Di Purbalingga setidaknya ada dua merek teh yang sama-sama terkenal yakni Teh Kota dan Teh Desa. Keduanya memiliki target pasar yang cenderung mirip, yakni warga biasa yang haus dan memerlukan asupan es teh segara. Itu mengapa gerai kedua gerai ini sangat mudah ditemukan di pinggir jalan.
Walau punya nama dan warna yang mirip, kedua merek es teh itu tidak berasal dari perusahaan atau grup yang sama. Teh Kota berasal dari Blora ini terlebih dahulu hadir dan mewarnai bisnis es teh di Purbalingga. Sementara itu, Teh Desa merupakan merek asal Banyumas yang lebih dahulu menjamur di Purwokerto. Kalau mampir ke Purwokerto, kalian akan lebih mudah menemukan gerai es teh ini daripada Mixue yang terkenal itu.
Seolah tidak puas hanya dengan menguasai pasar Purwokerto, Teh Desa berusaha masuk pasar Purbalingga. Sebagai konsumen, saya sebenarnya senang-senang saja semakin banyak varian produk es teh. Namun, dari sisi bisnis, kejadian ini mungkin kurang menyenangkan ya. Mengingat, kedua merek itu memiliki produk dan pasar yang mirip.
Daftar Isi
Sama-sama es teh dan berwarna hijau
Kalau tidak cermat, konsumen mungkin bisa tertukar antara Teh Kota dan Teh Desa, warna merek yang mirip, yakni sama-sama hijau. Perbedaannya, Teh Desa menggunakan hijau tua, sementara Teh Kota menggunakan hijau muda. Sebenarnya dari jauh dua merek es teh ini sudah bisa dibedakan sih. Hanya saja, bagi orang yang tidak tau ada dua jenis es teh di Purbalingga, bisa saja tertukar kalau tidak jeli.
Lebih murah Teh Desa daripada Teh Kota
Selain produk yang ditawarkan sama, kedua merek ini mematok harga yang murah. Bagi mahasiswa low budget seperti saya, tentu senang semakin banyak pilihan es teh yang ramah di kantong. Apalagi ketika akhir bulan.
Setelah saya cermati, harga Teh Desa sedikit lebih murah daripada Teh Kota. Kalian cukup mengeluarkan Rp2.500 saja untuk mendapatkan Jasmine Tea Teh Desa. Sementara Jasmine Tea Teh Kota seharga Rp3.000 atau lebih mahal Rp500 saja. Harga Teh Desa memang lebih murah, tapi berdasar pengamatan saya, peminatnya lebih sedikit. Mungkin karena Teh Kota sudah terlebih dahulu menguasai pasar Purbalingga ya, jadi pasarnya sudah terbentuk.
Kalau ingin benar-benar mengetahui perbedaaan antara dua merek itu, kalian bisa mencermati menunya. Teh Kota menyediakan varian menu rasa kopi, sementara Teh Desa tidak. Coffee series ada empat macam, yaitu vietnam coffee, creamy macchiato, avocado coffee dan vanilla latte. Jadi buat pembeli yang sedang bosan dengan es teh dan berbagai varian rasanya, kalian bisa memesan kopi di gerai Teh Kota.
Di atas pengamatan saya mengenai persaingan dua merek es teh di Purbalingga. Keduanya tidak berasal dari Purbalingga, tapi mampu menguasai pasar es teh di sana. Walau punya pasar dan harga yang mirip, terlihat Teh Kota lebih populer di Purbalingga. Maklum sih, merek itu terlebih dahulu menguasai pasar, bahkan gerai Mixue pun kalah. Namun, Teh Kota patut waspada kalau tidak ingin pasarnya beralih ke Teh Desa. Mengingat teh ini punya harga yang lebih murah dan warna merek dagang yang mirip. Bisa jadi pelanggan beralih ke merek sebelah kalau Teh Kota tidak penuh dengah inovasi.
Penulis: Yanuar Abdillah Setiadi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Es Teh Jumbo Tidak Akan Bernasib Sial seperti Es Kepal Milo
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.