Terminal Pondok Pinang: Terminal Paling Sibuk di Jakarta Selatan, tapi Nggak Diperhatikan Pemerintah karena Cuma Dianggap Terminal Bayangan

Terminal Pondok Pinang: Terminal Paling Sibuk di Jakarta Selatan, tapi Nggak Diperhatikan Pemerintah karena Cuma Dianggap Terminal Bayangan

Terminal Pondok Pinang: Terminal Paling Sibuk di Jakarta Selatan, tapi Nggak Diperhatikan Pemerintah karena Cuma Dianggap Terminal Bayangan (Pixabay.com)

Awal 2014, Terminal Lebak Bulus resmi ditutup. Terminal yang sudah beroperasi sejak 1996 pun akhirnya merelakan dirinya ditutup untuk keperluan pembangunan proyek MRT. Selama proyek pembangunan stasiun MRT Lebak Bulus, beberapa PO bus ada yang dipindahkan operasionalnya ke terminal Kampung Rambutan dan beberapa terminal di sekitar Jakarta. Termasuk ke Terminal Pondok Pinang, Jakarta Selatan.

Lokasi Terminal Pondok Pinang memang nggak jauh dari Terminal Lebak Bulus, hanya berjarak kurang lebih 1 kilometer. Selama perannya menggantikan Terminal Lebak Bulus, Terminal ini nggak dapat perhatian dari pemerintah. Hal itu terbukti dengan kondisi di lapangan yang minim fasilitas layaknya terminal pada umumnya.

Alih-alih diperhatikan, Terminal Pondok Pinang malah hanya dianggap “bayangan”.

Jauh dari kata nyaman

Semenjak Terminal Lebak Bulus ditutup, sepertinya pemerintah memang belum menyediakan terminal pengganti yang sama layaknya atau malah lebih bagus dari Terminal Lebak Bulus. Sebenarnya ada Terminal Pasar Jumat, tapi lahan itu kurang tepat kalau dibilang sebuah terminal. Luasnya kira-kira hanyak muat parkir 5 bus. Kurang lebih segitu.

Sedangkan Terminal Pondok Pinang kondisinya pun nggak jauh beda dengan Terminal Pasar Jumat, hanya lebih luas sedikit. Untuk parkir bus, paling banyak hanya bisa menampung kurang lebih 10 bus.

Jadi, gambaran Terminal Pondok Pinang itu seperti lahan kosong yang diisi oleh beberapa bus yang parkir dan ada beberapa loket penjualan tiket dengan bangunan semipermanen. Ada ruang tunggu, tanpa AC tentunya. Bangku untuk penumpang menunggu bus pun hanya terbuat dari kayu. Selain itu, di sana juga ada fasilitas dasar seperti toilet dan musala. Tapi ya, seadanya.

Aspal di “terminal” itu pun sudah nggak berbentuk alias lebih terlihat seperti tanah biasa. Kalau hujan turun, sudah pasti becek berlumpur. Kebayang kan kalau kalian ke sana pas hujan. Saya sudah mencobanya beberapa kali. Alhasil, alas kaki saya selalu jadi korban.

Terminal Pondok Pinang, terminal tersibuk di Jakarta Selatan

Bisa dibilang, terminal ini sebenarnya salah satu terminal tersibuk di Jakarta Selatan. Buktinya, Terminal Pondok Pinang ini selalu padat penumpang jika akhir pekan, apalagi jika musim libur seperti libur lebaran dan libur nasional.

Letak yang sangat strategis, yaitu terletak di Jalan Ciputat Raya, Pondok Pinang, Jaksel. Hal itu jadi keuntungan bagi para calon penumpang karena akses ke sana begitu mudah. Di terminal tersebut, tersedia banyak PO bus dengan trayek ke berbagai daerah di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sumatra. Namun, beberapa tahun lalu, kabarnya Terminal Pondok Pinang ini akan ditutup karena dianggap terminal ilegal oleh pemerintah.

Hanya dianggap “bayangan”

Seperti yang saya bilang di atas, setelah Terminal Lebak Bulus ditutup, operasional terminal dipindahkan ke Terminal Pondok Pinang. Memang, sedari awal terminal itu hanya dianggap terminal bayangan, karena pihak pemerintah sudah menyiapkan terminal terpadu yaitu Terminal Pulo Gebang.

Namun, lokasi Terminal Pulo Gebang yang begitu jauh, yaitu di Jakarta Timur. Hal itulah yang membuat warga Jaksel dan sekitarnya kesulitan jika harus naik bus dari sana. Alhasil, warga (terpaksa) masih betah menggunakan Terminal Pondok Pinang sebagai akses mereka naik bus.

Nama “bayangan” yang melekat di Terminal ini menjadi alasan mengapa terminal itu nggak diurus oleh pemerintah. Kabar yang saya dengar, Terminal ini hanya dikelola oleh beberapa warga sekitar. Jadi, ya, fasilitas yang ada pun seadanya.

Sekitar 2022, kabarnya Terminal Pondok Pinang akan ditertibkan karena dianggap mengganggu lalu lintas di sekitar. Pihak terkait, yaitu Satpol PP kabarnya sudah memberi surat teguran kepada pihak pengelola dan akan menutup terminal tersebut karena ilegal.

Tapi, selidik punya selidik, penutupan itu urung dilakukan. Pihak Satpol PP dan Dishub menilai Terminal “bayangan” Pondok Pinang sesuai dengan zonasi dan bisa dijadikan terminal resmi. Hanya saja, pihak pengelola harus ngurus izin dulu, kata kepala Satpol PP. Lho, pak, mau jadi terminal resmi kok pihak pengelola yang suruh urus. Harusnya kan pemerintah terkait yang urus agar terminal itu nantinya jadi milik pemerintah.

Dengar-dengar, retribusi juga jadi alasan penutupan Terminal ini. Tapi, apa pun itu, harusnya pemerintah paham bahwa Terminal Pondok Pinang punya peran vital bagi warga Jaksel. Sesekali, liat realitas agar paham kebutuhan warga. Harusnya sih, nggak perlu diberi tahu kan ya.

Penulis: Jarot Sabarudin
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Melihat Sisi Gelap Jakarta Selatan yang Terkenal Berkelas dan Elite

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version