Instagram memang selalu memiliki topik pembicaraan yang menarik. Ada banyak hal yang cukup menggelitik untuk diusik dari media sosial berlogo polaroid ini. Mulai dari penghuninya yang sering bikin sensasi, bikin pansos, bikin quotes ala sastrawan-sastrawan milenial—semuanya ada di Instagram. Instagram itu lengkap!
Meskipun banyak penggunanya yang memanfaatkan Instagram sebagai saluran berpansos ria, nyatanya tidak jarang juga Instagram digunakan untuk berbisnis. Ya apalagi namanya kalau bukan olshop. Iya—online shop, yang biasanya kalian sering lihat akun Ig mereka digembok itu lhooo~
Begini, saya tidak mempermasalahkan mereka yang menjadikan Instagram sebagai media berbisnis mereka. Tapi kok rasanya saya kecele alias cegeh alias merasa ter-PHP dengan ulah para owner olshop kebanyakan. Kenapa? Ya karena akun Instagram mereka yang katanya jadi katalog dagangan itu digembok sodara-sodara. Padahal sebelum saya mampir ke lapaknya di Instagram, saya sudah super penasaran dan ingin cepat-cepan bikin pemesanan. Cegek lah saya.
Pernah suatu hari saya mengikuti alur bermain salah satu dari mereka karena saking penasarannya saya dengan produk yang dijual. Saya melihat nama akun lapak Instagramnya di iklan singkat history Instagram. Di iklan tersebut, lapak ini menjual baju-baju gamis dengan model dan motif kekinian—persis seperti yang saya cari. Akhirnya dengan dorongan rasa penasaran dan mata yang tertutup oleh kabut hedon, saya pun mengunjungi akun Instagramnya.
JENG JENGG! Lapaknya digembok gais. Saya sedikit kecewa, pasalnya saya yang sudah buta dengan penasaran ini ujug-ujug harus menahan kebutaan saya ini begitu saja karena akun Instagram olshop itu bersifat privasi. Jadi anda ini mau cari pelanggan atau follower sih Mb, Mz?
Karena saya yang sudah kadung buta, dan cukup yakin dengan lapak olshop tersebut karena mempunyai banyak follower, jadilah saya meng-klik ‘minta ikuti’ pada akun Instagram olshop tersebut. Saya pun dengan sabar menanti sang owner olshop mengizinkan saya untuk masuk lapak Instagramnya dan mengamati satu per satu barang dagangannya.
Hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Saya cek lagi di daftar following saya, ternyata olshop tersebut belum meng-acc akun saya untuk jadi pengikutnya. Alhasil, kekepoan saya yang masih kekeuh bertahan sejak berhari-hari yang lalu pudar begitu saja. Padahal saya betul-betul ingin memesan baju yang dijual di olshop tersebut.
Lalu di lain hari lagi, saya menghadapi kasus yang sama. Saya lagi-lagi terbujuk dengan iklan produk di yang tampil di slide history Instagram saya. Kali ini olshop yang bikin saya terbuai adalah olshop penjual produk kecantikan. Ya maklum. Sebagai cewek, saya akhirnya tergiur juga dengan produk kecantikan yang harganya agak miring dari lapak-lapak sebelah.
Setelah saya klik akun Instagram lapak tersebut, lagi-lagi saya dibikin kecele dengan akun instagram yang di mode private. Karena saya terlanjur penasaran, akhirnya saya tetap meminta akun tersebut untuk meng-acc saya jadi pengikut akun Instagramnya. Dan seperti dugaan saya sebelumnya, kejadian ini akan berakhir sama seperti kejadian sebelumnya soal lapak olshop baju gamis—permintaan mengikuti saya diabaikan. Saya jadi kayak pengemis apa gitu ya~
Saran saya untuk kalian yang para owner olshop atau calon owner olshop yang membuka usaha jual-beli dengan media pemasarannya adalah Instagram, tolong niatkan diri kalian untuk menarik pelanggan atau pembeli bukan untuk follower saja. Kalau kalian niat cari banyak follower, sekarang kan ada akun-akun Instagram yang diperjual-belikan, silakan kalian beli sebanyak-banyaknya.
Instagram pun sebenarnya memiliki fitur khusus bagi para pebisnis, yaitu fitur Instagram marketing. Saya bukan promosi Instagram, tapi fyi, Instagram kan memang ada mode akun bisnis yang bisa kalian kelola secara mandiri dan fleksibel. Kalian bahkan bisa menggunakan fitur Instagram marketing seperti ‘promosikan produk’ yang kalian jual untuk memperkenalkan produk kepada masyarakat luas.
Kalian bisa juga menggunakan fitur Insight pada Instagram mode bisnis kalian untuk strategi digital marketing kalian. Fitur ini membantu kalian untuk memilih konten produk yang menarik serta memperkirakan statistik calon pelanggan yang melihat unggahan produk kita.
Atau jika kalian ingin memperluas cakupan bisnis olshop kalian, pada mode akun bisnis Instagram, kalian dapat menambahkan mitra bisnis untuk menandai konten produk kalian maupun mitra bisnis kalian terhadap akun bisnis kalian. Intinya, untuk memulai usaha marketing digital melalui Instagram tidak perlu dengan cara memprivate akun. Karena hal itu dapat membuat para pelanggan ribet dan (bisa jadi) akhirnya merasa ter-PHP, seperti saya tadi.
Mungkin juga di sisi lain kalian ingin menggaet pembeli, kalian juga ingin menambah follower akun Instagram kalian. Lalu kalian sengaja membuat penasaran kami dengan katalog produk kalian pada feed Instagram yang terprivate? Sungguh kalian memang pebisnis startup bertaktik cerdas nan kapitalis. Iya dong, biar sekali dayung dua pulau terlampaui—ya dapat pembeli, ya dapat follower.
Tapi percayalah, jika calon pembeli terlanjur jatuh hati dengan produk yang kalian jual, mereka pasti akan mengikuti akun lapak olshop Instagram kalian tanpa harus meminta persetujuan kalian dulu supaya bisa mengikuti. Kami-kami penggemar olshop berhobi mengikuti akun Instagram olshop yang sekiranya menjual produk yang menarik bagi kami. Karena rezeki kan sudah ada yang ngatur Mz, Mb~ (*)
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.