Nggak bisa dimungkiri, skutik bongsor macam NMAX, PCX, Aerox, sudah mulai sejajar dengan Beat, alias jadi motor sejuta umat. Semua orang mengidamkan motor-motor serupa. Ya lumrah saja, skutik bongsor tersebut memang secara sekilas gagah. Meningkatkan derajat motor matic, katanya, yang dianggap motor mungil kurang gahar.
Menurut saya, keinginan masyarakat ini merupakan imbas dari tren motor gede alias moge, seperti Harley yang hanya bisa dirasakan oleh kalangan atas. Harganya yang mahal membuat turing yang dilakukan oleh komunitas yang berisi para pemilik moge itu biasanya dikawal polisi saat melintas di jalan raya.
Sisi baiknya, kepemilikan sepeda motor ala moge sudah dipermudah dengan produksi motor berbadan bongsor seperti PCX, Nmax, Aerox, dan ADV. Namun, di benak saya sendiri, atau mungkin beberapa orang juga, saya sama sekali nggak ada niatan untuk menabung maupun kredit motor-motor ini. Ada beberapa alasan mengapa saya nggak mengidamkan jenis motor ini.
Daftar Isi
Bodi NMAX dan sejenisnya terlalu bongsor
Alasan ini sebenarnya amat personal. Rumah saya hanya terdiri dari dua ruangan kecil dan satu kamar mandi. Membayangkan motor ini masuk ke rumah saya saja, kayaknya luas pintu rumah saya nggak mampu dilewatinya. Nah, kalau saya ingin membeli motor-motor ini, mau saya parkirkan di mana?
Dimensinya yang lebih besar dibandingkan motor-motor pada umumnya membuat jenis motor ini memerlukan ruang banyak untuk memarkirkannya di dalam rumah. Taruh luar? Bisa sih, rata-rata motor ini udah keyless, jadi ya aman-aman saja. Tapi mosok taruh motor di luar rumah?
Terlalu lebay untuk digunakan sehari-hari
Menurut pandangan saya pribadi, skutik bongsor ini nggak cocok untuk digunakan sebagai kendaraan sehari-hari. Rasanya aneh melihat skutik bongsor digunakan untuk ke pasar, mencari rumput, apalagi untuk pergi ke sawah. Menurut saya, motor ini hanya cocok jika digunakan untuk perjalanan jauh maupun turing.
Oke, contoh cari rumput dan ke sawah ini rasanya terlalu ekstrem dan aneh. Tapi kalian tahu maksud saya: untuk penggunaan harian macam kerja dalam kota atau mobilitas tinggi, skutik bongsor ini kurang tepat.
Di sekitar rumah saya, sering berlalu lalang seorang pengemudi ojek online (ojol) yang dalam kesehariannya menggunakan NMAX. Ya, nggak apa-apa sih, motor-motor dia. Saya ada rasa kurang sreg saja kalau motor itu digunakan untuk ngojek. Motornya kegedean soalnya. Kayak, nggak nyaman aja diliatnya.
Yang paling nggak nyaman dari motor ini sih, pas ngisiin bahan bakar. Lho kok?
Bisa nggak turun dulu pas isi bensin?
Awkward moment
Di SPBU swasta Shell (nggak tahu yang lainnya gimana), para pengendara sepeda motor disuruh turun dari kendaraannya ketika hendak mengisi bensin. Persyaratan itu ditujukan untuk urusan keamanan. Kalau sampai amit-amit jabang bayi terjadi kebakaran, paling nggak pengemudinya bisa kabur sejauh mungkin.
Nah, di SPBU Negeri, alias yang menampilkan logo Pertamina di papan harganya, aturan ini nggak ada. Pemilik sepeda motor yang tangkinya nggak di bawah jok bebas mau turun atau nggak. Mau menungganginya sambil handstand pun nggak masalah, yang penting membayar setelah diisi.
Sebagai salah seorang operator SPBU, saya sebenarnya agak merasa aneh untuk mengisi NMAX dan kawan-kawan kalau kendaraannya masih ditunggangi. Bukan apa-apa, melakukan pengisian BBM di himpitan selangkangan itu sangat menimbulkan rasa sungkan. Terlebih kalau pengemudinya perempuan. Apa salahnya sih turun sebentar untuk pengisian?
Menurut saya, sepeda motor bongsor ini menafikan kesopanan yang seharusnya membudaya di setiap manusia. Dalam konteks pengisian BBM tadi, saya agak bingung siapa yang berlaku nggak sopan. Mau bilang saya sebagai operator yang nggak sopan karena mengisi di himpitan selangkangan, tapi kok ya memang sudah menjadi tuntutan pekerjaan.
Mau bilang pengemudinya yang nggak sopan karena nggak mau turun dari sepeda motor, tapi kok posisi tangki motornya membuat pengemudi nggak punya urgensi yang kuat untuk sekadar turun sebentar selama pengisian. Serba salah.
Tutup tangki NMAX yang sering menyangkut
Ini nih, sebuah keluhan yang dirasakan oleh hampir semua pengguna motor berbadan bongsor ini, terutama NMAX. Entah kenapa tutup tangkinya sering nyangkut ketika hendak dibuka. Sebagai operator SPBU, saya selalu meminjamkan uang koin seribuan untuk membantu mereka membuka tutup tangki.
Nggak hanya tutup tangki yang dibuka menggunakan tombol saja yang bermasalah. Tutup tangki yang dibuka menggunakan kunci pun terkadang susah juga untuk dibuka. Ada yang perlu diputar-putar baru bisa terbuka. Bahkan, beberapa ada yang kuncinya sampai patah karena dipaksa untuk membuka tutup tangki BBM.
Tentu susahnya membuka tutup tangki ini membuat saya semakin nggak punya minat untuk meminang NMAX dan beberapa kawanannya itu. Masalah tutup tangki ini adalah masalah serius dan krusial yang harus segera dibenahi oleh pihak produsen. Cuman ya, perasaan dari dulu kagak bener-bener ini masalah.
Harganya yang (kelewat) tinggi
Memang kalau dibandingkan dengan moge yang sebenar-benarnya moge seperti Harley, harganya sangat jauh lebih rendah. Namun, bagi kalangan kelas bawah seperti saya yang gajinya ngepres untuk kebutuhan sehari-hari, rasanya belum ada urgensi untuk sekadar mengidamkan, memikirkan untuk memiliki, apalagi beneran membeli motor bongsor ini.
Memang, ada harga ada kualitas. Namun, dengan gaji di bawah UMR, saya lebih baik memikirkan sepeda motor lain yang lebih bisa dijangkau untuk membeli. Kualitas memang nomor satu bagi penghobi maupun orang-orang yang paham ilmu otomotif. Namun bagi saya yang nggak paham-paham amat istilah-istilah yang digunakan untuk menyebut perentelan di sepeda motor, harga adalah nomor satu. Toh, sepeda motor yang murah masih bisa dikendarai dengan nyaman kok.
Itulah beberapa alasan yang bikin skutik bongsor macam NMAX dan kawan-kawannya terlihat amat nggak menarik buat saya. Saya nggak tahu apa orang lain punya pandangan yang sama, tapi kalau iya, nggak kaget-kaget amat sih.
Penulis: Muhammad Arif Prayoga
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Yamaha NMAX Itu Motor Overrated dan Nggak Spesial Sama Sekali, kok Bisa Penggunanya Arogan di Jalan?
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.