Sekarang ini cukup banyak yang sudah familiar atau setidaknya pernah dengar tentang trading forex. Bahkan di keluarg mu yang sudah pandai berselancar di dunia internet, pasti kalo ditanya trading forex mereka akan ngeh. Tapi, apa mereka benar-benar tahu? Atau mereka mengira trading forex itu adalah apa yang dilakukan Indra Kenz dkk?
Sejak kemunculan kasus Binary Option, yang para influencernya bilang bahwa investasi bodong yang mereka lakukan adalah “Trading”, dan media yang membuat Tagline “Penipuan Trading” memunculkan pandangan negatif terhadap Trading Forex. Untuk kamu yang sudah cukup menghasilkan profit dalam dunia ini, sebaiknya jangan beritahu orang lain dulu tentang pendapatanmu itu. Terlebih lagi jika keluargamu sudah nethink soal trading. Takut dikira kamu main judi online.
Padahal, trading itu nggak kayak gitu. Sini, saya jelasin lagi. Lho, lagi? Iya, udah banyak artikel tentang trading di Terminal Mojok. Tapi, saya coba beri rangkuman yang berbeda, dan yang lebih jelas.
Dunia Trading Forex terbagi tiga
Secara garis besar, trading itu terbagi jadi tiga: market, pialang, lalu retail trader. Nah, akan saya jelaskan.
Market di sini adalah semua pihak besar yang terlibat dalam aktivitas jual beli mata uang atau komoditas. Di sini kita membicarakan bank, instansi keuangan, dan sebagian kecil pialang/broker.
Lalu ada pialang/broker. Pialang adalah perantara untuk transaksi antara pembeli dan penjual, kalau trading mah biasanya pake aplikasi. Nah, di sini mulai muncul kesalahpahaman tentang macam-macam platform untuk melakukan Trading Forex. Orang awam biasanya menganggap bahwa aplikasi Binomo, Olymp Trade, Quotex, IQ Option dsb adalah Aplikasi Trading Forex. Padahal ya bukan.
Bentar-bentar saya jelasin.
Mungkin aplikasi itu terlihat sama. Ada chart yang naik turun, namun cara “main” dan peraturannya berbeda dengan Trading Forex di MT4 dan MT5 (aplikasi trading beneran). Yang diblokir Pemerintah ya kek gini, situs-situs yang tidak memiliki regulasi agar masyarakat dapat terhindar dari kasus penipuan.
Yang ketiga, retail trader, atau bisa disebut orang yang melakukan trading. Dah jelas lah ya.
Dan ini yang perlu saya jelasin. Retail trader adalah pihak-pihak yang biasanya bermasalah dalam trading forex, justru bukan aplikasinya. Indra Kenz dkk itulah retail trader nakal yang nginfluence orang lain untuk main, tapi nggak memberi edukasi yang tepat.
Yang bermasalah itu orangnya, bukan aplikasinya
Dari tadi saya bahas masalah terus kenapa? Ya biar paham kalau masalah di trading forex itu bukan tradingnya, tapi orangnya.
Jika dilihat dari prospek penghasilan, sebenarnya trading forex merupakan usaha yang sangat menjanjikan. Keuntungannya benar-benar besar. Tapi itu semua bergantung pada manusianya. Trading butuh analisis, kemampuan untuk menahan diri, serta perhitungan yang mantap.
Seorang trader berpengalaman akan tau di mana mereka akan melakukan transaksi, bagaimana melakukannya, pengelolaan risiko dan kapan untuk mendapatkan keuntungan. Mereka-mereka ini yang harusnya kalian tiru, dan curi ilmunya, bukan Indra Kenz dkk.
Nah, sekarang, meski singkat, harusnya kalian udah punya pandangan apa itu forex secara amat dasar. Selanjutnya, mungkin akan saya beri penjelasan yang lebih lengkap. Tapi setidaknya, artikel ini bisa meyakinkan kalian untuk tahu bahwa trading forex itu bukan judi online.
Penulis: Yazid Al Iza
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Tips Trading Forex biar Nggak Kena Tipu-tipu