetapi sebenarnya ya nggak bisa kita sebut biasa.
Mengapa begitu? Malaysia pernah menggunakan lagu “Rasa Sayange” untuk promosi pariwisata 2007 silam. Tak berhenti sampai di situ, di tahun 2017, lagu ini juga diputar pada pembukaan SEA Games yang mana saat itu Malaysia didapuk sebagai tuan rumah. Bahkan, ada salah seorang menteri Malaysia yang secara gamblang menyebut bahwa lagu ini adalah lagu asli Malaysia.
Memang tidak semua orang Malaysia menyetujui bahwa lagu ini adalah lagu Malaysia. Anwar Ibrahim justru tertawa mendengar ini. Perdana Menteri Malaysia ini mengatakan bahwa klaim lagu “Rasa Sayange” sebagai lagu Malaysia merupakan pelanggaran fakta dan menunjukkan kebodohan. Bahkan, ia juga menyebut bahwa dengan adanya peristiwa ini menunjukkan bahwa tidak semua menteri Malaysia itu orang pintar. Ya, kurang lebih begitulah ucapnya saat wawancara eksklusif di CNN Indonesia TV.
Baca halaman selanjutnya
Keris Tok Dalang, wayang kulit, apalagi?