Sisi Gelap Bekerja di Tempat Bermain Anak

Sisi Gelap Bekerja di Tempat Bermain Anak

Sisi Gelap Bekerja di Tempat Bermain Anak (Unsplash.com)

Banyak orang yang beranggapan bekerja di tempat bermain anak itu menyenangkan. Saya termasuk orang yang memiliki anggapan serupa. Namun, setelah bekerja dan merasakannya, saya tahu bahwa bekerja di sini nggak sesuai ekspektasi. Kok bisa? Nih, saya kasih tahu sisi gelap bekerja di tempat bermain anak.

Arena bermain anak adalah tempat yang gampang kotor, harus sigap membersihkan

Yang namanya anak-anak bermain ke sana kemari, nggak mungkin semuanya baik-baik saja. Apalagi durasi bermain yang cukup lama bisa membuat banyak hal terjadi. Ada yang pipis di celana, muntah di mana saja, jatuh, dll. Hal itu mungkin terlihat biasa saja, tapi mari saya perjelas semuanya di sini.

Jadi begini, nggak semua orang tua memiliki reaksi yang sama ketika tahu anaknya pipis di celana. Ada berbagai macam reaksi yang terjadi.

Yang paling bener sih kalau tahu anaknya pipis di celana, orang tua akan membawa anaknya ke kamar mandi, membersihkan sang anak, lalu mengganti celana sang anak. Sayangnya nggak semua orang tua begitu. Ada juga orang tua yang nggak peduli akan hal itu. Di tempat bermain anak, kita akan menjumpai oknum orang tua yang tetap membiarkan anaknya bermain tanpa rasa bersalah, apalagi kalau anaknya baru main beberapa menit.

Hal ini tentu menjadi masalah besar bagi pegawai seperti saya, sebab saya harus membersihkan semua arena bermain yang terkena pipis tadi. Belum lagi saya harus menerima laporan dari orang tua lain yang merasa nggak nyaman dengan bau pesing dari pipis. Sehingga saya harus memberi tahu orang tua yang anaknya pipis tadi untuk melakukan hal yang seharusnya. Kalau hal ini nggak saya lakukan, orang tua lain bisa pergi dan mungkin nggak akan kembali karena pengalaman buruk ini bisa saja membuat mereka trauma dan memilih tempat bermain anak yang lain.

Selain masalah pipis tadi, masalah muntah dan berak juga tak kalah bikin saya sebagai pegawai mengelus dada. Sebab di beberapa kesempatan, orang tua langsung kabur membawa anaknya tanpa basa-basi, lho. Saya yang sedang sibuk di kasir harus sigap membersihkan semuanya.

Kena amuk pengunjung yang datang ke tempat bermain anak

Sebelum mulai bekerja, saya nggak pernah kepikiran bakal diamuk pengunjung yang datang hingga menggebrak-gebrak meja kasir tempat saya melayani pengunjung yang datang. Kejadian itu terjadi karena bapak dari salah satu anak pergi dulu keluar tanpa sepengetahuan saya. Saat si bapak kembali, anaknya sudah nggak ada di arena bermain.

Saya yang nggak tahu apa-apa sibuk beres-beres bola yang berserakan dan menjadi kasir. Lagi pula dari awal, si bapak nggak menitipkan pesan untuk menjaga anaknya pada saya. Maka saat si bapak marah-marah, saya kaget. Emosi si bapak memuncak karena nggak terima dengan penjelasan saya. Dia menggebrak meja kasir dan pergi.

Selain itu, ada juga segelintir orang tua yang memiliki anak lebih dari satu, tapi penginnya bayar satu anak saja. Alasannya biasanya karena si kakak cuma mengantar atau menjaga si adik. Jika kakaknya memang sudah besar dan memang hanya mengantar atau menjaga si adik sih nggak masalah. Masalahnya, tak jarang si kakak masih di usia yang suka bermain dan malah ikut bermain di dalam. Kalau sudah begini kan menurut peraturan ya harus tetap bayar tiket masuk.

Orang tua yang nggak terima akan marah pada saya hingga saya dikatain brengsek. Saya cukup kaget mendengar kata-kata seperti itu. Pak, Bu, saya ini cuma pegawai yang kerja dan mengikuti peraturan yang ada, lho.

Dimintain diskon

Hal selanjutnya ini bisa jadi masalah besar buat saya. Sebab, orang tua yang minta diskon jumlahnya lebih banyak daripada orang tua pada dua poin sebelumnya. Alasan mereka beragam dan seringnya nggak tahu waktu. Para orang tua yang meminta diskonan ini sering kali datang ketika tempat bermain anak sedang ramai pengunjung. Padahal pengunjung lainnya juga harus segera dilayani.

Dalam situasi seperti itu, kadang saya akan membiarkannya lalu berpindah melayani pengunjung lain. Meski alasan yang dikemukakan orang tua masuk akal, dengan berat hati tetap saja saya nggak bisa memberikan diskon. Sebab, kalau saya memberikan diskon, itu artinya sebagai pegawai saya harus mengganti uang tersebut ketika laporan nanti. Uang yang harus saya laporkan tentu harus sesuai dengan laporan pengunjung yang datang tanpa alasan apa pun.

Setelah membaca keluh kesah saya di atas, sudah merasa tercerahkan? Ya, kenyataannya pekerjaan yang kita anggap sepele ternyata nggak sesepele itu. Dan itu yang saya rasakan. Dulu saya menganggap bekerja di tempat bermain anak adalah hal yang mudah dan nggak ada tantangannya. Tapi ternyata nggak semudah itu ya, Gaes~

Penulis: Yanyan Nur Arifah
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Kidzooona Pakuwon Mall, Playground Terbaik di Jogja.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version