Meski harganya bertambah begitu masuk mal, Teh Tong Tji tetap jadi waralaba yang paling dicari orang.
Ketika berkunjung ke pusat perbelanjaan (baca: mal), sejatinya tak semua orang memiliki tujuan berbelanja. Satu dua, hanya ingin cuci mata sambil jalan-jalan sejenak. Sebab, kerja dan beraktivitas terus adalah hal yang melelahkan. Sesekali kita perlu memberi pelayanan manis pada indra penglihatan.
Akan tetapi ketika langkah kaki mengarah ke penjuru mal, sering kali ada panggilan alam yang berasal dari perut. Berbunyi nyaring meneriakkan makanan, atau setidaknya menghilangkan dahaga.
Nah, kalau sudah begini, bagi kaum mendang-mending, jajan di mal memang cukup menguras isi dompet. Apalagi kalau niatnya makan berat. Tambahkan lagi beli minuman sebagai pelicin kerongkongan. Padahal buat makan saja sudah mahal. Itulah mengapa sebagian orang cenderung membeli alternatif minuman dengan harga ekonomis saat sedang jalan-jalan di mal.
Beberapa minuman ekonomis yang kerap menjadi penyelamat bagi kaum mendang-mending di mal adalah teh-teh seperti Teh Gopek, Tong Tji, atau Teh Poci. Tapi sayangnya, teh-teh tersebut agaknya harus mulai merelakan predikat “minuman ekonomis”, mengingat range harganya sudah tak lagi merakyat.
Daftar Isi
Harga Teh Tong Tji sudah tak lagi ekonomis, sekarang seharga kopi di coffee shop
Beberapa waktu lalu, saya sempat berkunjung ke Pakuwon Trade Center (PTC), salah satu kawasan mal elit di Kota Pahlawan. Selain berjalan-jalan, tentu saja saya menyempatkan diri melangkah ke area food station demi menggugurkan kewajiban mengisi perut di malam hari.
Sekali lagi, dengan alibi mencari minuman ekonomis, saya memutuskan berbelok ke booth Teh Tong Tji. Maklum, harus nabung ya, Gaes, jadi saya memilih minuman yang pasti-pasti saja.
Begitu melihat daftar menu, saya mengerjap, lalu bicara dalam hati. Lha, ini mah nggak ada ekonomis-ekonomisnya. Harganya hampir sama kayak satu cup kopi yang ada di coffee shop hits. Fyi, satu gelas Teh Tong Tji varian lemon tea dibanderol seharga Rp18 ribu, Begitu juga dengan teh tarik yang masuk dalam klasifikasi milky tea, dipatok seharga Rp20 ribu.
Untuk sebuah store di mal, sebenarnya harga ini memang masih masuk akal. Tapi kalau melihat identitas Teh Tong Tji sebagai salah satu alternatif minuman terjangkau yang dulunya dibanderol seharga Rp7 ribu hingga Rp10 ribu, saya jadi mempertanyakan kembali sisi ekonomis minuman ini.
Packagingnya lebih proper
Jujur saja, saya jadi memperhatikan perubahan apa saja yang tampak dari teh satu ini. Yang paling mencolok adalah packagingnya yang memang berganti desain.
Tampilan gelas plastik mereka memang didesain ulang. Terlihat lebih fancy dan mampu bersaing dengan merek minuman lain yang biasanya ada di mal-mal besar, tak terkecuali PTC yang saat itu sedang saya kunjungi. Sebab, mal yang berada di kawasan Surabaya barat ini memang digadang-gadang sebagai salah satu mal terbesar di Indonesia.
Kendati hanya tampilan luar, rasanya perubahan desain kemasan Teh Tong Tji ini mampu menarik perhatian pembeli. Soalnya membuat Tong Tji terlihat lebih eksklusif.
Masih jadi waralaba paling eksis di pusat perbelanjaan
Siapa pula yang nggak kenal Teh Tong Tji. Kendati kini mulai mengalami peningkatan harga jual, waralaba satu ini nggak pernah absen dari deretan kedai minuman favorit di berbagai pusat perbelanjaan. Meski banyak produk serupa yang muncul, kehadiran Tong Tji masih berhasil menarik perhatian pengunjung mal yang haus akan kesegaran.
Pada akhirnya, dengan daun teh pilihan dan inovasinya, Teh Tong Tji tetap menjadi primadona. Bukan cuma soal rasanya, pengalaman ngeteh di booth Tong Tji juga memiliki daya tarik tersendiri.
Penulis: Chusnul Awalia Rahmah
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Cara Menyelamatkan Bisnis Es Teh Jumbo yang Katanya Merangkak Menuju Kebangkrutan.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.