Sebagai orang yang dulu sangat menikmati motor Honda Karisma, saya sempat sedikit kecewa. Iya, sedikit saja. Saya bisa memahami kalau Karisma memang lebih tua jika membandingkannya dengan Honda Supra X 125. Ketika Honda resmi tidak memproduksi Karisma, lagi, mereka mulai memasarkan Supra X 125.
Apalagi saat itu, Supra X 125 adalah motor Honda pertama mempunyai sistem injeksi. Perpaduan tone untuk bodinya juga terlihat lebih segar dan modern. Saya masih ingat saat itu adik saya membeli Supra X 125 dan sudah merasa jemawa hanya karena motornya “lebih muda”.
Bahkan dia berani-beraninya menganjurkan untuk menjual Karisma 2002 saya lalu ganti motor yang sama dengan dirinya. Ya maaf saja, sebagai ultras Karisma, hati saya tak mudah goyah. Maklum, saya merawat dan memperjuangkan motor ini sepenuh hati. Bahkan sampai 2023, mesin Karisma saya masih terasa “segar”. Sementara itu, adik saya sudah menjual motornya lalu ganti motor matik. Dasar bocil tua nggak setia.
Pantat bahenol Karisma kayak pantat bebek
Bukan cuma di circle keluarga, ledekan kepada Honda Karisma, juga terjadi di lingkaran pertemanan. Saat itu, banyak yang meledek pengendara Karisma adalah bapak-bapak PNS. Sudah CC-nya kecil, nggak bisa lari lagi. Sialnya, di dekat rumah saya, banyak tukang tarik iuran koperasi yang pakainya Karisma.
Sementara itu, banyak yang menganggap Supra X 125 sebagai motor modern pada zamannya. Tampilannya ketika bagian shock dipendekkan memang lebih cantik. Sementara itu, “pantat” Karisma memang lebih bahenol. Makanya kurang cocok kalau, misalnya, diceperin.
Iya, suatu kali, karena pengin terlihat mengikuti zaman, saya pernah menceperkan Karisma. Celakanya, motor saya malah terlihat bantat dengan “pantat yang turun” dan sungguh menggoda untuk disepak itu. Mau modifikasi bodi, tapi saya sayang sama biayanya.
Akhirnya, karena nggak tahan sama ledekan soal “pantat bebek”, saya kembalikan modifikasi ke default. Saya amati motor ini lekat-lekat dalam waktu lama. Saya lantas membatin, apa sih yang membuat kita “jatuh cinta” kepada benda mati?
Supra 125 X memang oke, tapi saya nggak beralih ke lain mesin
Setelah memikirkannya agak lama, jawabannya ternyata sederhana. Semuanya soal kecocokan dan kenyamanan. Sebagai sama-sama produk Honda, Karisma dan Supra X 125 sama-sama menyodorkan kenyamanan berkendara. Lagipula, keduanya juga sangat irit.
Saya mengisi bensin setiap 4 atau 5 hari sekali. Pertamax Rp20 ribu saja. Untuk Sabtu dan Minggu, saya ada di rumah. Ada yang bilang irit karena jarang ngebut. Nah, ini saya nggak tahu hitungannya gimana. Namun, kalau pakai Karisma atau Honda Supra X 125 memang paling enak jalan santai di 60 sampai 70 km/jam.
Yah, pada akhirnya, untuk kelas bebek, beberapa kelebihan menjadi pesona tersendiri. Misalnya, mesinnya halus, perpindahan gigi juga lancar, dan suspensi enak. Dan yang pasti, semua komponen jadi awet. Syaratnya cuma satu: merawatnya dengan baik.
Namun, terakhir, kalau membandingkan, berdasarkan kecocokan, Karisma masih lebih mantab. Ini saya membandingkan dengan Supra X 125, ya. Bukan dengan motor lain. Apalagi yang usia lebih muda.
Penulis: Yamadipati Seno
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Motor Honda Supra X 100: Motor Tua dengan Sejuta Kenangan