Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Pemindahan Unpad ke Jatinangor Katanya Terinspirasi dari Kota Akademik Tsukuba di Jepang. Tapi kok Gini, ya?

Muhammad Firyal Dzikri oleh Muhammad Firyal Dzikri
5 Agustus 2023
A A
Pemindahan Unpad ke Jatinangor Katanya Terinspirasi dari Kota Akademik Tsukuba di Jepang. Tapi kok Gini, ya?

Pemindahan Unpad ke Jatinangor Katanya Terinspirasi dari Kota Akademik Tsukuba di Jepang. Tapi kok Gini, ya? (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Ternyata pemindahan kampus Unpad dari Bandung ke Jatinangor terinspirasi Kota Akademik Tsukuba yang ada di Jepang, lho.

Memasuki bulan Agustus ini biasanya berbagai kampus sudah bersiap mengadakan acara ospek untuk menyambut maba, tak terkecuali dengan Unpad. Acara ospek Prabu di Unpad biasanya diselenggarakan di kampus Unpad Jatinangor. Tapi, mungkin nih ya, masih banyak maba yang belum tahu kalau Unpad itu sebenarnya ada di Jatinangor, bukan Bandung. Kalau masih ada yang menganggap kampus ini ada di Bandung, selamat, Anda kena prank!

Akan tetapi letak kampus Unpad yang bukan berada di Bandung ini sebenarnya ada ceritanya, lho. Kalau selama ini kalian bertanya-tanya kenapa Unpad nggak di Bandung aja, saya bakal mengupas hal ini. Buat Pramudi dan Pratua kayak saya gini harus tahu juga nih cerita tersebut. Soalnya, proyeksi pemindahan kampus Unpad ke Jatinangor yang mendapat inspirasi dari “Kota Akademik Tsukuba” di Jepang bakal menjawab keluh-kesah kalian soal Jatinangor dan Unpad. Mari kita mulai ceritanya.

Itikad menyatukan kampus Unpad

Sejak awal pendiriannya pada 11 September 1957, Unpad sejatinya sudah menempatkan kampusnya di Bandung. Mengutip dari laman Unpad, pada awal berdirinya, hanya ada empat fakultas di Unpad, yaitu Fakultas Hukum dan Pengetahuan Masyarakat, Fakultas Ekonomi, Fakultas Keguruan & Ilmu Pendidikan, dan Fakultas Kedokteran. Setelah itu baru menyusul pendirian beberapa fakultas lainnya.

Makin berkembang dan banyaknya fakultas di Unpad, pada kenyataannya nggak dibarengi dengan kondisi fisik kampus yang saling terhubung. Menurut Widyo Nugrahanto, dkk. dalam risetnya yang berjudul Sejarah Daerah Jatinangor: Dari Nama Perkebunan Menjadi Nama Kecamatan, menyebutkan kalau kondisi kampus Unpad pada dekade 1980-an terpisah-pisah secara ekologis. Jadinya nggak menunjukkan wujud kampus yang bersatu.

Persoalan itu yang jadi perhatian rektor keenam Unpad, Prof. Dr. Hindersah Wiraatmadja, untuk membuat kampus Unpad yang saling terhubung dan menggunakan konsep “one campus”. Konsep ini sebenernya terinspirasi dari Kota Akademik Tsukuba yang ada di Jepang. Nah, Hindersah pengen bikin konsep serupa dengan nama “Kota Akademik Manglayang” yang mana kebetulan Jatinangor ada di bawah kaki Gunung Manglayang.

Sejak tahun 1977, gagasan itu mulai diupayakan dan dua tahun kemudian terpilihlah Jatinangor sebagai tempat yang dirasa pas. Ingat, “dirasa pas”, ya. Kalau kata Hindersah, harapannya sih Jatinangor menjadi tempat yang produktif untuk menunjang iklim ilmiah dan riset, terlebih lagi guna memanfaatkan lahan kosong Jatinangor yang dulunya pernah jadi perkebunan. Hmmm.

Jadi, memang sejak tahun 1979 upaya itu sudah mulai dirintis. Pemindahan fakultas dari Bandung pun mulai dilakukan sejak tahun 1983 secara bertahap.

Baca Juga:

Stop Mengira Kuliah Online UT Itu Main-main, Kenyataannya Lebih Serius dan Menantang Dibanding Kuliah Konvensional

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

Ada apa dengan Jatinangor?

“Terus kenapa yang dipilih Jatinangor? Kan cukup jauh juga dari Bandung. Lagian kenapa nggak di Bandung aja, sih?”

Selow, Gaes. Persoalan ini memang agak rumit sih, serumit pemerintah Kota Bandung. Kalau mau dibahas sedikit, sebetulnya sejak dekade 1980-an di Bandung sudah cukup banyak berdiri kampus. Dan sebagai pusat kota, misalnya ada pembangunan dan perluasan kampus bakalan bermasalah dengan tata kota. Akibatnya, udah mah padet, jadi makin ruwet.

Makanya upaya pemindahan kampus Unpad dari Bandung ke Jatinangor nggak lepas dari persoalan tata kota yang makin ruwet di Bandung. Walaupun sebenernya sampai sekarang Bandung malah lebih lebih ruwet, sih. Selain itu, pemilihan Jatinangor juga nggak lepas dari keinginan memanfaatkan lahan bekas perkebunan sebagai lahan kampus agar produktif. Katanya sih begitu, ya.

Fyi, dulunya Jatinangor adalah kawasan perkebunan yang sudah ada sejak tahun 1840 dan dimiliki oleh seorang meneer bernama Baron Baud. Artinya, sejak zaman jebot, kawasan ini memang diproyeksikan buat perkebunan dan sekadar menambah pundi-pundi duit pemerintah kolonial.

Nah, kalau kata T. Bachtiar dalam tulisannya yang berjudul Jatinangor, Perwujudan Cinta Baron Baud pada Gadis Beraroma Tropika, nama Jatinangor “diambil” dari sebuah tanaman yang berasal dari Amerika dan diimajikan sebagai tanaman indah berwarna merah yang terhampar menghiasi kawasan, kelak, bernama Jatinangor ini.

Pada intinya, Jatinangor memiliki kawasan yang relatif masih terbuka buat dibangun sebagai kampus Unpad karena waktu itu banyak lahan perkebunan yang terbengkalai juga. Hal ini yang jadi pilihan kenapa kawasan ini yang akhirnya dipilih sebagai kawasan kampus Unpad.

Ternyata Unpad di Jatinangor penuh masalah

Pemindahan kampus Unpad dari Bandung ke Jatinangor yang terinspirasi dari “Kota Akademik Tsukuba” di Jepang, mendorong munculnya idealisme supaya Jatinangor jadi kawasan riset yang produktif. Tapi, idealisme kadang nggak sejalan dengan realitas. Hal itu yang juga terjadi dengan Unpad Jatinangor.

Sebenernya, masalah-masalah yang ada di Jatinangor sudah pernah disentil oleh Ananda Bintang dalam tulisannya. Tapi, saya mau menambahkan beberapa hal yang memang jadi masalah di Jatinangor pada umumnya, dan Unpad khususnya.

Pertama, masalah yang sangat esensial di Jatinangor maupun Unpad sebenernya mengenai kriminalitas. Kriminalitas ini bukan cuman soal pencurian, tapi juga pelecehan seksual. Sudah banyak kasus pelecehan seksual terjadi di sini. Bukan cuma di luar kampus, tapi juga di dalam kampus. Padahal sebagai kawasan pendidikan, mestinya jaminan keamanan harus menjadi perhatian utama.

– serem bgtt😖 yg cewe klo lg jalan sendiri ati² deh tdi gue ketemu org kyanya rada² tu org megang blkng gue untung kena dikit doang, dan tadi parahny ada anak kecil smpe nangis, tu org dikejar sama bapak², gue kasian sma ank kecilnya gtau di apain tpi smpe (cont)

— Unpadfess (CARA KIRIM MENFESS CEK BIO) (@DraftAnakUnpad) August 3, 2023

Selain pelecehan seksual yang marak, sering juga ditemui pemberitaan mengenai pembegalan dan penjambretan di daerah Jatinangor yang umumnya menyasar mahasiswa. Meskipun aparat sudah bergerak, ya kadang itu juga mesti viral dulu baru deh gerak. Nggak tahu lagi deh harus gimana.

Masalah lainnya yang muncul adalah tata kota Jatinangor yang sangat buruk mengenai penyediaan trotoar. Harusnya sih hal ini menjadi perhatian mengingat jatah trotoar buat pejalan kaki sering kali diserobot oleh kendaraan yang parkir seenak jidat.

Apa mungkin masalah ini muncul karena minimnya lahan parkir di kawasan ini? Tapi yang pasti, hal ini membahayakan pejalan kaki yang bisa aja keserempet kendaraan, apalagi kalau yang naik motor atau mobil kayak lagi dikejar setoran.

Fasilitas publik menjadi perhatian utama dari pembangunan Kota Akademik Tsukuba

Fasilitas yang nggak terawat seperti jalan rusak, penerangan yang minim dalam kampus, hingga sistem drainase yang menyebabkan banjir menjadi sekelumit masalah di Jatinangor dan Unpad. Padahal kalau memang inspirasinya berasal dari “Kota Akademik Tsukuba”, mestinya pemenuhan fasilitas publik di Jatinangor maupun Unpad, harus bersandar pada pemenuhan fasilitas dan jaminan keamanan. Apalagi Jatinangor dihuni oleh kampus lain seperti Ikopin, ITB Jatinangor, sampe IPDN, lho!

Menurut James W. Deraing dalam Growing a Japanese Science City: Communication in Scientific Research, pemenuhan fasilitas menjadi perhatian utama dari pembangunan Tsukuba sebagai kota dengan basis riset. Sayangnya dalam proses Unpad, pertimbangan ini entah menjadi perhatian atau nggak.

Bagaimanapun penetapan kawasan Jatinangor, yang awalnya wilayah perkebunan menjadi kawasan pendidikan, memang bukan keputusan yang bijak, sih. Dasar alasan untuk memanfaatkan lahan kosong bekas perkebunan nggak memberikan potensi khusus. Akibatnya, ya inspirasi Tsukuba malah melahirkan beragam masalah.

Sebenernya masih banyak lagi masalah yang ada di Jatinangor dan Unpad. Tapi kalau saya tulis semua nggak akan muat dalam sekali tayang di Terminal Mojok saking banyaknya. Wqwqwq. Jadi, buat para Pramuda 2023, nikmati aja dulu Jatinangor, Unpad, dan sejuta cerita di dalamnya. Maklum, kalau menurut saya mah Jatinangor ini definisi “love-hate” yang hakiki.

Penulis: Muhammad Firyal Dzikri
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kalau Mau Kuliah di Bandung ke Unpad Aja dan Salah Kaprah Lainnya tentang Unpad yang Perlu Diluruskan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 5 Agustus 2023 oleh

Tags: BandungGunung ManglayangjatinangorJawa BaratjepangKampustsukubaunpad
Muhammad Firyal Dzikri

Muhammad Firyal Dzikri

Belajar di Ilmu Sejarah Universitas Padjadjaran.

ArtikelTerkait

Kota Bandung Dibilang Mirip Gotham City? Lah, Bagusan Gotham Jauh!

Kota Bandung Dibilang Mirip Gotham City? Lah, Bagusan Gotham Jauh!

10 Januari 2023
Cari Rasa, Roti Bumbu Legendaris dari Bandung yang Perlu Dicicipi Terminal Mojok

Cari Rasa, Roti Bumbu Legendaris dari Bandung yang Perlu Dicicipi

17 Januari 2022
4 Hal yang Bikin Taman Film Bandung Jadi Nggak Nyaman untuk Dikunjungi

4 Hal yang Bikin Taman Film Bandung Jadi Nggak Nyaman untuk Dikunjungi

26 Mei 2024
Nggak Usah Kaget Mahasiswa Terlantar karena Kampus Bubar, Namanya Juga Bisnis terminal mojok.co

Nggak Usah Kaget Mahasiswa Terlantar karena Kampus Bubar, Namanya Juga Bisnis

25 Oktober 2021
Sejarah ‘Ayang-ayang Gung’, Lagu Anak Sunda tentang Bangsawan yang Haus Kekuasaan terminal mojok

Sejarah ‘Ayang-ayang Gung’, Lagu Anak Sunda tentang Bangsawan yang Haus Kekuasaan

7 Juni 2021
Orang Bandung Lebih Senang Berwisata ke Ciater, Subang daripada Lembang Mojok.co

Orang Bandung Lebih Senang Berwisata ke Ciater, Subang daripada Lembang

25 Januari 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

Penjelasan Ending Film The Great Flood buat Kamu yang Masih Mikir Keras Ini Sebenarnya Film Apa

28 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.