Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Otomotif

Suzuki Lets: Skutik Retro Lawan Honda Scoopy yang Terlalu Singkat untuk Dikenang

Budi oleh Budi
15 Agustus 2023
A A
Suzuki Satria 120 R dan Kenangan Cinta Pertama yang Sulit Dilupakan suzuki gsx r150 Suzuki GSX-S150 Touring Edition suzuki smash titan suzuki lets

Suzuki (Shutterstock.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Suzuki Lets, terlalu singkat untuk dikenang…

Makcrit doang, habis itu hilang. Itulah Suzuki Lets yang pada 2012 diperkenalkan Suzuki untuk bersaing dengan Yamaha Fino dan Honda Scoopy. Namun upaya menyerang yang dilakukan Suzuki berakhir sia-sia. Sebelum ia berhasil menjegal keduanya, Suzuki Lets kudu tumbang dan menghilang. Miris memang.

Hal itu bikin Suzuki Lets agaknya terlalu singkat untuk dikenang. Bahkan untuk beberapa orang, namanya skutik retro punyanya Suzuki amat terasa asing. “Hah, motor apaan ini?” begitu kiranya respons seorang kawan sejawat saat saya menunjukkan gambar si skutik bernam Lets ini.

Desain Suzuki Lets masih masuk akal sebenarnya

Saya sendiri heran kenapa skutik dengan jenama Lets ini nggak begitu disukai “pasar”. Padahal dari segi tampilan, bagi saya, ya nggak jelek-jelek amat. Malahan, jujur, desainnya masih masuk akal untuk dibilang “manis”. Dan ke-manis-an itu makin yahud dengan durability sempurna khas Suzuki.

Dilihat dari mana pun saya tetap cocok-cocok aja sama Suzuki Lets. Ya saya paham, perkara visual memang hal yang subjektif. Tapi satu hal yang kudu dipahami, tampilan Suzuki Lets setidaknya nggak seaneh motor keluaran Suzuki kayak sekarang. Ya gitu lah pokoknya.

Coba lihat betapa compact-nya model lampu depan plus sein yang langsung nge-block di panel depan. Lihat dengan seksama, maka kamu, atau siapa saja mungkin lamat-lamat akan jatuh cinta.

Secara keseluruhan, memang Suzuki Lets garis desainnya kayak skutik retro, seperti Honda Scoopy atau Yamaha Fino. Namun satu hal yang membuatnya istimewa adalah bentuk lampu belakang yang sama kayak Suzuki Inazuma, moge 1300 cc Suzuki yang dulu pernah didapuk sebagai motor tercepat. Bayangkan, ketika kamu menaiki Suzuki Lets, siapa pun bakal menyangka bahwa kamu sedang menunggangi moge bernama Inazuma. Ingat, jika dilihat dari belakang doang.

Bagian lain yang saya suka adalah bentuk velg palang yang cuman tiga tangkai. Selain look-nya simpel dan sporty, urusan membersihkan velg jadi hal yang menyenangkan di skutik ini. Nggak njelimet pokoknya.

Baca Juga:

Pengalaman Pahit Menjadi Mahasiswa Rantau di Jogja ketika Motor Scoopy Saya Disangka Motornya Pelaku Klitih

Pengalaman Menyiksa Honda Scoopy di Jalanan Jogja dan Surabaya yang Selalu Sukses Bikin Pengendara Tersiksa

Sementara di bagian bagasi juga sudah lumayan. Tapi ya itu, nggak usah muluk berharap bagasi seluas NMAX, soalnya dulu belum musim bagasi gede. Meski begitu, bagasi skutik ini yang 5,4 liter sudah lumayan buat menampung jas ujan atau barang bawaan mini. Ruang kaki juga lega, pun, laci-laci di bawah stang sudah tersedia untuk naroh cimol, batagor, recehan uang atau apa pun, kecuali perasaanmu yang ditolak deknen.

Skutik injeksi pertama pada masa itu

Lebih lanjut, sebagai penantang Honda Scoopy atau Yamaha Fino sebenarnya Suzuki Lets layak untuk petantang-petenteng dari kedua saingannya. Sebab, Lets-lah skutik retro yang pertama kali menyematkan teknologi injeksi di sistem pencampuran bahan bakar. Berbeda sama Honda atau pun Yamaha masih setia sama karburator di lini retronya saat itu.

Alhasil, Suzuki Lets mendapat predikat skutik paling irit atas teknologi injeksi yang dipakai. Walau kapasitas tangki bahan bakar cuman muat 3,5 liter saja. Pokoknya nggak perlu risau saat mau jalan ke mana juga. Lha wong irit kok.

Meski irit, tak serta merta tenaga jadi loyo. Ingat, ini Suzuki, soal mesin, nggak pernah main-main. Lets sendiri ditanami mesin SOHC 2 klep dengan kapasitas 113 cc dari hasil paduan bore 51 mm dan stroke 55,2 mm serta memiliki rasio kompresi 9,4:1 yang membuat pemiliknya tak perlu punya rasa was-was (takut mesin ngelitik) saat mengisi Pertalite. Pokoknya, mesin Suzuki Lets amat powerful untuk ukuran skutik retro, mau diajak ke mana juga pasti dijabanin sama ini motor. Namun, sekali lagi, saya heran kenapa produk manteb begini nggak begitu diminati pada saat itu.

Bobot ringan dan diklaim nyaman

Sementara dari sisi riding experience, si Lets juga enak (kata beberapa yang pernah naik). Peredaman suspensi empuk baik yang depan maupun belakang meski ban yang dipakai nggak tebal-tebal amat yakni ukuran 70/90 ring 14 inci depan, dan belakang punya ukuran 80/90-14.

Suzuki patut mendapat apresiasi sebab memberikan shock teleskopik dengan keempukan yang bisa dikatakan nyaman. Pun, shock belakang walaupun cuman monoshock juga terbilang nyaman.

Oh iya, nggak usah ngarep speedometer digital ataupun USB charger sama si Lets. Lha gimana ya, waktu motor ini “keluar” belum usum begitu og. Saat itu, speedometer analog saja sudah mumpuni. Pun, bagian pengereman cakram dengan kaliper satu piston, sementara belakang tromol juga pakem-pakem aja untuk ukuran matic, apalagi waktu dulu.

Jadi konklusi dari sisi kenyaman berkendara si Lets boleh dibilang menyenangkan mengingat skutik ini punya suspensi empuk, stang pas di tangan nggak ketinggian serta jok lumayan tebal busanya. Dan satu lagi yang kudu digaris bawahi, Lets punya bobot ringan yakni 90 kg saja.

Terus harga Suzuki Lets seken berapa sekarang?

Dulu, Suzuki Lets hanya dipasarkan antara 2012 sampai dengan 2014. Amat sayang sebenarnya pihak Suzuki nggak melakukan facelift untuk skutik yang bisa dibilang “bagus”. Tapi apa mau dikata, mungkin, saat itu respons pasar memang nggak meriah-meriah amat sama skutik Suzuki ini.

Dan tentu saja, dampak singkatnya penjualan Suzuki Lets yang kurang laku membuatnya sekarang ini jadi agak langka. Dan di tangan makelar, harga Lets nggak bisa dibilang murah untuk skutik dengan usia 10 tahun (untuk yang keluaran 2012). Kata rare atau unik selalu disematkan saat ada yang menjual Suzuki Lets. Nah, jika ada yang bertanya “berapa sih harga seken Suzuki Lets sekarang?”

Jawabannya adalah harganya gelap tergantung kondisi. Namun ketika ada yang tanya lagi apakah worth it membeli si Lets seken untuk dipakai daily use? Tentu saja saya akan menjawab nggak. Sebab kelangkaan unitnya menjadikan harga spareparts susah dan juga mahal. Apalagi ini Suzuki yang meski dicap awet, tapi tetap saja nggak bisa menutup mata soal harga spareparts yang memang mahal-mahal harganya.

Penulis: Budi
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Review Honda PCX 150 Setelah Setahun Pemakaian

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 15 Agustus 2023 oleh

Tags: kompetitormaticretroScoopysuzuki lets
Budi

Budi

Suka minum es teh.

ArtikelTerkait

yamaha x-ride mojok

Yamaha X-Ride, Skutik dengan Mesin yang Ringkih dan Aleman

18 November 2020
ha milik tanah klitih tingkat kemiskinan jogja klitih warga jogja lagu tentang jogja sesuatu di jogja yogyakarta kla project nostalgia perusak jogja terminal mojok

Klitih kok Naik Scoopy, Ora Mashok, Bos!

4 Februari 2021
Kuliah Merantau di Jogja, eh Dikira Klitih karena Pakai Scoopy (Unsplash)

Pengalaman Pahit Menjadi Mahasiswa Rantau di Jogja ketika Motor Scoopy Saya Disangka Motornya Pelaku Klitih

3 November 2025
Honda verza 150 rangka esaf patah

Honda, Jaga Kualitas Motormu, Jangan Biarkan para Loyalismu Berpaling!

6 Agustus 2023
Surat Cinta untuk Motor Honda Scoopy Saya yang Genap Berusia 6 Tahun MOJOK.CO

Surat Cinta untuk Motor Honda Scoopy Saya yang Genap Berusia 6 Tahun

13 Agustus 2020
Yamaha gear 125 yamaha f1zr mojok

Yamaha Gear 125, Calon Primadona Tunggangan Kurir Paket dan Delivery Makanan

9 Desember 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.