Hidup di perbatasan Kabupaten Sukoharjo itu nggak enak. Selain harus menjelaskan secara lebih detail ketika seseorang bertanya, kalian harus siap melihat daerah kalian gitu-gitu saja. Tidak ada perkembangan yang signifikan karena daerah perbatasan kerap dianaktirikan.
Saat ini saya tinggal di Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo. Kecamatan ini berbatasan langsung dengan Kabupaten Karanganyar di sisi timurnya. Sementara di sebelah utara berbatasan dengan Kota Surakarta bagian barat. Banyak orang mengira saya orang Karanganyar karena tempat tinggalnya lebih dekat ke pusat Kota Karanganyar daripada Sukoharjo. Saya iyakan saja karena kalau saya mengaku orang Sukoharjo, penjelasannya akan panjang.
Perbatasan Sukoharjo, daerah yang dianaktirikan
Hidup di pinggiran kabupaten memang banyak dukanya daripada sukanya. Selain lebih repot ketika menjelaskan alamat, daerah perbatasan seperti dianaktirikan. Apalagi kalau kabupatennya sangat luas seperti Sukoharjo yang mencapai 489,10 kilometer persegi. Memang tidak seluas Cilacap sih, tapi Sukoharjo termasuk kabupaten terbesar di Jawa Tengah.
Sepanjang 10 tahun hidup di perbatasan Sukoharjo, saya tidak melihat pembangunan yang siginfikan. Fasilitas jalannya saja misal. Jarak rumah saya ke kantor kecamatan memang tidak jauh, tapi saya sangat malas ke sana. Kenapa? Jalannya benar-benar membagongkankan, sempit dan banyak lubang! Kalau turun hujan, banyak genangan air di sana-sini.
Jalanan yang tidak nyaman dan berbahaya itu membuat saya lebih banyak beraktivitas di kabupaten tetangga seperti di Karanganyar, Kota Surakarta atau Kota Solo. Selain jarak yang lebih dekat, jalan lebih bagus, fasilitas di daerah-daerah itu mayoritas lebih lengkap.
Baca halaman selanjutnya: Minim pembangunan kecuali …
Minim pembangunan kecuali perumahan baru
Satu-satunya pembangunan fisik yang terlihat di sekitar tempat tinggal saya adalah kompleks perumahan baru. Jumlahnya semakin banyak sejak sepuluh tahun terakhir. Namun, pembangunan semacam ini tentu tidak banyak dinikmati warga. Kecuali warga berduit yang bisa membeli unit-unit perumahan ya.
Harapan saya daerah pinggiran Sukoharjo seperti Mojolaban ini bisa punya fasilitas yang lebih baik, sehingga muncul geliat ekonomi. Kesejahteraannya pun bisa membaik. Warga perbatasan kabupaten tidak melulu bergantung pada Kota Sukoharjo yang selama ini jadi pusat perekonomian. Niat-niat semacam ini saya rasa tidak pernah terlihat setiap pergantian bupati dan wakil bupati Sukoharjo. Program kerja mereka belum menggambarkan adanya niat agar Sukoharjo berkembang lebih cepat, lebih maju.
Terkadang saya berpikir, saya yang tinggal di perbatasan Kabupaten Sukoharjo saja sering merasa dianaktirikan seperti sekarang ini. Bagaimana dengan mereka yang tinggal di perbatasan negara ya? Apakah juga tidak pernah melihat pembangunan signifikan selama 10 tahun terakhir atau justru sebaliknya.
Penulis: Santhos Wachjoe P
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Anak Tapal Batas: Tahukah Kalian Rasanya Menjadi Asing di Negeri Sendiri?
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.