Surat Terbuka untuk yang Tidak Lolos SBMPTN

tidak lolos sbmptn

tidak lolos sbmptn

Salam wahai sahabat-sahabatku yang baik hatinya,

Apa kabar? Semoga kalian baik-baik saja. Walaupun mungkin sekarang kalian sedang galau segalau-galaunya. Tidak lolos SBMPTN memang sesuatu yang menyakitkan. Sesakit apa—saya yang tidak pernah ikut SBMPTN ini mungkin tidak akan pernah mengerti.

Saya tau kalian sudah lama menantikan pengumuman ini. Mungkin juga diwarnai was-was dan deg-degan yang terus menyertai. Berharap bisa menjadi mahasiswa perguruan tinggi. Apalah daya. Hasilnya tidak sesuai ekspektasi. Tapi jangan patah semangat, bisa dicoba lagi.

Perjalanan kalian untuk sampai di titik ini juga saya yakin pasti tidak mudah. Kebanyakan dari kalian ikut SBMPTN pasti karena tidak berhasil masuk jalur SNMPTN. Tapi lagi-lagi kalian harus menerima sesuatu yang tidak diharapkan. Saya mungkin tidak tau rasanya tidak lolos seleksi masuk perguruan tinggi. Tapi untuk mengerti rasanya gagal berkali-kali, saya mungkin sudah terlatih. Sakit memang, tapi mau gimana lagi. Tidak bisa diulang.

Saya juga tahu, banyak dari kalian yang sudah berusaha sekuat tenaga. Mutusin pacar untuk fokus menghadapi ujian, mengurangi main game online dan belajar mati-matian supaya bisa diterima di universitas negeri. Mungkin bahkan banyak dari kalian yang sudah mengikuti kursus dari berbagai lembaga bimbel. Sayang sekali kata-kata manis yang mereka ucapkan tidak terjadi.

Saya mengerti kalau kalian sedang bersedih. Itu hal yang wajar. Silahkan bersedih. Menangislah sejadi-jadinya kalau bisa menenangkan hati. Menghibur diri itu tidak ada salahnya. Selama yang kita lakukan itu positif, kenapa tidak. Tapi ingat, jangan pakai narkoba. Apalagi nyalahin Pak Jokowi.

Tidak usah berkecil hati. Hidup tidak berhenti sampai disini. Kalau memang masih bertekad untuk menjadi mahasiswa di kampus negeri, kalian masih bisa ikut seleksi mandiri. Walaupun seleksi mandiri itu tidak lebih mudah. Bahkan cenderung lebih susah. Bukan hanya harus bersaing dengan calon mahasiswa lain di ruang ujian, tapi juga kemungkinan harus bersaing dengan yang punya orang dalam. Jadi kalau kalian bukan anak pejabat atau tidak punya kenalan di kampus yang kalian tuju, berdoalah agar penyelenggaraan seleksi mandirinya tidak ada nepotisme. Berdoa juga agar kalian bisa lolos seleksi dan bisa diterima jadi mahasiswa.

Kalian juga bisa masuk kampus swasta. Mungkin dengan membayar uang kuliah yang lebih mahal. Tapi apalah arti materil dibandingkan dengan cita-cita, kan? Atau mungkin kalian mau merintis usaha saja. Siapa tau bisa menjadi pebisinis yang ulung. Sukses itu bisa diraih dengan banyak jalan. Lagian, jadi mahasiswa itu tidak terlalu enak. Banyak masalahnya. Belum lagi harus memikirkan uang kuliah yang harus dibayarkan tiap semesternya.

Saya tau ini tidak mudah. Kalian kecewa. Mungkin orang tuamu juga kecewa. Tapi saya yakin orang tua yang baik pasti mengerti. Yang kalian lalui itu tidak mudah. Kalian juga sudah berusaha semampu kalian.

Kata orang bijak, dibalik masalah itu pasti ada hikmahnya. Kata-kata indah yang selalu digunakan untuk menghibur diri.

Mungkin salahsatunya kalian tidak perlu keluar uang untuk bayar uang kuliah. Apalagi kalau saya perhatikan uang kuliah semakin mahal tiap tahunnya. Tapi pastinya kalau disuruh memilih, kalian pasti ingin lolos walaupun harus membayar uang kuliah yang mahal.

Tuhan mungkin sedang mempersiapkan yang lebih baik untuk kalian. Kalian harus tau, dengan kalian tidak lolos SBMPTN, artinya kalian memberikan kursi yang seharusnya menjadi milik kalian kepada yang lolos SBMPTN. Coba saja kalau kalian yang lolos, mungkin yang akan bersedih sekarang ini adalah mereka. Dan mungkin saja, mereka tidak akan sekuat kalian saat mereka tidak lolos.

Kalian juga bisa belajar bahwa tidak semua yang ada di hidup ini berjalan sesuai ekspektasi yang kita inginkan. Kegagalan itu pasti ada karena semua orang punya jatah untuk gagal. Dan bersyukur, jatah gagal kalian sudah berkurang.

Ini pertama kali saya menulis surat terbuka. Satu-satunya surat yang pernah saya tulis adalah surat izin tidak bisa masuk sekolah dengan alasan sakit. Itu juga saya tidak betul-betul sakit. Saya cuma takut sama guru karena tidak mengerjakan tugas.

Jadi, mohon maaf kalau surat ini terkesan basi dan penuh dengan motivasi yang sudah bosan untuk kalian dengar. Tetap semangat. Semoga diberi jalan yang lebih baik.

 

Salam,

Dari saya yang pernah diterima jadi mahasiswa lewat jalur undangan.

Exit mobile version