Taman Apsari Surabaya yang disayang arek-arek rusak karena pesta rakyat Pemprov Jatim…
Apa pun dilakukan warga untuk merayakan 80 tahun kemerdekaan Indonesia. Bahkan saat tanggal 17 Agustus sudah lewat, perayaan di beberapa kampung belum usai. Lomba-lomba, bazar warga, doorprize jalan sehat hasil urunan warga, dan keguyuban lain masih berlangsung hingga akhir bulan Agustus. Ini adalah cara warga agar tetap bahagia.
Kalau level RT RW saja bisa bikin Agustusan dengan totalitas, apalagi Pemerintah Provinsi yang memiliki anggaran besar untuk rakyatnya. Terbukti pesta rakyat yang digelar oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur mampu menghadirkan panggung megah. Grup musik beraliran hip-hop dangdut Jawa asal Bantul, NDX A.K.A, berhasil merebut perhatian rakyat Jawa Timur, khususnya warga Surabaya.
Tentu saja warga senang, kapan lagi bisa berjoget tanpa merogoh kocek. Sayangnya, pesta rakyat yang digelar di depan Gedung Grahadi 18 Agustus lalu juga menimbulkan kerugian bagi warga Surabaya. Tenang saja, tulisan ini tidak menyudutkan warga yang ikut menikmati pesta tempo lalu. Kerusakan di Taman Apsari Surabaya akibat pagelaran panggung gratis sudah jelas kesalahan penyelenggara, yaitu Pemprov Jatim.
Panggung besar milik Pemprov, tapi tamannya milik arek Suroboyo
Awas saja kalau ada yang bilang, “Namanya juga pesta rakyat, orangnya pasti banyak”. Tidak, kerusakan itu bukan salah rakyat yang berpesta. Itu kesalahan penyelenggara. Lagi pula mengapa harus memaklumi kerusakan atas nama pesta rakyat?
Penampilan NDX A.K.A 18 Agustus malam adalah acara puncak pesta rakyat yang digelar Pemprov Jatim sejak tanggal 16 Agustus. Selain musik gratis, pesta rakyat Pemprov juga menyediakan 128 rombong kuliner khas Jatim. Masyarakat bisa kulineran gratis di sana.
Tidak ada yang salah dengan inisiatif Pemprov menghibur hati rakyat. Toh rakyat juga berhak menikmati kegembiraan meskipun sesaat. Acara sebesar itu sudah pasti akan mengundang kehadiran ribuan warga Jatim. Masalahnya, mengapa diadakan di lokasi yang tidak sanggup menampung ribuan orang.
Sebagai gambaran, panggung besar diletakkan di Jalan Gubernur Suryo, jalan besar yang memisahkan Istana Grahadi dan Taman Apsari, sebuah taman milik Kota Surabaya yang anggarannya tidak main-main. Jalan Gubernur Suryo memang lebar, tapi kalau untuk menampung ribuan warga tentu tidak masuk akal. Bisa, tapi maksa.
Terbukti, setelah acara usai, sebagian besar tanaman di Taman Apsari Surabaya rusak. Yang repot tentu saja Pemprov, bahkan Ibu Gubernur Jatim sampai turun tangan langsung membantu membenahi. Anggaran sebesar Rp150 juta sudah diberikan sebagai ganti rugi taman yang rusak.
Tetapi ini bukan sekadar perkara ganti rugi. Pemprov mestinya berempati kepada Pemkot Surabaya yang sudah menggelontorkan anggaran besar untuk membangun Taman Apsari.
Sekali lagi ini bukan sekedar ganti rugi, sudah pasti Pemprov bisa mengganti kerusakan. Ini soal minimnya kepekaan Pemprov. Petugas taman kota sudah kerja setengah mati setiap hari merawat tanaman di taman ini, ditambah lagi usaha warga Surabaya untuk menjaga taman kotanya.
Kalau Pemprov Jatim bisa lebih peka dan bijak, daripada Rp150 juta untuk ganti rugi, lebih baik untuk tambahan uang sewa lapangan terbuka. Syukur-syukur Pemprov yang menyewa lapangan, siapa tahu bisa gratis. Lalu 150 juta tadi bisa ditambahkan ke anggaran kuliner gratis.
Taman Apsari Surabaya bukan sekedar taman kota, tapi tempat berkumpulnya komunitas
Taman di Surabaya adalah kebanggaan warga. Julukan “Kota 1000 Taman” memang layak disandang Kota Surabaya. Taman Apsari yang sering disingkat TA oleh arek-arek Suroboyo adalah taman tertua di Surabaya. Lokasinya tepat di seberang Istana Grahadi dan sudah ada sejak masa pemerintahan Belanda.
Di tahun 2016, Taman Apsari secara resmi menjadi aset milik Kota Surabaya. Di tahun 2023, taman kota ini direnovasi besar-besaran. Tujuan tak hanya mempercantik tampilannya, lebih dari itu agar warga Surabaya bisa menggunakan area taman untuk beraktivitas.
Lapangan futsal yang kadang juga jadi lapangan basket itu tak pernah sepi. Setiap hari selalu ada arek-arek yang masih berseragam sekolah bermain bola. Tak jarang juga terlihat grup dance berlatih di dekat patung Gubernur Suryo, sementara sekelompok anak SMP sedang kerja kelompok di bawah pohon rindang. Apalagi di akhir pekan, pemandangan sore hari semakin sejuk melihat anak-anak bermain ayunan ditemani ayah ibunya.
Taman Apsari Surabaya tetap terjaga keasriannya sampai kerusakan terjadi tanggal 18 Agustus lalu, karena memang taman kota menjadi perhatian besar Pemkot dan warga Surabaya. Di tahun 2023, anggaran yang dikeluarkan untuk perbaikan seluruh taman di Surabaya mencapai Rp200 miliar, Taman Apsari adalah salah satunya.
Anggaran tersebut belum termasuk perawatan bulanan dan harian yang dikerjakan oleh petugas taman. Oh ya, petugas di taman selalu ada setiap saat, termasuk di Taman Apsari Surabaya yang tak pernah sepi. Petugas tak pernah membiarkan daun, apalagi sampah mengotori lantai taman. Rasanya kinerja petugas turut membuat warga jadi sungkan dan merasa bersalah untuk buang sampah sembarangan.
Jadi wajar kalau arek-arek marah soal Taman Apsari Surabaya yang rusak akibat pesta rakyat yang diselenggarakan Pemprov. Arek Suroboyo juga bagian dari rakyat Jatim, tapi bukan berarti Pemprov boleh seenaknya menginjak-injak tamannya arek Suroboyo.
Ada banyak pilihan ruang terbuka di Surabaya untuk memanjakan rakyat
Pilihan Pemprov Jatim menggelar pesta rakyat di Kota Surabaya kemungkinan besar karena Surabaya adalah ibu kota provinsi Tapi sayangnya pemilihan lokasinya kurang cerdas, padahal Surabaya punya beberapa lokasi terbuka yang lebih layak menampung ribuan orang dari segala penjuru Jawa Timur.
Seperti yang disebutkan Pemprov, ribuan warga datang untuk menikmati musik dan kuliner gratis. Disebutkan di Pikiran Rakyat Surabaya, Dinas Perhubungan Provinsi Jatim menyiapkan parkir resmi untuk 3500 kendaraan. Bisa dibayangkan ada berapa ribu warga yang memenuhi Jalan Gubernur Suryo hingga Taman Apsari Surabaya.
Mengingat cara Pemprov yang tidak becus memilih lokasi pesta rakyat, siapa tahu tahun depan Pemprov mempertimbangkan lokasi berikut ini. Tenang saja, masih di Surabaya, kok, seperti Taman Apsari.
Lapangan Kodam V Brawijaya
Lapangan Kodam ini lokasinya masih di Surabaya. Aksesnya mudah karena tidak jauh dari pusat kota. Warga juga tidak kesulitan datang ke sana, karena biasanya lapangan ini juga dijadikan tempat konser yang bisa menampung ribuan orang.
Lantaran berada di kawasan militer, maka soal parkir kendaraan tidak menjadi masalah serius. Mengadakan pesta rakyat di sini juga minim risiko ganti rugi fasum. Selain itu, pejabat daerah termasuk Ibu Gubernur juga terjamin keamanannya, karena lokasinya berada di kawasan militer.
Lapangan Bumi Marinir di Karang Pilang bisa jadi opsi selain Taman Apsari Surabaya
Kekurangan lapangan ini adalah jauh dari pusat kota, sudah itu saja. Tapi kalau untuk menggelar pesta rakyat sangat cocok, karena terbukti bisa menampung puluhan ribu manusia. Event musik besar di Surabaya selalu memilih lokasi ini. Soalnya selain luasnya mencapai 12 hektar, tempat parkirnya juga memadai.
Mengadakan acara di sini tidak bakal mengganggu masyarakat sekitar dan bebas risiko ganti rugi taman kota. Soal harga sewa lokasi, masa iya Pemerintah Provinsi tidak diberi tempat di Bumi Marinir.
Gelora Bung Tomo, stadion kebanggaan Jatim
Meskipun dikelola oleh Pemkot Surabaya, tapi Gelora Bung Tomo (GBT) juga menjadi kebanggaan Jawa Timur. Stadion ini pantas dijadikan lokasi pesta rakyat. Tak perlu menggunakan bagian dalam stadionnya karena khawatir merusak rumput lapangan. Pesta rakyat bisa digelar di luar stadion.
Di luar stadion sudah terbentang area parkir dan area terbuka yang luas. Panggung milik Pemprov bisa berdiri tegak dan megah di luar stadion tanpa khawatir.
Di sekitar GBT tidak ada taman kota ataupun fasum, bahkan jauh dari pemukiman warga. Atmosfer di sekitar GBT justru bisa membuat Pemprov bergerak bebas, fokus merancang, dan menata pesta rakyat tanpa khawatir memikirkan ganti rugi. Tinggal Ibu Gubernur kontak Cak Eri untuk dealnya bagaimana.
Meskipun pesta rakyat seperti yang terjadi di Taman Apsari Surabaya kemarin terkesan seperti cinta satu malam pemerintah kepada warganya, pesta rakyat Pemprov Jatim tetap dibutuhkan. Harapannya agar rakyat tetap semangat menyambut pagi dan bersiap menyambut realita kehidupan. Cuma, lain kali tolong dipikirkan lebih matang soal lokasinya. Warga Surabaya pasti menerima dengan sukacita asal hargai kerja keras warga yang sudah membayar pajak dan menjaga keasrian kota.
Penulis: Rina Widowati
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Taman Apsari Surabaya, Pusat Peradaban Muda-Mudi Menandingi Jalan Tunjungan. No Apsari, No Party!
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















