Warga Indonesia selalu saja berhasil membuat saya terheran-heran. Baru-baru ini saya melihat sebuah video viral yang merekam seseorang marah-marah kepada pengguna skatepark karena bisa membahayakan anak kecil. Di dalam video, orang tersebut marah-marah karena pengguna lapangan skatepark seharusnya pada hari Senin hingga Sabtu saja. Bahkan, orang yan marah-marah ini sampai membawa Satpol PP.
Orang tersebut sudah melakukan klarifikasi dan permintaan maaf. Namun, tetap saja, tindakan tersebut sudah terlanjur membuat warganet geleng-geleng kepala. Namanya juga skatepark, sudah pasti digunakan oleh para pemain skateboard atau setidaknya pengguna BMX. Selain itu tidak ada aturan secara tertulis hari dan waktu penggunaan lapangan skate ini.
Di kolom komentar masih banyak yang waras dengan menyalahkan orang tua yang mengajak main anaknya ke tempat yang tidak seharusnya. Orang-orang begini memang yang harus diberi paham apa gunanya skatepark atau BMX arena. Kalau tidak paham juga, sebaiknya beri aturan tertulis saja di tiap arena supaya tidak bisa didebat lagi.
Skatepark hanya untuk pemain skateboard dan BMX
Di skatepark biasanya sudah tertulis fungsi lapangan dan siapa saja yang bisa menggunakannya. Namun, sepertinya pengelola skatepark perlu menuliskannya secara lebih detail dan jelas. Kalau perlu, aturan tersebut tersebar di berbagai titik supaya mudah dibaca oleh pengunjung. Kalau mau lebih repot lagi, sediakan penjaga yang siap sedia menegur siapa saja yang melanggar aturan tertulis itu.
Saya memahami ruang publik di negara ini sangat kurang. Andai saja ada banyak pilihan ruang bermain untuk anak, saya yakin para orang tua itu tidak akan mengajak anaknya main ke skatepark. Namun, marah-marah tidak pada tempatnya juga tidak bisa dibenarkan. Apalagi sampai melibatkan Satpol PP, padahal pekerjaan mereka tidak hanya mengurus hal-hal macam ini.
Orang umum tetap boleh menonton dengan jarak aman
Memang mereka yang bisa bermain di skatepark adalah pemain skateboard atau sepeda BMX, tapi itu bukan berarti orang lain tidak boleh menontonnya. Boleh-boleh saja kok anak-anak atau warga sekitar melihat mereka berlatih. Hanya saja, tetap perlu diperhatikan jarak keamanannya.
Saya rasa, kalau menonton dari jauh saja tidak apa-apa. Persoalannya, ukuran jauh atau dekat seseorang itu berbeda-beda. Itu mengapa, perlu aturan secara tertulis supaya tercapai kesepakatan yang sama. Kalau bukan jarak ukurannya, mungkin pengelola skatepark bisa menyediakan spot khusus bagi mereka yang ingin menonton. Tidak ada yang salah dengan menonton kok, toh dengan begitu kegiatan yang satu ini semakin populer.
Saya pikir, video viral di atas menunjukkan tidak adanya kesepahaman antar pengguna skatepark. Itu mengapa, supaya pengunjung punya pemahan yang sama, lebih baik menuliskan aturan secara tertulis dan detail. Saya tidak menjamin aturan-aturan itu akan sepenuhnya dipatuhi, tapi setidaknya akan terlihat jelas siapa yang salah kalau terjadi kekacauan. Dengan begitu, netizen akan lebih mantap menghujatnya.
Penulis: Arsyanisa Zelina
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 5 Aturan Tidak Tertulis di Rumah. Sederhana, tapi Bisa Bikin Runyam kalau Tidak Dipatuhi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.