Ada wajah baru di Sumenep. Sebuah Tugu Keris setinggi 17 meter menyapa siapa saja yang melewati Jalan Raya Sumenep dari arah Pamekasan. Tepatnya, di sisi kiri jalan, beberapa meter setelah gapura selamat datang Kabupaten Sumenep.
Tugu Keris Sumenep merupakan salah satu proyek besar yang digarap tahun lalu. Tugu ini baru diresmikan pada akhir Januari 2025 lalu. Rencananya Tugu tersebut juga akan difungsikan sebagai rest area. Itu mengapa, Tugu Keris juga dilengkapi galeri yang menunjukkan kekayaan dan potensi Sumenep.
Sebenarnya ide atau rencana itu sangat menarik. Selain fasilitasnya yang memang dibutuhkan, Tugu Keris Sumenep menghadirkan suasana baru.
Sayangnya, rencana itu tidak dieksekusi dengan baik, layaknya proyek atau program-program pemerintah lain. Padahal proyek untuk membangun calon landmark baru Sumenep ini nggak main-main, mencapai Rp2,5 miliar.
Kalian tak perlu capek-capek mencari dan mengecek data untuk melihat kegagalan proyek tersebut. Cukup melihat fakta di lapangan, semuanya akan terang benderang. Belum genap setahun diresmikan, tugu sudah memiliki retak-retak halus pada bagian teras Tugu. Penampakannya juga jauh dari kata indah bak seonggok tugu berukuran belasan meter saja.
Nggak heran kalau banyak pihak mempertanyakan anggaran Rp2,5 miliar yang digelontorkan
Gagal menjadi landmark baru
Sebagai proyek besar yang digadang-gadang menjadi landmark baru, Tugu Keris Sumenep sungguh jauh di bawah ekspektasi. Baru beberapa bulan dibangun dan diresmikan, tugu ini tampak seperti tugu mati dari zaman purba.
Baca halaman selanjutnya: Alih-alih …
Alih-alih menarik wisatawan, warga sendiri saja enggan untuk datang walau hanya sekadar berswafoto. Paling-paling hanya orang yang datang pertama kali karena penasaran.
Ya, semakin kalian mencari keunggulan dan sisi positif dari tugu 17 meter ini, semakin kalian menemukan kegagalan dari proyek ini. Contohnya, kalian akan kaget melihat sendiri kualitas konstruksi proyek. Hasilnya sangat berbanding terbalik dengan besarnya anggaran yang dihabiskan.
Tugu Keris Sumenep dicurigai sebagai proyek gimmick
Sebagai rakyat Sumenep, saya curiga terhadap kejanggalan-kejanggalan yang terjadi pada proyek besar ini. Selain hal-hal yang saya sebutkan di atas, masih ada banyak keanehan lainnya terkait proyek ini. Salah satunya, proyek ini mendapat sorotan dari ratusan empu keris yang tinggal di Madura.
Mereka menilai tugu ini semacam gimmick pemerintah saja. Kenyataannya, tidak ada aksi nyata terkait keris atau kesejahteraan ratusan empu keris yang ada di Madura. Asal saju saja, banyak pengerajin keris yang tinggal di Sumenep khususnya Madura. Itu mengapa daerah ini juga dijuluki sebagai Kota Keras.
Para pengerajin keris melihat proyek ini asal-asalan aja. Ya, asal anggaran turun, proyek selesai. Tak peduli kondisi tugu seperti apa atau tindak lanjut lebih soal keris di Madura.
Begitulah kegelisahan saya sebagai warga lokal Sumenep sehari-harui melihat tugu baru senilai Rp2,5 miliar itu. Rasanya sayang aja, duit segitu banyak hanya untuk membangun tugu yang asal-asalan. Mending budgetnya untuk kebutuhan lain yang lebih penting dan berdampak langsung pada kesejahteraan warga.
Penulis: Nibrosi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Nganjuk Kota Angin Adalah Julukan Paling Sia-sia, Mending Dihapus Aja.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
