Tak Hanya Sayuran, Musik Pun Lebih Sehat yang Organik

musik organik

musik organik

Pertama kali saya mendengar istilah musik organik adalah saat menonton sebuah video interview di YouTube. Saat itu musisi Addie M.S. menggunakan istilah itu untuk menyebut musik yang dimainkan langsung oleh manusia, dan untuk membedakannya dengan musik digital.

Adapun istilah musik digital sendiri biasanya digunakan untuk menyebut musik yang bunyinya tidak lagi berasal dari instrumen musik yang dimainkan oleh manusia, tetapi musik yang digambar dan diolah dengan menggunakan komputer. Misalnya; suara drum yang dimainkan secara langsung dengan drum sungguhan adalah musik organik. Sedangkan suara drum yang berasal dari komputer adalah musik digital.

Pengertian organik secara sederhana adalah sesuatu yang alami atau sesuatu yang hidup. Kita menggunakan istilah organik untuk musik yang dimainkan secara langsung karena bunyinya lebih alami dibandingkan musik digital.

Dengan kecanggihan teknologi sekarang ini, kadang kita sudah susah membedakan mana musik yang organik dan mana yang digital. Karena suaranya terkadang sudah benar-benar mirip. Tapi jika diteliti lebih mendalam oleh orang yang berpengalaman, pasti akan bisa dibedakan mana musik yang dimainkan langsung oleh manusia dan mana musik yang ditulis menggunakan komputer.

Namun ada lagi musik digital yang memang terang-terangan menyuguhkan bunyi yang khas musik digital dan tak menyerupai musik organik sedikitpun. Saya sendiri tidak begitu mengerti membedakan genre-genre di musik digital. Sebut saja diantaranya; Electronic Music, House Music, EDM, dan lain sebagainya.

Banyak perbedaan pendapat diantara para musisi terkait dengan perkembangan dunia musik saat ini. Setiap perbedaan pendapat biasanya dilatar belakangi oleh pengalaman musikal yang berbeda satu sama lain. Para musisi yang sejak awal terbiasa dengan musik organik, tentu sulit untuk menerima musik digital sebagai musik yang baik. Dan para musisi yang menncintai musik digital merasa bahwa ini adalah bagian dari kemajuan zaman yang mesti diikuti. Bahkan, tak jarang musisi yang menggeluti musik digital awalnya berasal dari musik organik. Itu adalah bagian dari petualangan musikal.

Tapi mungkin jika kita mau jujur; komputer, selain memudahkan banyak pekerjaan kita, juga telah merebut banyak hal dari kehidupan kita sebagai manusia. Sebut saja misalnya robot-robot yang digunakan untuk menyambut tamu. Tidak ada lagi senyum tulus atau senyum palsu yang kita dapatkan. Semuanya terasa hambar dan tidak lagi menyentuh jiwa.

Jika kita bandingkan dengan musik organik dan musik digital. Hal ini mungkin terjadi juga. Ketika seorang pianis misalnya merekam sebuah lagu. Sentuhan jemarinya diatas tuts akan lebih mudah menyentuh perasaan kita. Semua nada yang dimainkannya sebenarnya bisa juga digambar di komputer mendekati permainan yang asli. Tapi pasti ada sesuatu yang hilang di sana. Sama seperti robot penerima tamu yang bisa saja dibuat sangat mirip dengan manusia asli.

Kita bisa saja membantah. Bukankah musik yang digambar dengan komputer juga dikerjakan oleh manusia? Artinya disana seharusnya juga ada sentuhan manusia dong. Benar, tapi yang kita maksudkan disini adalah sesuatu yang lebih dalam lagi. Bahkan kadang-kadang, ketidaksempurnaan dari manusia adalah nilai lebih. Sesuatu yang dikerjakan di komputer seringkali menjadi terlalu sempurna.

Misalnya, batik print dan batik tulis. Batik print mungkin saja lebih rapi dan tanpa cacat. Tapi batik tulis dengan segala kekurangannya malah menjadikannya lebih bernilai. Terkadang ada cat yang terlalu tebal atau keluar dari garis. Tapi itu semua menjadikannya lebih indah. Begitu juga dengan sayuran organik yang mungkin daun-daunnya banyak dimakan ulat karena tidak disemprot pestisida. Tetapi ia jauh lebih menyehatkan ketimbang sayuran yang disemprot dengan bahan-bahan kimia.

Perkembangan zaman memang tak mungkin kita hindari. Tapi jangan sampai kemajuan ini justru menggerus nilai-nilai kehidupan kita sebagai manusia. Tak bisa dipungkiri bahwa musik digital juga telah mewarnai kehidupan kita sehari-hari. Sama halnya dengan sayuran non organik yang sehari-hari telah mencukupi asupan gizi kita. Tak serta merta kita mengatakan bahwa hal itu otomatis buruk bagi kehidupan kita. Tentu ada alasan untuk semua yang sedang terjadi.

Barangkali yang kita butuhkan hanyalah keseimbangan dan kesadaran untuk merawat kemanusiaan kita. Karena jika tanpa adanya kesadaran dan kontrol, kita akan hanyut ditelan kemajuan yang kita ciptakan sendiri. Saya tidak bisa membayangkan jika suatu saat nanti, komputer sudah bisa meniru suara manusia dengan sempurna. Maka kita mungkin akan mendengar sebuah lagu, yang dinyanyikan oleh komputer. Atau jangan-jangan sudah ada?

Exit mobile version