Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Suara Hati Anak Haram: Berhentilah Mengaitkan Saya dengan Dosa yang Tidak Saya Lakukan dan Jelas Tidak Saya Inginkan

Santi Nurma Indriyani oleh Santi Nurma Indriyani
16 Maret 2024
A A
Suara Hati Anak Haram: Berhentilah Mengaitkan Saya dengan Dosa yang Tidak Saya Lakukan dan Jelas Tidak Saya Inginkan

Suara Hati Anak Haram: Berhentilah Mengaitkan Saya dengan Dosa yang Tidak Saya Lakukan dan Jelas Tidak Saya Inginkan (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya pernah (mungkin pembaca seumuran saya juga) nonton sinetron lawas yang dibintangi Tante Mer (Meriam Bellina) dengan judul “Anak Haram, Lahir Tak Diharap Hidup Menanggung Beban” dan percayalah itu semua adalah nyata. Tidak berlebihan, kok. Ini bukan kata orang, bukan pengaruh sinetron, tapi saya alami sendiri. Sejak lahir hingga saat ini.

Saya mengalami banyak hal, dan tentu saja bisa kalian tebak, banyak yang tidak menyenangkan. Tapi, saya sudah berdamai dengan hal itu, atau memaksa untuk berdamai. Itu tidak begitu penting, karena itu hal lain, sedangkan yang coba saya bahas adalah, kenapa seakan-akan jadi “anak haram” adalah salah si anak?

Mungkin, saya harus cerita dulu agar kalian paham maksud saya.

Kehadiran anak haram di dunia

Menurut orang tua saya (angkat), saya dilahirkan oleh seorang gadis. Gadis desa yang mencoba peruntungan dengan merantau ke kota agak besar pada 1986 jelasnya Kota Solo. Menjadi buruh pabrik yang pulang-pulang berbadan dua dan terus bungkam siapa pelakunya hingga bayinya lahir. Setelah hitungan minggu melahirkan, sang bayi dibawa mencari bapaknya. Beberapa bulan kemudian kembali pulang masih tanpa bapak, menitipkan sang bayi di kampung, lalu menghilang hingga kini.

Ketika pada akhirnya saya diadopsi oleh orang baik, tanggal lahir saya dibuat sesuai tanggal pembuatan akta kelahiran. Walhasil umur asli saya lebih tua dari yang tertera pada akta. Entah dasar mana yang nanti akan digunakan malaikat pencabut nyawa.

Penerimaan oleh lingkungan

Sebenarnya saya tumbuh menjadi gadis kecil yang cantik dan pintar. Sayangnya kerumunan emak-emak pencari kutu suka nyeletuk ketus kalau saya lewat. Ada yang bilang saya anak pelacur, anak perempuan simpanan, dan anak-anak tidak jelas lainnya.

Kalau saya mengadu, orang tua angkat saya selalu bilang jangan dihiraukan. Ya sudah, saya cuma nangis di pojokan. Saya selalu hidup dalam keterasingan, merasa berbeda, hina, dan malu. Bahkan dalam keluarga besar (angkat) tidak semua bisa menerima kehadiran saya. Salah saya di mana?

Asmara anak haram yang selalu kandas

Urusan asmara pun tak terkecualikan dari kesialan si anak haram. Sudah menjalani hubungan bertahun-tahun selalu berakhir kandas karena terhalang restu calon mertua. Tak cuma sekali, sudah tiga kali. Bahkan saya pernah ditolak dengan kata menyakitkan. Bagaimana kalau saya anak preman atau penipu? Atau keturunan maling? Atau anak orang penyakitan? Tidak jelas asal-usulnya, merusak garis keturunan.

Baca Juga:

Masyarakat Hanya Fokus pada Stereotip Madura karena Kasus di Bangkalan, tapi Mereka Lupa Madura Juga Punya Sumenep yang Elegan nan Menawan

Betapa Menyedihkannya Anggapan Orang Tua tentang Jurusan Sosiologi: Diprediksi Jadi Pengangguran dan Dianggap Rendah

Sehina itukah saya? Apakah ini beneran salah saya?

Meski pada akhirnya saya berhasil menemukan jodoh di usia tiga puluh tahun, saya masih harus dipusingkan dengan urusan wali nikah. Menelusuri silsilah dan berakhir dengan dinikahkan wali hakim. Saya bersyukur masih disisakan sebuah keluarga yang bersedia menerima saya sebagai saya. Tidak mempermasalahkan bagaimana saya ada didunia ini.

Berusaha menaikkan nilai diri

Meski didera kepedihan sebagai anak haram serta berbagai label negatif yang saya sandang, saya tidak pasrah dalam diam. Saya berontak tapi dengan elegan dengan selalu berusaha menaikkan nilai diri. Saya berprestasi di sekolah, aktif dalam kegiatan sosial, bisa dikatakan juga sukses dalam kareir. Di kampung kecil pelosok Wonogiri, saya bisa menjadi PNS. Profesi yang menjadikan penyandangnya sebagai orang terhormat di kalangan masyarakat.

Hanya saja di balik senyum manis, sambutan hangat, dan ramah tamah warga sekitar terhadap saya ada saja yang masih menatap sinis. Berbisik-bisik dengan bibir menya-menyo macam presenter gosip. Belum lagi yang terang-terangan berkata tidak menyangka anak haram bisa naik derajat. Ada juga yang bilang pasti orang tua kandungmu menyesal meninggalkanmu. Dan banyak lagi. Jelas itu bukan sebuah simpati. Bukan pula empati. Masih tentang memandang rendah saya, si anak haram.

Apapun yang saya lakukan, yang saya raih sejauh ini tak bisa membuat orang lupa tentang saya si anak haram. Tolonglah, apa salah saya? Berhentilah memandang saya sebagai buah dari dosa karena saya sama sekali tidak ambil andil di sana.

Jika tetangga saya membaca tulisan ini, mohon disosialisasikan kepada yang lain bahwa saya sangat lelah. Bukankah kita tidak bisa request untuk dilahirkan oleh siapa?

Juga kepada seluruh pembaca yang budiman, yang masih sepemikiran dengan tetangga saya, tolong hentikan semua itu. Bebaskan kami dari jeratan masa lalu hina yang amat menyiksa ini. Merdeka!

Penulis: Santi Nurma Indriyani
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA UMP Jogja Memang Naik, tapi Tetap Saja Tak Ada Efeknya, Tetap Tak Bisa Beli Apa-apa!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 16 Maret 2024 oleh

Tags: anak haramdosaKesalahanstigma
Santi Nurma Indriyani

Santi Nurma Indriyani

Kaum sejahtera di tanggal muda.

ArtikelTerkait

4 Dosa Warung Kelontong yang Bikin Pelanggan Kabur

4 Dosa Warung Kelontong yang Bikin Pelanggan Kabur

12 Januari 2024
Nggak Semua Orang Minang Dikit-dikit Bilang Pantek ya, Tolong Banget Nih!

Nggak Semua Orang Minang Dikit-dikit Bilang Pantek ya, Tolong Banget Nih!

26 September 2023
4 Kesalahan yang Kerap Dilakukan Penggemar Drakor Saat Menonton Drama On Going Terminal Mojok

4 Kesalahan yang Kerap Dilakukan Penggemar Drakor Saat Menonton Drama On Going

19 Maret 2022
6 Dosa Penjual Tempe Goreng yang Sering Dilakukan Terminal Mojok comfort food orang desa

6 Dosa Penjual Tempe Goreng yang Sering Dilakukan

21 Agustus 2022
Kesaktian dan Keunikan Warung Madura di Tengah Gemerlapnya Ibu Kota

4 Kebiasaan Buruk yang Bikin Toko Kelontong Bangkrut

10 November 2022
6 Dosa Penjual Rawon yang Sebaiknya Dihindari

6 Dosa Penjual Rawon yang Sebaiknya Dihindari

31 Mei 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.