Pada awal Desember 2017, Ayah membelikan saya Honda Brio tipe Satya. Lantaran belum bisa mengemudikan mobil, Ayah memasukkan saya ke salah satu tempat kursus menyetir kendaraan roda empat. Saya lalu mengambil kursus mobil dengan jumlah pertemuan sebanyak delapan kali.
Pada pertemuan pertama, instruktur mengajarkan saya hal-hal penting seputar dasar-dasar mengemudikan mobil seperti bagaimana memindahkan gigi mobil, mengerem mobil secara tepat, mengatur injakan kopling dan gas, melihat situasi di jalan raya, dan sebagainya. Pada pertemuan pertama, saya bersama pak instruktur hanya mengitari kompleks perumahan terdekat. Mobil yang digunakan adalah Toyota Avanza. Pada sesi kursus selanjutnya, saya mengemudikan mobil Avanza di jalan raya didampingi instruktur.
Selanjutnya, saya bersama instruktur kembali mengemudikan mobil di jalan raya dengan jalur yang berbeda. Karena saya memang masih amatir, instruktur sering menegur saya. Misalnya, karena telat mengerem mobil, injakan kopling dan gas tak sesuai sehingga mesin mati, posisi mobil kurang pas saat berbelok, hampir menabrak trotoar, salah membaca situasi di jalan raya, atau salah posisi gigi saat menanjak. Karena instruktur sering menegur, saya malah jadi nggak tenang mengemudikan mobil.
Setelah delapan kali pertemuan kursus mobil, saya masih belum begitu lancar mengemudikan mobil. Saya masih sangat gugup dan nggak percaya diri mengendarai mobil di jalan raya. Gimana saya bisa lancar mengendarai mobil kalau instrukturnya saja sering menegur saya selama proses belajar?
Beberapa hari kemudian, mobil Honda Brio merah yang dipesan dari dealer tiba di rumah saya. Esoknya, saya mengendarainya mengitari kompleks perumahan terdekat seorang diri. Setelah seminggu mengendarainya, akhirnya saya bisa mengemudikannya dengan lancar.
Saya bisa mengatur injakan kopling dan gas sehingga mesin tak mati, padahal selama saya latihan di tempat kursus mobil, injakan kopling dan gas sering kali nggak sesuai sehingga mesin mobil mati. Saya bisa memarkirkan mobil dengan memundurkannya, padahal selama latihan di tempat kursus mobil, sering kali mobil hampir menabrak dinding saat saya mundurkan untuk parkir. Saya juga jadi nggak gugup lagi mengendarai mobil di jalan raya.
Nah, dari titik ini, saya mengambil kesimpulan sekaligus sebagai tips buat klean yang mau mengikuti kursus mobil. Yaitu, kalau mau ikut kursus mobil, sebaiknya ambil yang jumlah pertemuannya sedikit, misalnya dua atau tiga kali pertemuan saja. Pertemuan ini termasuk mengemudikan mobil di jalan raya, ya.
Lalu, setelah mengetahui dasar-dasar mengendarai mobil, kalian bisa menggunakan mobil sendiri atau meminjam mobil teman untuk melancarkan skill mengemudi. Kalau kalian masih merasa gugup mengemudikan mobil di jalan raya, mintalah seorang teman yang jago nyetir untuk menemani berkendara.
Kalau belajar mengendarai mobil dengan ikut kursus, kita pasti akan didampingi seorang instruktur. Kita harus siap kena tegur instruktur, apalagi kalau masih sangat amatir mengemudikan mobil. Kalau sering kena tegur instruktur, bukannya jadi fokus mengendarai mobil, biasanya kita malah jadi tertekan dan nggak nyaman. Sering kena tegur instruktur pun akan bikin pikiran jadi ambyar. Duh.
Berbeda jika belajar mengendarai mobil tanpa instruktur. Tanpa instruktur, kita akan merasa lebih rileks dan nggak ada tekanan. Apabila kita belajar dengan rileks dan tanpa tekanan, tentu akan mempercepat proses belajar. Tapi ingat, tetap hati-hati juga ya saat belajar memperlancar mobil sendirian.
Sumber Gambar: Unsplash