Terima Kasih KFC, Saya Jadi Rajin Beres-beres Gara-gara Kampanyemu

Terima Kasih KFC, Saya Jadi Rajin Beres-beres Gara-gara Kampanyemu

KFC Indonesia (Wisnupriyono/Shutterstock.com)

Buat yang sering banget makan-makan di KFC, pasti ketemu dengan tulisan anjuran beberes bekas wadah makanan ke tempat yang sudah disiapkan. Ada rak untuk menampung nampan atau piring di atas dan wadah makan sekali pakai dan sisa tulang di rak bawah dengan keranjang yang berbeda.

Kalian pasti bertanya-tanya, kok ada anjuran seperti itu? Ini sebagai media edukasi agar pelanggan mau tanggung jawab dengan sampah mereka sendiri.

Sebenarnya, kampanye beberes KFC tersebut sudah ditempel di semua meja agar yang makan di sana mau membereskan sampah dan alat makan. Sayangnya, masih ada saja yang malas bahkan ogah untuk beberes sendiri, tahu sendiri lah tingkat literasi dan reading proficiency-nya jelek banget.

Perkara sampah, Indonesia juara

Sudah bukan rahasia lagi, orang Indonesia paling jorok untuk urusan sampah karena nggak mau tanggung jawab sama sampahnya sendiri. Kalo diceramahi pentingnya buang sampah pada tempatnya, pasti ada yang julid “nanti cleaning service-nya nggak kerja dong!”

Saya serang balik, kalo Anda nggak kunjung wafat, kasihan tukang gali kuburnya nanti, jadi pengangguran dong! Chuaks…

Padahal, urusan cleaning service ini sudah banyak, kayak mengepel, mengganti parfum, mengeksekusi sampah dari tempat yang sudah disediakan ke pengumpulan sampah yang lebih besar lagi, dan masih banyak lagi.

Urusan sampah, kita kalah jauh sama para negara penjajah kita yang menghargai kebersihan dan bertanggung jawab dengan sampah mereka sendiri. Dengan kampanye dari KFC tersebut, masyarakat Indonesia diharapkan bisa membiasakan diri untuk tanggung jawab dengan sampahnya dan bekas alat makannya sendiri.

Kebiasaan yang mengakar

Ternyata, terbiasa beberes diri di KFC ada dampak positifnya, saya jadi terbawa juga budaya ini di kedai-kedai kopi. Saya pantang untuk beranjak untuk pergi sebelum cangkir atau piring wadah makanan saya dikembalikan ke meja barista.

Apa respons mereka? Saya melihat wajah mereka sedikit heran, tapi seketika ceria sambil bilang “Terima kasih” yang nggak seantusias itu. Nggak cuma kafe, di warung-warung kecil pun saya juga mengembalikan piring dan gelasnya dulu baru pergi.

Tapi, ini nggak selamanya bisa diterapkan di semua rumah makan. Ada beberapa depot yang nggak menyediakan tempat untuk mengembalikan tempat makan. Kalo kayak begitu, saya usahakan agar bekas alat makan tadi ditaruh dengan nggak memakan banyak tempat. Semoga rumah makan lain bisa kayak KFC deh untuk urusan ini.

Repot dikit tak mengapa

Kenapa sampai repot-repot begitu? Saya nggak mau bikin pengunjung setelah saya risi karena bekas tempat makan juga. Selain itu, saya ingin meringankan beban pegawai di usaha kuliner tersebut dan pastinya bekasnya saya lap dengan tisu. Biasanya, orang-orang begitu selesai urusan kopinya terus langsung ditinggal begitu saja tanpa tanggung jawab. Kesannya ini kayak aneh, tapi bagi saya nggak aneh-aneh banget kok, malah ikut meringankan beban pekerjaan.

Prinsip saya, lebih baik saya yang repot daripada saya merepotkan banyak orang, lagi pula itu bukan tempat pribadi, semua orang berhak untuk memakainya.

Budaya beberes ini efeknya positif banget buat saya karena ikut membantu kebersihan dan kerapian fasilitas umum atas dasar rasa saling memiliki, bukan milik sendiri. Ide brilian ini sebenarnya sudah jadi hal biasa di luar negeri, tetapi selalu kena julid oleh orang Indonesia yang malas banget beberes.

Kalo nggak ada kampanye kayak KFC ini, orang-orang Indonesia tambah malas untuk tanggung jawab sama sampah dan bekas alat makan yang disediakan umum ini. Saya akui, kampanye KFC ini cerdas, ada dari usaha waralaba yang cukup banyak digandrungi masyarakat negara ini.

Maka dari itu, saya mengucapkan banyak terima kasih pada KFC atas kampanyenya, kebiasaan ini jadi bisa diterapkan di tempat lainnya.

Penulis: Mohammad Faiz Attoriq
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 5 Rekomendasi Secret Menu KFC, Dijamin Murah dan Kenyang!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version