Upah Minimum Regional (UMR) merupakan patokan standar penghasilan seseorang setiap bulannya. Di Cianjur, UMR dipatok sebesar Rp2.893.299, cukup besar untuk ukuran hidup di kabupaten. Akan tetapi, ternyata tidak banyak orang yang bisa menggapai gaji tersebut.
Lho, kok bisa?
Bagi sebagian orang seperti saya, butuh kerja ekstra untuk bisa mencapai gaji UMR. Mereka harus memiliki pekerjaan sampingan, berdagang, dan bisnis lainnya untuk bisa menambal gaji yang terbilang masih rendah. Umumnya, mereka adalah pekerja kreatif, pegawai kafe, sampai pekerja swasta.
Pekerja kreatif harus memutar otak lebih keras untuk bisa mendapatkan penghasilan yang layak di Cianjur. Terlebih, yang saya rasakan di Cianjur, pekerja digital dan kreatif seolah tidak dihargai, membuat desain website bisa diberi harga yang nggak ngotak, bahkan untuk desain grafis pun kerap diremehkan.
Alhasil, pekerja kreatif perlu menajamkan sisi kreatifnya dalam mencari uang. Bisa dengan menjadi reseller produk, afiliator, dan lain sebagainya. Tetapi, tentu hal itu akan sangat melelahkan, akan ada banyak tenaga dan waktu yang harus dikeluarkan lebih dari sebelumnya.
Daftar Isi
Pekerja kafe pun tak dapat gaji UMR Cianjur
Selain itu, para pekerja kafe pun jadi salah satu sektor yang sulit mendapatkan gaji UMR di Cianjur. Untuk kedai kopi lokal, rata-rata mereka mendapatkan gaji sebesar Rp1,5 juta sampai Rp2 juta. Memang ada beberapa pekerja kafe yang mendapatkan gaji UMR, namun untuk kafe kelas nasional yang buka cabang di Cianjur.
Sama seperti sebelumnya, mereka yang bekerja di kafe baik sebagai barista atau kasir harus memutar otak untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Ada yang jual buket bunga, ada juga yang jual pulsa, dan lain sebagainya. Mereka benar-benar pejuang cuan yang sesungguhnya.
Nasib yang berbeda
Meskipun begitu, masih ada orang-orang yang mampu mendapatkan gaji UMR atau bahkan di atas UMR Cianjur. Salah satu di antaranya adalah Pegawai Negeri Sipil alias PNS. Jelas, penghasilan mereka dijamin dan ditanggung oleh negara, yang berasal dari pajak masyarakat yang dipungut setiap tahunnya.
Karyawan kantor untuk perusahaan nasional pun jadi orang yang beruntung untuk mendapatkan gaji UMR. Misalnya, pegawai minimarket. Setiap bulannya, mereka tidak akan pernah kekurangan dalam mendapatkan gaji, sehingga kita tidak akan pernah melihat ada pegawai minimarket ikut demo kenaikan gaji.
Eh, apa saya aja yang nggak tahu ya?
Pegawai pabrik pun jadi salah satu jenis pekerjaan yang diidam-idamkan di Cianjur karena mendapatkan gaji UMR setiap bulannya. Selain itu, umumnya buruh pabrik lah yang memperjuangkan kenaikan gaji setiap tahunnya. Akan tetapi, bagi saya, bekerja di pabrik agak sulit mendapatkan jenjang karier yang lebih tinggi.
Pesan moral untuk orang Cianjur
Tapi dari ini semua, ada pesan yang tidak boleh dilupakan oleh setiap orang, baik di Cianjur atau bukan, yaitu pengembangan skill. Mau itu bekerja di pabrik atau bekerja di start up, jika Anda tidak mengembangkan skill tentu akan stuck di situasi yang sama bahkan hingga bertahun-tahun. Mereka yang bekerja sekadar bekerja, akan merasa hampa dan kesulitan ketika masa pensiun tiba. Sehingga bagi saya, sayang terpenting adalah pengembagan skill yang harus terus diasah sehingga bisa menjadi investasi jangka panjang dalam menghadapi situasi-situasi sulit.
Jangan sampai bekerja hanya untuk mendapatkan uang lalu tidur. Jika hal itu dilakukan sampai bertahun-tahun, bisa-bisa kita bakal kere di masa tua. Tidak memiliki investasi, tidak memiliki legacy yang layak diwariskan kepada keturunan kita.
Apa susahnya sih belajar banyak hal? Nggak berat dibawa-bawa juga, kan. Jadi, semua ini tergantung apa? Ya! Mindset!
Penulis: Muhammad Afsal Fauzan S.
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Saya Bisa Menghasilkan Uang di Atas UMR Cianjur Cuma Bermodalkan Chromebook Seharga Rp2 Jutaan