Program pemasangan WiFi gratis di wilayah Sleman cukup berhasil. Menurut laporan dari Bupati Sleman, Ibu Kustini, Sudah 1.212 pedusunan yang terpasang WiFi gratis di 2023. Pembak memasang WiFi gratis supaya anak-anak bisa memanfaatkannya untuk belajar. Sehingga, diharapkan, dapat tercipta ruang pembelajaran di suatu wilayah dusun.
Namun dari pengamatan saya, ruang belajar yang diharapkan tersebut belum tercipta. Malah “ruang push rank” yang justru tercipta. Realitanya memang begitu. Lebih banyak anak-anak yang memanfaatkan WiFi gratis untuk main game daripada membuka portal pendidikan.
Cukup ironis. Namun jika diamati dengan seksama, gagalnya terciptanya ruang pembelajaran tersebut karena tidak dibarengi pembuatan learning space yang memadai. Kenapa pembuatan learning space itu penting? Berikut alasannya.
Daftar Isi
WiFi gratis terpasang di lokasi yang tidak ramah untuk belajar
WiFi gratis biasanya diletakkan pada bangunan-bangaunan strategis seperti pos kamling, balai desa, atau kantor kelurahan. Masalahnya, lokasi-lokasi tersebut terkadang tidak ramah untuk menjadi tempat belajar.
Jika belajar di pos kamling kita akan terganggu dengan bapak-bapak yang meronda. Selain itu, bangunan pos kamling tidak terlalu besar untuk menampung banyak orang. Balai desa dan kantor kelurahan di Sleman juga bukan pilihan yang bagus. Sebagian besar balai desa di Sleman dimanfaatkan untuk kegiatan olahraga bulutangkis. Sehingga suara jedar-jedor pukulan raket dan teriakan saat smash akan sangat mengganggu kegiatan belajar.
Pemkab Sleman sangat bisa Mengusahakan pembangunan learning space. Tak perlu bangunan mewah dengan fasilitas AC dan sebagainya. Bangunan semi permanen dengan kapasitas 10-20 orang rasanya sudah cukup.
Bagi kami kaum pelajar, yang terpenting adalah tersedianya meja kursi, WiFi cepat, dan penerangan yang memadai untuk belajar. Coba bayangkan jika di setiap dusun memiliki learning space-nya sendiri.
Learning space di Sleman bisa menjadi working space yang dekat dan murah bagi warga pekerja
Untuk para kaum pekerja, working space menjadi pilihan untuk mengerjakan suatu pekerjaan di luar kantor mereka. Apalagi bagi para pekerja kantoran di Sleman yang sering membawa pulang pekerjaannya ke rumah. Kehadiran working space dengan WiFi gratis tentu akan sangat membantu.
Dibikinnya learning space atau working space skala dusun bisa menjadi pilihan yang menguntungkan bagi warga Sleman. Biasanya, orang-orang memilih kafe untuk menjadi tempat belajar maupun bekerja. Hal tersebut dikarenakan minimnya learning space yang dekat dan murah. Dibuatnya learning space di suatu dusun membuat orang-orang tak perlu lagi pergi jauh dan mengeluarkan uang untuk belajar.
Selain itu, kehadiran para kaum pekerja yang mayoritas orang dewasa secara tidak langsung dapat berperan sebagai pengawas untuk menemani anak-anak belajar. Sehingga anak-anak yang hadir di learning space tersebut benar-benar datang untuk belajar.
Learning space menciptakan lingkungan belajar dari warga, oleh warga, untuk warga
Tujuan dari pembuatan learning space di Sleman adalah untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif. Kehadiran anak-anak serta orang dewasa di suatu learning space bisa mewujudkan hal tersebut. Seperti ilustrasi berikut.
Misalnya di suatu learning space terdapat rombongan anak-anak yang sedang belajar. Di sisi lain ada seorang guru yang sedang mengerjakan laporan di sana. Anak-anak yang sedang belajar mengalami kesulitan dalam memahami suatu materi. Ketika itu terjadi, anak-anak tersebut bisa meminta guru tersebut untuk membantu mengajari materi yang tak dipahami tersebut.
Dari situlah lingkungan belajar dari warga, oleh warga, untuk warga tercipta. Selain menciptakan lingkungan belajar yang baik, interaksi warga tersebut juga dapat meningkatkan kerukunan. Peran orang dewasa dalam mendidik generasi yang lebih muda juga bisa terlihat. Nggak hanya sekadar menyuruh anak-anak untuk belajar.
Penulis: Kuncoro Purnama Aji
Editor: Yamadipati Seno
BACA JUGA Pangukan, Padukuhan Asri di Sleman yang Cocok untuk Menghabiskan Masa Pensiun
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.