Titip Belanjaan, Dosa Pelanggan Swalayan yang Paling Menyebalkan

Titip Belanjaan, Dosa Pelanggan Swalayan yang Paling Menyebalkan

Titip Belanjaan, Dosa Pelanggan Swalayan yang Paling Menyebalkan (Unsplash.com)

Selama bulan puasa penuh berkah ini, sudah sewajarnya swalayan mengadakan diskon besar-besaran. Diskon ini pun memikat para pelanggan, tak terkecuali saya. Tanpa menunggu lama, saya pun membelokkan motor ke sebuah swalayan yang cukup punya nama di Solo Raya.

Beberapa barang kebutuhan kos saya raup dengan cepat. Selain diskon besar, ada satu lagi fenomena yang bakal kita jumpai di swalayan saat bulan puasa, yakni antrean kasir yang sepanjang jalan kenangan. Biasanya setelah berbelanja, saya langsung pergi ke kasir sebelum semakin banyak orang yang ikutan ma bayar dan antrean makin panjang. Pada momen inilah saya berjumpa dengan beberapa oknum pelanggan yang melakukan dosa besar.

Dosa ini saya sebut “titip belanjaan”. Jadi, konsep titip belanjaan begini: orang memenuhi trolinya dan menaruhnya dekat kasir, tapi nggak langsung dibayar. Biasanya orang yang melakukan praktik ini masih mau menambah troli dan barang belanjaan. Ketika troli ditaruh, biasanya mereka akan berpesan kepada kasir dengan entengnya, “Titip ya, Mas/Mbak. Saya ke sini lagi nanti.” Sementara Mas/Mbak kasir yang dititipin biasanya hanya diam, bingung mau menjawab apa.

Waktu saya bertemu dengan oknum seperti ini di swalayan, saya menyadari pelanggan lainnya yang antre turut menggumam kesal. Tapi karena sedang puasa, semua jadi terlihat cuek. Ada beberapa alasan mengapa titip belanjaan ini sangat menyebalkan.

Bikin urutan antrean jadi nggak jelas

Sebagai ilustrasi, misalnya di satu kasir ada dua orang antre. Terus, muncul pelaku titip belanjaan, dia menaruh troli belanja terus pergi. Orang yang ingin mengantre lagi pastinya bingung, dong, si pelaku titip belanjaan ini termasuk antrean ketiga atau bukan. Kalau orang baru mau mengisi slot antrean ketiga, ada risiko si pelaku titip belanjaan datang dan mengeklaim dirinya sebagai antrean ketiga karena ada trolinya di sana. Tapi kalau ditungguin, lamanya minta ampun.

Berdasarkan pengalaman saya kemarin, si pelaku titip belanjaan bar muncul lagi setelah setengah jam, dengan troli baru, terus pergi lagi. Hadeh.

Bikin petugas kasir swalayan bingung (dan emosi)

Waktu pelaku titip belanjaan bolak-balik dengan troli, petugas kasir swalayan yang diberi amanah (baca: dipaksa) untuk menjaga troli dan antrean terlihat ingin sekali menyuruh pelaku berbelanja dulu baru mengantre. Saya yakin, dalam hatinya si kasir bingung mana yang hendak dia turuti mengingat menjaga barang belanjaan pelanggan bukan tugas kasir. Tugas kasir adalah menghitung barang belanjaan pelanggan dan membungkusnya dengan baik.

Buat orang-orang yang suka titip belanjaan: mending fokus isi troli, baru antre

Saya punya pesan buat orang-orang yang suka titip belanjaan di swalayan ini. Daripada kalian bikin pelanggan lain yang sudah antre kebingungan, mending kalian belanja keliling swalayan dulu. Kalau memang barang yang dibeli banyak, mbok ajak siapa gitu untuk membantu membawakan troli.

Atau kalau nggak ada teman belanja, begitu satu troli sudah kalian penuhi, taruh saja di area produk, bukan di area kasir apalagi sambil berpesan “menitipkannya” ke kasir. Secara nggak langsung, titipan belanjaan yang kalian letakkan di depan kasir itu mengambil posisi mengantre, lho.

Sebetulnya masih banyak dosa pelanggan di swalayan selama bulan puasa ini. Misalnya, menyerobot antrean atau mengambil produk berlebihan. Tapi, titip belanjaan adalah dosa yang paling menyusahkan karena membebani petugas kasir dan pelanggan lainnya.

Kalau kalian pernah melakukan dosa ini, segeralah bertobat dan jangan diulangi lagi. Berbelanja banyak memang hak kalian, tapi jangan bikin pelanggan lain yang mau bayar jadi salah tingkah dengan posisi antrean kalian yang nggak jelas.

Penulis: M. Guntur Rahardjo
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 4 Rekomendasi Swalayan di Kota Jogja.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version