Beda dengan jika kita datang saat sepi atau bahkan kosong, lalu tidak lama calon pembeli berdatangan. Ada banyak aspek menyenangkan yang kemudian secara tidak disengaja, membuat kejadian ini lebih membekas di memori.
Misalnya saja, pikiran bersyukur datang awal karena bayangkan saja jika telat sedikit, kitalah satu orang di antrean itu. Jika saja itu terjadi, kita jadi perlu waktu lebih lama untuk mendapatkan pelayanan.
Sensory memory
Ingatan kita juga cenderung lebih perhatian pada perubahan. Suasana tempat makan yang tadinya sepi, jika berlanjut sepi hingga kita selesai, terasa biasa saja. Konstan. Berbeda dengan yang berangsur-angsur atau apalagi jika mendadak menjadi riuh dan penuh kedatangan orang bersamaan. Indra kita turut berperan menguatkan memori di sini, pada contoh tadi pendengaran dan penglihatan.
Datang ke tempat makan di waktu yang tepat
Kita bahkan mungkin hanya datang sedikit lebih cepat dari jam sibuk tempat makan tersebut. Kita juga pasti tidak kalah sering menjadi salah satu dari orang di antrean, karena pasti ada juga orang lain yang datang pertama kali di kisaran waktu tiba kita.
***
Mungkin saja satu, dua, sepuluh, seratus tahun lagi, akan ada penjelasan ilmiah yang melengkapi atau bahkan menyanggah hal di atas, dan saya terbuka untuk menerima itu nantinya.
Misal saja, ternyata terbukti memang beberapa di antara kita memancarkan sinar skeoeodialet lebih kuat dari orang lainnya. Sinar ini dijelaskan mampu mendatangkan calon pembeli lain dari radius sekian meter. Misalnya, lho. Soalnya itu tadi saya ngetik namanya ngasal doang.
Penulis: Annisa Rakhmadini
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 9 Hal di Warung Makan yang Bikin Pembeli Ogah Balik Lagi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.