Steak Moen-Moen: Restoran Steak Underrated yang Sajikan Menu Enak Nggak Pakai Mahal

Steak Moen-Moen Restoran Steak Underrated yang Sajikan Menu Enak Nggak Pakai Mahal Terminal Mojok

Steak Moen-Moen Restoran Steak Underrated yang Sajikan Menu Enak Nggak Pakai Mahal (Unsplash.com)

Pernah dengar nama restoran Steak Moen-Moen?

Apa yang pertama kali muncul di benak kalian jika mendengar kata “steak”? Mungkin sebagian dari kalian akan langsung membayangkan potongan daging menggugah selera yang disajikan di atas hot plate. Atau mungkin ada juga yang seketika teringat restoran steak ternama seperti Holycow!, Abuba, atau Waroeng Steak & Shake. Namun bagi saya pribadi, begitu mendengar makanan yang identik dengan kuliner barat ini, kesan yang muncul di benak saya adalah harganya yang mahal.

Sebagai seorang mahasiswa pra-sejahtera, saya sudah terbiasa untuk makan di tempat-tempat sederhana dengan harga makanan murah meriah. Itulah mengapa ketika suatu hari abang saya mengajak untuk santap siang di Holycow!, saya terkejut bukan main begitu melihat daftar menunya. Nggak perlu lah saya sebutkan nominalnya secara detail, yang jelas, apabila ada di antara kalian yang berniat mengajak gebetan makan malam di sana, saya peringatkan uang Rp100.000 di dompet kalian nggak bakal cukup.

Akan tetapi, walau harga steak di sana cukup mahal, harus saya akui rasa makanan di sana memang enak sekali. Lantas, apakah ada alternatif lain bagi para pencinta steak dengan bujet pas-pasan seperti saya agar bisa makan enak? Tentu saja ada.

Salah satu restoran yang menyajikan menu steak dengan harga bersahabat adalah Steak Moen-Moen. Mungkin kalian yang baru pertama kali mendengar namanya bakal bertanya-tanya, “Memangnya ada restoran steak dengan nama tersebut?” Sejujurnya, waktu pertama kali tahu restoran tersebut, saya pun merasa nggak yakin. Bukan apa-apa, kalau dibandingkan dengan Holycow! atau malah Waroeng Steak & Shake, nama Steak Moen-Moen cenderung kurang elegan untuk ukuran restoran yang menjual menu steak.

Namun setelah berselancar di Google, saya jadi tahu kalau nama Moen-Moen tersebut diambil dari nama istri sang pemilik, yaitu Menik. Setelah tahu fakta tersebut, pandangan saya terhadap restoran steak satu ini berubah dan langsung memuji Budi Utomo, pendiri Steak Moen-Moen, atas tindakan blio yang menurut saya cukup bucin romantis. Lagi pula, memang nggak sepatutnya kita menilai kualitas sebuah restoran atau rumah makan berdasarkan nama tempatnya saja.

Setelah sempat skeptis dengan namanya, saya mengalihkan fokus ke daftar menu makanan. Ternyata harga makanan yang tertera di sana sangat berbeda dengan restoran steak kebanyakan. Misalnya Chicken Hot Plate di Steak Moen-Moen dibanderol seharga Rp17.000, sementara untuk porsi double-nya kalian cuma perlu mengeluarkan uang sebesar Rp26.000. Cukup affordable, kan? Kemudian ada pula hidangan unik yang menyajikan steak dengan nasi. Wajar sih, lantaran kebanyakan orang Indonesia kan belum kenyang kalau belum makan nasi. Nama menunya Chicken Paprika dan dibanderol seharga Rp16.500 saja.

Saya sebenarnya nggak pengin membanding-bandingkan, tapi gini, satu porsi nasi ayam geprek di kantin kampus saya saja harganya Rp15.000. Ha, kalau di Steak Moen-Moen, dengan uang segitu saya sudah bisa makan steak. Namun kalau dibandingkan dengan ayam geprek rasanya memang kurang adil, maka saya akan membandingkannya dengan restoran steak low budget yang sudah punya nama besar dan cabang di mana-mana, sebut saja Waroeng Steak & Shake.

Setahu saya, harga makanan di restoran yang didirikan oleh suami istri Jody Broto Suseno dan Siti Haryani itu juga nggak terlalu berbeda jauh dengan harga makanan di Steak Moen-Moen. Namun, karena Waroeng Steak & Shake memang lebih populer di telinga orang Indonesia, tak jarang saya harus antre cukup lama jika ingin makan di sana. Tentu saja ini menjadi poin kelemahan dari Waroeng Steak & Shake bila dibandingkan dengan restoran steak underrated seperti Steak Moen-Moen.

Dari segi harga dan antrean, tentu saja Steak Moen-Moen memenangkan hati saya. Namun, jika ditanya soal rasa, saya harus jujur menjawab rasa makanan di sana cukup melampaui ekspektasi saya.

Menu Chicken Hot Plate yang dijual di restoran yang sudah berdiri sejak tahun 2004 itu misalnya, punya daging yang cukup juicy ketika dikunyah. Rasa brown sauce-nya juga cukup lezat dan memiliki kekentalan pas. Porsi mix vegetables yang diberikan pun nggak pelit dan cukup melimpah.

Sementara untuk menu lain dari Steak Moen-Moen seperti Chicken Paprika, bagi saya memang terasa sedikit pedas. Namun di luar itu, segalanya memuaskan; daging ayamnya lembut, bumbu lada hitamnya juga pas jika dinikmati dengan seporsi nasi hangat yang memang sudah termasuk dalam paket menu. Selain itu, seperti restoran steak pada umumnya, semua menu yang saya pesan disajikan di atas hot plate panas yang seketika mampu menambah kelezatan makanan. Khusus menu Chicken Paprika, kalian berhak mendapatkan satu minuman secara gratis saat memilih menu ini. Makin hemat, kan?

Satu lagi keunggulan lain dari Steak Moen-Moen adalah outlet-nya cukup mudah dijumpai. Di Depok, sejauh ini saya telah mengunjungi dua outlet Steak Moen-Moen yang berlokasi di Depok Town Square dan Pesona Square. Selain di Depok, restoran steak ini juga ada di Bandung, Bogor, Solo, Jogja, Magelang, Lampung, Sidoarjo, Malang, dan beberapa kota besar lainnya.

Kalau kalian pengin tahu informasi lebih lengkap mengenai menu, promo, atau daftar outlet Steak Moen-Moen, kalian bisa cek langsung ke akun Instagram mereka di sini. Semoga artikel ini bisa menambah referensi kalian mengenai restoran steak yang menjual menu steak enak dengan harga murah.

Penulis: Bintang Ramadhana Andyanto
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 7 Restoran yang Kasih Makanan Gratis untuk Kalian yang Ulang Tahun

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version