Setelah menonton podcast Praz Teguh bersama Inyong, saya semakin yakin jika suku Betawi memang terlahir sebagai storyteller sejati. Pasalnya ketika saya menonton podcast tersebut memang larut dengan cerita yang dinarasikan oleh Inyong. Saya juga yakin Praz Teguh pun sangat senang, karena tidak perlu banyak effort untuk memberikan pertanyaan.
Memang kalo diperhatikan orang dari suku Betawi ini rata-rata pandai bercerita. Kita sebut saja Benyamin Sueb, Mpok Nori, Komeng, dan masih banyak lagi. Mereka semua memiliki skill storytelling yang jauh di atas rata-rata. Kalo kita mendengarkan mereka bercerita serasa diajak masuk ke dalam cerita tersebut.
Kemudian mereka pun diidentikkan dengan orang yang ramah, energik, juga suka ngebanyol. Cerita-cerita lucu yang bikin sakit perut ini memang sudah menjadi tradisi dalam interaksi sosial mereka. Salah satu keunikan yang dimiliki suku Betawi ini adalah bagaimana mereka mengolah bahasa.
Perlu diketahui, bahasa Betawi terdiri dari campuran beberapa bahasa, mulai dari Melayu, Sunda, Jawa, Arab, dan Belanda. Melalui bahasa Betawi mereka menunjukkan identitas budaya yang unik dan beragam. Cerita-cerita yang dinarasikan oleh suku Betawi biasanya memiliki irama yang unik serta khas yang dapat membuat pendengarnya nyaman dan juga terhibur.
Kalo boleh cerita sedikit, sebenarnya saya juga ada keturunan Betawinya yaitu dari sebelah ibu. Mungkin saat itu moyang saya tidak sanggup bersaing di Ibu Kota, makanya milih menepi ke kota satelit. Dan yang saya perhatikan memang saudara, terutama nenek saya, sangat pandai dalam storytelling-nya. Saya sering kali mendengar cerita-cerita pengalamannya dahulu. Saking ketagihan, kadang saya sendiri yang suka memancing bertanya agar nenek saya mau bercerita tentang pengalaman hidupnya.
Seni pertunjukan mengasah kemampuan storytelling orang Betawi
Asumsi saya, kemampuan storytelling mereka top notch karena di Suku Betawi juga kental akan budaya seni pertunjukan. Seperti lenong dan ketoprak, seni ini banyak sekali cerita-cerita lokal dan legenda rakyat yang ditampilkan. Lewat pertunjukan inilah kemampuan storytelling suku Betawi itu diasah.
Dalam kehidupan sehari-hari, suku Betawi juga senantiasa aktif dalam berbagai acara tradisional, seperti pernikahan, khitanan dan acara syukuran. Melalui acara-acara ini, mereka memiliki kesempatan untuk berbagi cerita dan juga pengalaman hidup mereka ke sesama mereka. Acara-acara seperti ini juga bisa menjadi sarana untuk memperkuat identitas budaya mereka sebagai suku Betawi.
Tidak mengherankan jika Inyong bisa begitu fasih dan menarik dalam menuturkan kisah hidupnya yang konyol. Sebab, memang kemampuan storytelling dilatih tiap hari, dan sedekat nadi.
Penulis: Diaz Robigo
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA 10 Ungkapan Ekspresif dalam Dialog Masyarakat Betawi