Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Tenang, Vaksin Covid-19 Aman meski Pakai Bahan Kimia

Alistya Rizky Oktaviani oleh Alistya Rizky Oktaviani
29 Januari 2021
A A
laporcovid-19 vaksinasi covid-19 vaksin nusantara indonesia lepas pandemi ppkm vaksin covid-19 corona obat vaksin covid-19 rapid test swab test covid-19 pandemi corona MOJOK.CO

vaksin corona obat vaksin covid-19 rapid test swab test covid-19 pandemi corona MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Tahun 2021 sudah berjalan tiga minggu. Kondisi pandemi akibat coronavirus yang bermula sejak 2019 mulai menemukan titik terang dengan adanya vaksin Covid-19. Kehadiran vaksin diharapkan bisa menjadi tameng bagi orang-orang yang masih belum terpapar sehingga risiko penularan menurun dan coronavirus bisa hilang.

Kabar gembira ini sayangnya tidak disambut baik oleh semua orang. Para antivaxx tidak mau menjalani vaksinasi dengan dalih kandungan vaksin Covid-19 berupa bahan kimia. Mereka lebih memilih menggunakan obat tradisional atau rebusan tanaman dalam menghindari coronavirus.

Sejujurnya, saya tidak paham dengan istilah bahan kimia yang mereka gunakan. Kalau saya menjawab semua hal di dunia sebenarnya mengandung unsur kimia termasuk tanaman, mereka akan membalas maksud mereka adalah senyawa kimia dari farmasi.

Sudah pernah lihat tabel periodik yang dijual di toko buku? Senyawa kimia dari alam dan sintesis manusia sama-sama punya salah satu unsur yang tercantum di tabel periodik. Obyek yang terasa paling alami juga mengandung unsur kimia. Jika saya bilang dalam gelasmu ada dihidrogen monoksida, apakah selamanya kamu tidak mau minum air mineral?

Lalu, pertanyaan selanjutnya adalah apa beda senyawa kimia di alam dengan yang disintesis oleh industri? Jangan berharap saya jawab tidak ada, karena pasti ada bedanya.

Perbedaan mendasar terletak di proses pembuatannya. Senyawa kimia di alam tidak melibatkan campur tangan manusia. Jika kamu ingat fotosintesis, maka kamu sudah tahu salah satu proses pembentukan senyawa kimia di alam. Sedangkan, proses sintesis senyawa kimia di laboratorium distimulasi oleh manusia dan diharapkan bisa menghasilkan senyawa yang diinginkan.

Adanya keterlibatan manusia dalam sintesis senyawa kimia didasari dengan adanya perbedaan jumlah yang tersedia di alam dan kebutuhan produksi. Ekstraksi senyawa kimia dari alam biasanya bersumber dari tanaman, hewan, dan mineral. Dalam ketiga sumber tersebut, kandungan senyawa kimia yang diinginkan biasanya tidak terlalu banyak. Adanya perbedaan perlakuan juga dapat mempengaruhi kemurnian senyawa tersebut.

Untuk mengatasi hal itu, akhirnya manusia punya ide untuk melakukan proses sintesis sendiri. Permasalahan supply and demand khususnya dalam bidang pengobatan bisa teratasi dengan adanya proses sintesis di dalam laboratorium. Tidak ada lagi cerita industri farmasi membutuhkan berhektar-hektar tanaman willow untuk produksi obat pereda nyeri.

Baca Juga:

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Senyawa kimia dari alam terkadang tidak bisa memenuhi kebutuhan dengan tepat. Contohnya, sebuah industri farmasi membutuhkan senyawa yang bisa diserap oleh pencernaan dalam waktu satu menit sedangkan senyawa kimia yang terekstraksi dari alam baru bisa diserap dalam lima menit.

Kondisi seperti ini yang menjadi alasan adanya modifikasi dengan sintesis di laboratorium. Berbagai macam variasi turunan senyawa kimia juga memberikan pilihan alternatif untuk pengobatan sesuai dengan kondisi pasien.

Penjelasan panjang lebar di atas sebenarnya dimaksudkan untuk memberikan pemahaman ke masyarakat bahwa istilah senyawa kimia tidak selalu tentang hal-hal di laboratorium.

Dalam kondisi tertentu, tubuh membutuhkan “asupan” senyawa kimia dari luar. Apalagi terkait kebutuhan pengobatan. Adanya campur tangan manusia dalam sintesis senyawa kimia diharapkan bisa menyelesaikan permasalahan yang sedang dialami oleh tubuh sesuai kebutuhan. Sehingga tidak masalah apabila kamu mengkonsumsi senyawa kimia dari industri farmasi dalam artian obat-obatan.

Senyawa kimia akan menjadi berbahaya jika berlebihan dalam menggunakan. Sebaliknya, penggunaan yang kurang juga bisa menimbulkan risiko tersendiri apabila tubuh membutuhkan. Hal ini tidak hanya berlaku untuk senyawa kimia yang disintesis di laboratorium, tetapi juga senyawa kimia yang ada di alam.

Misalnya, dalam kondisi pandemi seperti ini. Tubuh membutuhkan stimulus yang mampu mengaktifkan antibodi untuk melawan coronavirus. Stimulus tersebut tidak lain tidak bukan adalah vaksin.

Oleh karena itu, jangan khawatir berlebihan tentang vaksin Covid-19 karena mengandung bahan kimia. Toh semua yang kita makan dan minum adalah senyawa kimia. Bahkan udara yang kita hirup juga senyawa kimia. Dengan berpartisipasi dalam vaksinasi, kamu sudah ikut membantu populasi manusia memerangi coronavirus.

Apa? Masih tidak mau vaksin dan kekeuh tidak mau konsumsi senyawa kimia apa pun penjelasannya? Semoga kamu bukan orang-orang penggemar gorengan pinggir jalan yang dimasak pakai minyak bekas goreng berpuluh kali.

BACA JUGA Saya Disuntik Vaksin Covid-19 dan Nggak Jadi Buaya dan tulisan Alistya Rizky Oktaviani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 Januari 2021 oleh

Alistya Rizky Oktaviani

Alistya Rizky Oktaviani

Anak farmasi asli.

ArtikelTerkait

Tipe-tipe Orang Ketika Dibonceng di Motor

Tipe-tipe Orang Diboncengin Naik Motor yang Bikin Gemes

10 Januari 2021
Alasan Orang Jogja Malas Kulineran di Kopi Klotok Mojok.co

Alasan Orang Jogja Malas Kulineran di Kopi Klotok

6 November 2024
kapan wisuda

Mahasiswa Tingkat Akhir dan Pertanyaan Kapan Wisuda

20 Mei 2019
5 Alasan yang Membuat Saya Nggak Menyesal Kuliah di Malang  Mojok.co wisata di malang surabaya

Malang Memang “Surga” bagi Warga Surabaya, tapi Jangan Kaget dengan Lalu Lintasnya

2 Desember 2024
lingsir wengi ponggol setan hantu tuselak mojok

‘Tuselak’, Hantu Asal Lombok yang Hampir Punah

23 Juli 2020
MNC Merusak Euforia Nobar Timnas U-23 Langkah Berbahaya! (Unsplash)

MNC Melarang Fans Timnas Indonesia Nobar Timnas U-23 Bisa Menjadi Blunder Terbesar Bagi Mereka

28 April 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.