‘The Very Hungry Caterpillar’ Akan Tetap Menjadi Buku Cerita Anak Terbaik

'The Very Hungry Caterpillar' Akan Tetap Menjadi Buku Cerita Anak Terbaik mojok.co

Kalau kamu belum punya anak, kemungkinan besar kamu nggak familier sama buku The Very Hungry Caterpillar ini. Apalagi jika kamu belum sampai tahap perlu mikirin kado buat anaknya teman, juga bukan tipe yang peduli memberi oleh-oleh ke keponakan yang masih balita. Tapi percayalah, begitu kamu sampai di tahap itu, entah 2-3 tahun lagi, kamu akan mulai mencari buku cerita anak terbaik lewat mesin pencari dan kemudian menemukan kembali tulisan ini. Wqwq.

Ulasan ini lahir dari kabar duka. Eric Carle, penulis dan ilustrator buku ini, telah meninggal dunia seminggu lalu pada 23 Mei 2021. Usianya 91 tahun, dan selama itu, ia telah menciptakan lebih dari 70 buku cerita anak. Salah satu yang paling terkenal adalah buku The Very Hungry Caterpillar yang akan saya bahas ini. The Very Hungry Caterpillar pertama kali diterbitkan pada tahun 1969. Hingga 52 tahun berlalu, buku ini masih dibahas dan direkomendasikan para pegiat literasi anak sebagai buku bacaan wajib. Saya sendiri menyebut buku ini salah satu buku cerita anak terbaik.

Buku ini singkat saja, hanya berisi 22 halaman. Selayaknya buku anak, dalam setiap halaman maksimal hanya ada 3 kalimat. Bentuk buku ini juga sangat menarik, apalagi bagi anak-anak. Ukuran setiap halamannya berbeda dan halaman-halamannya sengaja diberi bolongan untuk mengilustrasikan bekas gigitan ulat. Kualitas buku sebaik ini tentu tidak bisa kita rasakan lewat buku bajakan *ehem!*.

Foto oleh Sheila Amalia untuk Terminal Mojok

Ceritanya pun sangat sederhana, tentang seekor ulat yang baru menetas dari telur. Karena ia kelaparan, ia mulai memakan makanan sehat yang ia temukan dalam jumlah yang cukup, tapi ia tetap merasa lapar. Hingga akhirnya pada suatu hari dia makan banyak sekali makanan, tapi ternyata itu menyebabkan perutnya sakit. Esoknya ia makan secukupnya dan merasa kembali sehat. Tanpa terasa ia sudah tumbuh menjadi seekor ulat besar, kemudian berubah menjadi kepompong, dan akhirnya menjadi seekor kupu-kupu yang cantik.

Dalam cerita yang singkat itu, Eric Carle mampu menyelipkan banyak sekali pelajaran. Berikut enam pelajaran yang bisa anak dapatkan dari buku The Very Hungry Caterpillar.

Pertama, nama-nama hari dalam seminggu. Telur si ulat menetas pada hari Minggu, pada hari Senin ia memakan satu butir apel, hari Selasa dua buah blueberry, dan seterusnya hingga tiba hari Minggu lagi.

Kedua, metamorfosis: bagaimana telur menetas menjadi ulat, ulat berubah menjadi kepompong, dan kemudian menjadi kupu-kupu. Untuk anak yang lebih besar, ini bisa menjadi perkenalan dengan topik metamorfosis hewan-hewan lainnya.

Foto oleh Sheila Amalia untuk Terminal Mojok.

Ketiga, berhitung 1-5. Uniknya, anak tidak hanya dapat belajar tentang angka satu sampai lima tanpa memahami apa maksud dari angka-angka tersebut. Dengan bentuk halaman yang semakin besar seiring dengan jumlah makanan yang semakin banyak, anak dapat membayangkan tentang sequence atau deretan angka. Jadi anak dapat memahami bahwa angka dua berarti satu lebih besar dari angka satu dan angka tiga berarti satu lebih besar dari angka dua, dan seterusnya.

Keempat, kebiasaan makan sehat. Ketika si ulat makan terlalu banyak, ia bukan merasa kenyang, tapi justru sakit perut. Ia kembali merasa sehat setelah makan secukupnya. Anak juga bisa mengkategorikan makanan sehat dan kurang sehat melalui buku ini. Di Amerika sendiri, buku ini digunakan oleh para dokter spesialis anak untuk mengkampanyekan kebiasaan makan sehat.

Kelima, bahwa perubahan adalah hal yang tidak bisa dihindari. Si ulat mungkin merasa tidak nyaman dengan perubahan-perubahan yang ia hadapi, begitu juga dengan anak-anak. Tapi tidak apa-apa, perasaan tidak nyaman itu sementara saja, cepat atau lambat keadaan akan membaik.

Keenam, harapan itu selalu ada. Cerita ini dibuka ketika si ulat masih berwujud telur, diilustrasikan sebagai sebuah titik di satu halaman. Di akhir cerita si ulat telah berubah wujud menjadi seekor kupu-kupu yang besar (ilustrasinya sebesar dua halaman) dan cantik. Eyang Eric Carle sendiri ketika ditanyakan pendapatnya mengapa buku The Very Hungry Caterpillar bisa begitu populer, ia menjawab, “Menurutku ini adalah buku mengenai harapan. Anak-anak membutuhkan harapan. Kamu, seekor ulat bulu yang remeh, dapat tumbuh menjadi seekor kupu-kupu yang cantik dan terbang ke dunia dengan bakatmu.”

Bagaimana Eric Carle mampu menyelipkan begitu banyak pelajaran ke dalam cerita yang begitu singkat tanpa menggurui merupakan hal yang sangat menakjubkan bagi saya. Buku ini juga dapat dinikmati dari anak bayi hingga praremaja. Karena itulah The Very Hungry Caterpillar, sebuah buku anak yang sudah klasik, masih dan tetap akan menjadi buku anak terbaik di dunia.

BACA JUGA Anak Bertanya, Bapak Menjawab dan artikel menarik tentang anak lainnya di Terminal Mojok.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version