Stasiun Gumilir Cilacap, Stasiun Kecil yang Bikin Saya Bisa Hemat Setengah Juta Lebih Saat Mudik ke Cilacap dari Solo Balapan

Stasiun Gumilir Cilacap, Stasiun Kecil yang Bikin Saya Bisa Hemat Setengah Juta Lebih Saat Mudik ke Cilacap dari Solo Balapan

Stasiun Gumilir Cilacap, Stasiun Kecil yang Bikin Saya Bisa Hemat Setengah Juta Lebih Saat Mudik ke Cilacap dari Solo Balapan

Desember 2024 adalah bulan di mana saya paling sering berinteraksi dengan kereta api. Ya, saya memilih untuk mudik ke Cilacap dengan moda kereta api. Naik kereta menurut saya jauh lebih praktis dan ramah anak kecil. Naik kereta tentu bikin saya aman dari rasa takut ingin boker selama perjalanan. Selain itu, karena Stasiun Gumilir. Kok bisa?

Stasiun Gumilir Cilacap adalah stasiun terdekat dengan rumah istri saya. Status terdekat itu sudah bikin saya makin yakin naik kereta. Awalnya, saya dan istri memutuskan untuk turun di Stasiun Maos, dan itu lumayan bikin kami agak kecut karena biaya Grab Car lumayan mencekik. Jarak Maos ke Kemiren, tempat istri saya, begitu jauh. Tarifnya menyentuh 100 ribuan.

Tapi kawan istri saya memberi tahu kalau turun di Gumilir harusnya bisa, dan ternyata iya. Jadilah kami makin mantap menggunakan moda kereta api.

Ada satu lagi yang bikin Stasiun Gumilir Cilacap begitu istimewa untuk saya, yaitu tiket kereta api yang murah. Saya jelaskan.

Tarif khusus yang hanya didapat di Stasiun Gumilir Cilacap

Stasiun Gumilir Cilacap adalah satu-satunya stasiun yang menyediakan tarsus di KAI Access. Jadi, kalau saya mau ke Cilacap dari Wonogiri, mau tidak mau harus berangkat dari Solo Balapan. Kenapa? Karena dari stasiun itulah saya bisa dapet tarsus dari/ke Cilacap.

Waktu kemarin berangkat ke Cilacap dari Solo Balapan, kalau saya berhenti di Maos atau Kroya, harga tiketnya normal. Mau tak mau, saya harus beli yang eksekutif biar anak tetap nyaman di perjalanan. Kalau di kelas Ekonomi, bukan saya gengsi, tapi rasanya anak saya bakal tidak nyaman.

Tapi kalau berhenti di Gumilir, malah saya bisa dapat tarsus. Harganya cuman 150 per kursi. Bedanya bisa hampir 300 ribu sendiri. Meski harus berangkat 21.30 dan beli 2 jam sebelum perjalanan, nggak masalah. Justru anak saya bisa tidur di jalan, saya dan istri bisa istirahat.

Yaaa meski nyatanya saya nggak bisa istirahat karena di belakang saya ada boomer yang nyetel video TikTok volume penuh. Sudah saya ingatkan, Ges, nggak mempan. Sumpah.

Harusnya, saya keluar hampir sejuta hanya untuk tiket. Tapi berhenti di Stasiun Gumilir Cilacap bikin saya hemat 500 ribu lebih. Bayangin, budget satu kali perjalanan bisa buat PP. Yo genah bahagia.

Berangkat dari Stasiun Gumilir ke Solo pun sama saja, tetap kena 150 ribu per kursinya. Ya meski dapet gerbong paling depan dan susah naiknya, nggak masalah. Beggars can’t be choosers, right?

Alasan ini saja sudah cukup membuat saya memilih kereta api sebagai sarana saya menuju ke Cilacap. Ada bus Efisiensi memang, tapi 6 jam di perjalanan jelas bukan hal yang menyenangkan. Sedangkan dengan kereta, hanya 3.5-4 jam. Mosok isih protes?

Oh iya, hanya kereta api Wijayakusuma yang menyediakan tarif khusus. Kalau dari Gumilir, kereta ini berangkat pukul 15.30-an. Kalau dari Solo Balapan, 21.30. Seringnya lebih awal dari jadwal. Nggak enaknya mungkin kalau dari Cilacap, akan rame saat berhenti di Stasiun Tugu. Tapi, gapapa, wong bentar lagi sampe ke Balapan juga.

Baca halaman selanjutnya

Kecil, tapi menyenangkan

Kecil, tapi menyenangkan

Nah, ini mungkin agak aneh, tapi bagi saya, Stasiun Gumilir itu pas untuk saya. Stasiun kelas III ini, meski kecil, tidaklah bikin saya merasa kurang apa gimana. Tempatnya kecil, tapi bikin saya nggak perlu berjalan jauh hanya untuk ke kamar mandi. Smoking area-nya pun tak jauh, jadi enak.

Oleh karena hanya stasiun kelas III, jadi memang tidak banyak fasilitasnya. Tapi buat bapak anak satu yang tenaganya nggak ada habisnya, justru enak. Saat di Balapan, anak saya penginnya ke mana-mana. Ya lumrah, wong Balapan memang penuh dengan hal menarik. Tapi di Stasiun Gumilir Cilacap, anak saya bisa anteng karena ya… membosankan wkwkwk.

Kurangnya mungkin hanyalah aksesnya yang kurang. Jalan masuk menuju stasiun rasanya nggak proper. Serta, agak susah naik ke gerbong karena ya tiket tarsus dapetnya depan, sedangkan tangganya susah untuk bawa koper. Tapi lagi-lagi, beggars can’t be choosers.

Stasiun Gumilir Cilacap, meski kecil dan kelewat biasa saja, tapi bikin saya nggak melirik moda lain selain kereta api. Penginnya sih, ada gerai Tomoro atau Roti’O di situ. Tapi ya, gimana, stasiun kecil. Tapi masak KAI nggak mau masang satu gerai apa gitu di situ? Rame lho Gumilir tuh.

Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Stasiun Sidareja Cilacap, Stasiun Mungil Andalan Warga untuk Bepergian ke Luar Kota

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version