Persoalan Ustaz Rahmat Baequni—sang ahli illuminati yang menggugat Masjid Al Safar karya Arsitektur Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil—membuat kita egois. Kita lupa dengan nasib Capres – Cawapres dalam laga Pilpres 2019.
Saya jadi bertanya-tanya, sebenarnya apa pentingnya heboh-hebohan soal Ustaz Rahmat Baequni, sampai-sampai wanita idaman Mojok—Kalis Mardiasih—yang terakhir menulis pada 31 Januari 2019 kembali menulis di Mojok lagi.
“Kemana aja, Mbak? Nggak tahu kah Mba Kalis, kalau kami—pengikut setia Mojok yang tulisannya ditolak berkali-kali oleh redaksi—sangat merindukan goresan penamu.”
Bahkan Khalifah Redaksi Mojok, Gus Agus Mulyadi—rela menyelipkan tulisannya di rubrik esai reguler. Di sela sela kesibukan persiapan menulis rubrik pojokan, dan sortir-sortir video untuk rubrik liputan. Apakah kualitas kritikan kontributor masih kurang ya? Sampai-sampai Gus Agus harus beralih ke esai Mojok. uwuwuw~
Dasar Ustaz Rahmat bernasib baik, meski ilmu cocokologinya yang masih segede upil tapi bisa menarik perhatian publik. Kayaknya kue Gabin Vla—yang jika dipotong segitiga—pun bisa menjadi makanan Dajjal di pikirannya. baaah~
Tanpa sadar, Ustaz Rahmat telah menarik begitu banyak perhatian Kampret, juga Cebong hingga tidak ada lagi yang memperhatikan nasib Capres – Cawapres kesayangan mereka. Wahai para Cebong, tidak tahukah kalian, pihak 02 sedang melakukan counter attack ? Dan para Kampret tidak inginkah kalian memberikan dukungan ke 02 yang mulai kembali mengadu nasib lewat MK?
Terus bagaimana dengan sujud syukur Pak Prabowo yang jadi mubazir, data 62% dari setan gundul yang tidak terbukti—apa kalian sudah melupakan semua itu? Oh iya, fyi aja nih, 3 purnawirawan TNI di kubu 01 lagi diincar loh. Cebong juga jangan lupa, perlu direnungi kata-kata Prof. Mahfud MD, “Bisa saja Prabowo berbalik menang.”
Setelah KPU menetapkan 01 sebagai pemenang Pemilu sebenarnya statusnya masih menggantung. Seperti hubungan kita, my lov~
Sedangkan kubu 02—alih-alih People Power—eh, malah terhenti pada aksi 22 Mei, pasalnya King Prabowo lebih memilih memulai pertarungan kembali lewat arena MK. Takbir!
Cerita menarik sebelumnya justru lahir dari kubu 02—yang harusnya garang—malahan jadi garing pada pleno penetapan hasil oleh KPU. Bagaimana sih—link berita kok di jadikan bukti. Jelas ambyar lah.
Memang Pak Prabowo ‘Raja Sial’, sudah jatuh tertimpa tangga lagi. Sepekan sempat viral perseteruan kubu 02 dengan Partai Demokrat. Pasalnya di Cikeas masih berduka, Pak Prabowo malah pamer-pamer masalah rahasia blos-coblos Alm. Ibu Ani segala.
Belum lagi the guard Andi Arief yang harus menerima kritikan pedas Buzzer Kampret karena Twettannya yang terlanjur, apalah. Alih – alih ngajak balikan, mala jadi buka – bukaan rahasia. Lagi sakau ya Mas? Begitu tanya Buzzer Kampret.
Namun semua itu, seketika tenggelam. Siapa yang bisa menenggelamkan informasi semenarik ini? Siapa lagi kalau bukan Ustaz Rahmat Baequni. Eh iya, kalau di perhatikan dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya nama Ustaz Rahmat juga mirip-mirip sama seorang tokoh revolusioner asal Rusia—Mikhail Bakunin. Dalam ilmu cocokologi, umat Islam meyakini bahwa malaikat Mikail bertugas menurunkan rahmat. Sedangkan nama belakang mereka juga rada mirip-mirip—Baequni sama Bakunin. Mirip, bukan? Jangan-jangan, Ustaz Rahmat ini komunis ya? LOL
Cebong dan Kampret tenang saja. Belum ketinggalan untuk bertaubat dan kembali ke jalan yang lurus—yaitu jalan yang Cebong dan Kampret yakini mampu memberikan kesejahteraan, kenyamanan. Cebong dan Kampret—fokus, fokus, fokus~
Perkembangan terkini 01 dan 02, saya sampaikan khusus untuk Cebong dan Kampret garis radikal—yang sudah terpengaruh dengan kajian ecek-ecek Ustaz Rahmat Baequni. Bong, Pret—pertarungan di MK sekarang sedang memanas. Bahkan saking panasnya Hakim MK harus diberikan kipas pengawalan super ketat oleh kepolisian. Bahayanya Bambang Widjojanto telah bergabung dengan kubu 02, sebagai Ketua Penasehat Hukum 02.
Siapa yang tidak kenal BW? Mantan Wakil Ketua KPK yang menyodorkan Supian Hadi dan Anas Urbaningrum—hmm. Beliau juga dapat menghadapi Bareskrim atas kasus keterangan palsu pada Pilkada kota Waringin Barat yang melibatkan beliau. Sekarang, tidak tanggung-tanggung BW yang dibayar tugaskan Prabowo untuk menjadi penasehat hukum—langsung memperlihatkan kelihaiannya mengulik meja hijau. Kiai Ma’ruf Amin pun telah menjadi incarannya. Ulama itu loh, Pak! Nggak takut kena laknat Allah ya?
BW mengoreksi status pak Kiai. Menurutnya, harusnya beliau mundur dari pengurus BUMN pada saat pencalonan Presiden. Beliau juga sesumbar mengatakan kalau Paslon 01 bisa saja didiskualifikasi. BW mengatakan, “Seseorang yang mencalonkan diri sebagai capres maka dia harus mengundurkan diri sebagai pejabat dari BUMN serta BUMD,” ujarnya seperti dilansir dari tayangan YouTube Macan Idealis, Selasa (11/6/2019).
“Sebenernya terjadi pelanggaran terhadap pasal itu, bisa menjadi salah satu alasan untuk mendiskualifikasi calon,” tambahnya. Lantas, gimana tanggapan Pak Kiai?
Kiai mengakui dirinya menjabat Ketua Dewan Pengawas Syariah (DPS) di dua bank tersebut. Namun, jabatan tersebut bukan berarti dirinya karyawan.
“Bukan! Itu bukan BUMN juga. Orang itu anak perusahaan,” tegas Ma’ruf Amin di kantor MUI, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (11/6/2019), dikutip dari Tribunnews.com.
Nah, mewakili Pak Kiai, saya sampaikan, “Pak BW, tolong dong bedakan karyawan dengan DPS. Ini juga, masa nggak bisa bedakan BUMN sama anak perusahaannya?”
Sebenarnya, masih banyak lagi informasi mengenai pertarungan 01 dan 02. Namun, ini rasanya cukup untuk upaya mengembalikan marwah Cebong dan Kampret. Nah, jika Cebong dan Kampret masih heboh soal Ustaz Rahmat Baequni, saya takut MK memutuskan Nurhadi-Aldo jadi Presiden dan Wapres—tapi kalian sudah tidak tahu!