Sukoharjo, Kabupaten Indah yang Terasa Nanggung

Sukoharjo, Kabupaten Indah yang Terasa Nanggung

Sukoharjo, Kabupaten Indah yang Terasa Nanggung (Prabu Panji via Unsplash)

Kalian tahu Solo Baru? Nah, tahu nggak kalau Solo Baru itu bukan bagian dari Kota Solo, tapi Sukoharjo?

Sukoharjo ini memang daerah unik. Dia dikepung tiga daerah ternama, yaitu Klaten, Wonogiri, dan Solo. Dan kalau orang dari tiga daerah tersebut mau saling mengunjungi, pasti melewati Sukoharjo dulu.

Seperti takdir kota yang dikepung kota besar, Sukoharjo jadi daerah nanggung. Sulit untuk dibilang kota besar, tapi dia nggak masuk ke kriteria kabupatennya orang kota. Ndeso yo ora, kutho banget yo ora.

Masalahnya, nanggungnya ini bikin kota ini kayak nggak ada cerita. Malah hal-hal khas kota tersebut jadi kayak diklaim kota lain, saking “terdengar biasanya” kota ini. Contoh aja, daerah Bekonang. orang banyak bilang, ciu Bekonang itu produk Solo. Padahal Bekonang aja salah satu desa di Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo.

Contoh lain, dan menurut saya paling terkenal sekaligus aneh adalah, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Meski namanya pake Surakarta, yang bakal bikin orang kepikiran kalau univ ini berdiri di Solo, nyatanya, univ ini masih masuk daerah Sukoharjo.

Nah, lho, kalian yang kuliah UMS, pasti pernah bilang kuliah di Solo. Padahal ya, kalian kuliahnya di Kartasura, Sukoharjo.

Makanya, tinggal di Sukoharjo adalah hal yang nanggung. Selain alasan di atas, ada beberapa alasan lain yang bikin kota ini serasa nanggung betul.

Tempat nongkrong

Dari pengamatan saya, banyak orang Sukoharjo memilih untuk nongkrong di Solo. Kenapa? Bukan karena nggak ada tempat nongkrong. Tapi saking deketnya sama Solo, mereka lebih memilih untuk gas ke daerahnya Mas Wali, yang jelas menawarkan banyak pilihan tempat nongkrong.

Coba kalau situ rumahnya Mojolaban, kuliahnya di UNS. Pasti ya milih keluar bensin agak banyak buat nongkrong di sekitar kampus ketimbang cari kafe di daerah proliman. Dan, nggak bisa ngekos. Ha mung sak nyuk an kono je.

Baca halaman selanjutnya

Banyak penduduk yang merantau…

Pekerjaan

Lagi-lagi, karena dekat dengan kota besar, banyak penduduk kota berslogan Makmur ini untuk merantau. Semarang, lumayan deket. Solo, apalagi. Jogja? Wah, mung tinggal mlebu jalan Solo-Jogja. Ke Klaten? Ya bisa, deket banget. Ke Wonogiri? Apalagi, tinggal ngidul 16 kilometer. Eh tapi ngapain situ cari kerja di Wonogiri, lagian kan sama-sama daerah perantau. 

Perguruan tinggi di Sukoharjo

Sebenarnya, Sukoharjo punya banyak universitas. Seperti Universitas Muhammadiyah Sukoharjo, Universitas Veteran Bangun Nusantara, UPBJJ, dll. Tapi, lagi-lagi, karena dekat dengan kota yang punya universitas yang dianggap lebih prestise macam Jogja dan Solo, ya mereka cabut ke dua kota tersebut.

Promosi Sukoharjo yang kurang

Salah satu yang bikin kota ini terasa nanggung dan nggak begitu terdeteksi radar karena memang kota ini kurang promosi serta branding diri. Ya harusnya sih, kota ini bisa kecipratan dikit dari usaha keras Solo branding diri. Caranya gimana, aing nggak tahu.

Sukoharjo, sebenarnya punya segalanya. Pemandangan sawah yang indah, kota yang tak terburu-buru, infrastruktur yang lumayan, dan potensi-potensi yang lain. Tapi, kini tinggal bagaimana itu semua dikelola dan dimaksimalkan.

Siapa tahu, katakanlah 3-5 tahun lagi, kota ini jadi jujugan pelancong yang ingin mengeksplor daerah-daerah satelit Solo. Dan saya bisa banget bilang, kota ini nggak akan mengecewakan kalian.

Sumber foto: Prabu Panji via Unsplash 

Penulis: Yogi Dwi Pradana
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kota Sukoharjo Terbuat dari Kehangatan Temu di Sebalik Tenda Angkringan Solo

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version