Drama Korea itu beda. Adalah kesan pertama saya menonton drama Korea saat waktu masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Meskipun usia semakin bertambah tua namun pesona drama Korea tidak pernah pudar.
Saya agak lupa drama apa yang pertama kali saya tonton. Tapi, sepertinya Naughty Kiss adalah drama yang membuat saya taat sekali pulang ke rumah tepat waktu hanya untuk menonton drama yang scene-nya banyak dipotong saat disiarkan di salah satu stasiun televisi swasta.
Naughty kiss, drama soal kisah cinta anak SMA yang klise banget, tapi waktu tayang tahun 2010 drama ini tetap saja jadi yang ditunggu-tunggu walau cerita dan alurnya jelas banget khas anak SMA yang jatuh cinta dan klepek-klepek dapat first kiss dari orang yang disukai. Sebucin itu saya sama drakor waktu itu, mau klise atau beda juga tetap saja semua dibabat habis.
Kesibukan sehari-hari membuat intensitas saya menonton drama Korea jauh berkurang bahkan sekarang bisa dihitung pakai jari drama apa saja yang sudah saya tonton. Tapi, kalau lagi suntuk, tanggal tua, dan hanya punya modal wifi maka drama Korea menjadi sebuah jawaban. Beneran deh, kamu juga harus coba nonton salah satu drama Korea saat situasi yang sama menimpa kamu.
Ya ampun, terpujilah wahai engkau orang-orang yang berada di belakang layar pembuatan suatu drama sehingga tontonan ini bisa sangat candu.
Berkat drama Korea, saya percaya kalau pasti masih ada laki-laki romantis yang secara mengejutkan suka meluk dari belakang. Atau sosok yang pendiam tapi ternyata menyimpan banyak cerita dan cinta. Dan mungkin seorang CEO yang ternyata suka sama bawahannya sendiri wqwqwq (saya nulis ini geli sendiri gitu).
Walau spesies laki-laki yang begitu mungkin jarang sekali ditemui, bahkan mungkin nggak bakal mungkin ditemui tapi tidak masalah karena saya senang saat adegan-adegan tadi sering membuat banyak kupu-kupu berterbangan di dada saya.
Belum lagi kalau karakter tokoh perempuan atau laki-laki di drama itu mirip dan relevan sama diri sendiri, saya jamin pasti pecinta drakor bakal nonton itu lebih dari satu kali sambil membuat klaim kalau si lawan main tokoh tersebut adalah pasangan sendiri.
Tapi, ya namanya juga drama pasti ada aja hal yang sebenarnya nyebelin dan rasanya kelewat lebay banget. Atau kadang juga ada alur cerita yang nggak jelas sampai ngebosenin. Manusia pasti ada kurangnya kan my lov.
Drama Korea mengusir sepi. Ia mendatangkan tawa, dan mengundang halu untuk tetap bisa berlama-lama di ingatan saya (dan mungkin penontonnya yang lain). Ceritanya nggak melulu soal cinta, kalau nonton dengan serius pasti ada hal menarik yang sebenarnya diungkapkan terselubung.
Banyak masalah yang diungkapkan sebenarnya bisa relatable af sama kehidupan manusia pada umumnya. Perundungan, perbedaan status sosial, dendam, depresi, trauma, ambisi, kesenjangan sosial, dan sebagainya sering jadi topik yang diangkat di samping masalah per-bucinan.
Terlebih kalau garis besar masalahnya itu benar-benar kejadian dan lagi dirasain saat itu juga. Misalnya di tahun 2016 ada drama Cheese In The Trap yang secara garis besar bahas soal kondisi ekonomi keluarga yang susah buat mahasiswa, bagaimana Hong Seol (Kim Go Eun) si tokoh utama ini berjuang sama kehidupannya sebagai mahasiswa dan pekerja paruh waktu itu yang kadang menguatkan penonton dengan dialog-dialog yang bisa masuk ke Instagram Story buat jadi quotes. Perasaan-perasaan “tenang aja, kamu nggak sendirian. Banyak yang mengalami kepahitan serupa” itu yang ditiupkan oleh drama Korea ke setiap jiwa yang menontonnya.
Atau cerita yang anti mainstream dari drakor berjudul Weightlifting Fairy Kim Bok Joo yang ngupas soal kehidupan atlet perempuan dari cabang angkat besi yang kalut dalam beberapa hal seperti kehidupannya menjadi atlet perempuan di antara minimnya perempuan di dunia angkat besi, soal percintaan, persahabatan, dan keluarga.
Walaupun fiksi, masalah apa yang disampaikan dan diangkat di drama-drama Korea sebenarnya sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Mungkin hal itu yang menyebabkan drakor banyak dapat tempat di hati orang-orang di seluruh dunia.
Untuk sebagian orang, drama korea punya daya magisnya tersendiri. Memberikan dorongan dan semangat untuk tetap kuat dalam menjalani hidup lewat cara yang paling nggak biasa. Dialog dan pemerannya yang menghayati adegan menjadi nilai tambah karena kadang kalau suka kebawa perasaan yang dalam si penonton bahkan sampai bisa ikut meneteskan air mata dan merasakan emosi-emosi lain yang ada.
Terima kasih drama Korea.