Beberapa hari terakhir, jagat dunia maya dihebohkan oleh isu World war III (perang dunia ketiga). Awal mula ceritanya adalah Jendral Qasim Soleimani yang tewas dalam serangan udara yang diluncurkan oleh Amerika Serikat di Baghdad, Irak. Ia adalah pemimpin Quds Force, satuan pasukan khusus Revolutionary Guards, salah satu bagian dari Pasukan Bersenjata Iran.
Di antara berita yang beredar dengan tensi yang cukup tinggi antara Amerika dan Iran, entah kenapa tagar #WorldWarIII #WWIII dan yang sejenis malah dijadikan bahan bercandaan. Hal ini dijadikan bercandaan oleh banyak pengguna media sosial di beberapa negara, termasuk Indonesia. Sampai dengan saat ini, jika kita mengetik #WorldWarIII di kolom pencarian Twitter, akan ada banyak meme yang bermunculan.
Saya nggak berniat sama sekali untuk ikut memeriahkan meme dengan tagar tersebut di media sosial. Nggak apa-apa deh semisal dibilang nggak asyik. Sebab, saya lebih memikirkan bagaimana suasana yang menegangkan di lokasi setelah kejadian berlangsung. Belum lagi efek langsung maupun laten dari hal tersebut. Entah untuk ketiga negara yang terlibat secara langsung (Iran, Irak—yang menjadi lokasi kejadian—Amerika), maupun negara lain. Termasuk Iran yang keluar dari kesepakatan tentang pembatasan pengembangan nuklir dengan beberapa negara, di antaranya Rusia, Cina, Jerman, Perancis, dan Inggris.
Tidak lama setelah isu tentang World War III meluas melalui internet, muncul video di YouTube tentang seseorang yang sudah memprediksi tentang World War III. Melalui video yang diunggah pada 23 Februari 2018, orang tersebut mengaku seorang time traveler (penjelajah waktu) yang berasal dari tahun 2075. Kemudian dia bercerita tentang beberapa kejadian di masa mendatang, salah satunya World War III yang menurutnya akan terjadi pada tahun 2020.
Video tersebut dapat dilihat melalui channel apexTV dengan judul “Time Traveler from 2075 Reveals WWIII Details“. Saya sendiri kali pertama mengetahui video tersebut dari retweet-an seorang teman di linimasa Twitter. Antara percaya dan nggak percaya, sih. Tapi, beberapa detail dari apa yang diceritakannya sempat bikin saya merinding.
Time traveler tersebut bernama Michael Phillips dan mengaku lahir pada tahun 2043. Dia bercerita, ikut serta dalam latihan militer pada usia 18 tahun. Selain bercerita tentang World War III yang menurutnya akan dimulai pada tahun 2020 dan berlangsung selama tiga tahun, dia juga menceritakan bencana yang akan melanda di suatu negara bagian.
Banyak komentar pada channel apexTV yang bermunculan. Seperti biasa, komentar terbagi menjadi dua kubu. Pertama adalah mereka yang sependapat, mengiyakan teori tersebut. Kubu kedua, mereka yang menganggap cerita dari Michael Phillips hanyalah guyonan belaka, mengada-ada. Seperti apa pun cerita yang bermunculan, teori dari time travel saja masih menjadi kontroversi. Ada ilmuwan yang meyakini, tidak sedikit pula yang sangsi karena dianggap melawan hukum fisika.
Perlu digaris bawahi, video tersebut diunggah oleh channel apexTV pada tahun 2018, salah satu hal yang diceritakan kemudian perlahan mulai terlihat. Narasi yang tercipta perlahan dianggap sebagai konspirasi. Dan pastinya menimbulkan pro dan kontra juga pertanyaan susulan: Apakah hal lain yang diceritakan pada video berdurasi selama 13 menit 6 detik akan menjadi kenyataan di waktu mendatang? Lagipula, setiap orang memiliki tingkat kepercayaan yang berbeda menyangkut konspirasi.
Namun, jika bicara soal teori konspirasi, saya jadi teringat salah satu episode dalam serial The Simpsons yang memprediksi Donald Trump akan menjadi Presiden Amerika di kemudian hari. Gimana caranya hal itu bisa secara tepat terjadi? Padahal, episode The Simpsons tersebut tayang pada tahun 2000. Sedangkan Donald Trump baru dilantik pada tahun 2017.
Mau nggak percaya sama hal yang seperti itu, tapi kok beberapa ceritanya—yang lebih kepada ramalan—seakan benar? Dijelaskan secara cukup lugas, dan betul-betul kejadian di waktu terkini. Mau bagaimana pun, soal konspirasi, baiknya dikembalikan kepada masing-masing individu ajalah. Kalau mau percaya ya silakan, mungkin bisa dilengkapi dengan teori lainnya agar saling melengkapi. Nggak percaya juga biar aja, toh bukan suatu kewajiban.
Apa pun cerita dan konspirasinya, entah dibuat oleh siapa pun, termasuk yang katanya time traveler, semoga kalaupun harus terjadi ya yang baik-baik aja. Bukannya nggak mau mengetahui hal yang buruk, tapi jika salah pemaknaan, yang tadinya diinfokan untuk mawas diri, eh, malah bisa bikin orang jadi parno sendiri.
BACA JUGA Guyonan World War III dan Rendahnya Empati Manusia atau tulisan Seto Wicaksono lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.