Rumah produksi yang saya datangi jauh dari kata bersih
Secara singkat, begini deskripsi rumah produksi bakpia yang kebetulan saya temui. Di sana saya melihat ada beberapa orang yang punya tugas berbeda-beda. Ada beberapa laki-laki yang bertugas membuat adonan, mengisi isian bakpia, memanggang, dan ada juga beberapa perempuan yang mengemas bakpia yang sudah jadi.
Dari dalam rumah terdengar alunan musik koplo yang suara bass-nya sangat kencang, mungkin untuk mengusir kejenuhan para pekerja. Sampai di sini saya merasa pemandangan tersebut masih normal-normal saja.
Kebetulan di rumah produksi yang sederhana itu udara terasa cukup panas dan pengap. Mungkin karena sirkulasi udara kurang lancar dan juga dekat dengan oven untuk memanggang bakpia, ya.
Lantaran panas, para pekerja laki-laki melakukan tugas mereka dengan telanjang dada alias nggak pakai baju. Meski nggak pakai baju, jangan berharap mereka memakai sarung tangan atau masker. Kebetulan mereka mengolah adonan dan memasukkan isian bakpia Jogja secara manual dengan tangan. Jujur saja saya agak terkejut melihat pemandangan tersebut.
Masalah belum selesai. Ada lagi yang bikin saya geleng-geleng kepala. Terkadang para pekerja menyeka keringat atau menggaruk bagian tubuh mereka yang gatal dengan tangan yang sama digunakan untuk membuat bakpia. Yang bikin tambah combo lagi adalah di saat bersamaan, mereka bekerja sembari mengisap rokok di dalam ruangan tersebut.
Pembeli harus cermat
Dari pengalaman saya tersebut, saya cuma bisa berpesan agar kita harus cermat memilih bakpia Jogja yang tepat. Sebab kalau nggak bisa gawat.
Saat ini tentu sudah banyak merek bakpia yang sadar dan paham soal kebersihan dan standardisasi proses produksi yang baik. Kita tentu nggak bisa memukul rata semua merek bakpia Jogja memiliki standardisasi proses produksi yang baik. Pengalaman yang saya lihat itu hanyalah oknum produsen yang nakal.
Saya percaya nggak semua produsen bakpia Jogja mengabaikan kebersihan. Ada juga beberapa merek yang memperhatikan betul proses pembuatan bakpia mereka bahkan tak segan “open kitchen” agar pembeli bisa melihat sendiri proses pembuatan bakpia yang mereka jual. Jadi, nggak perlu takut untuk mengonsumsi bakpia, ya.
Penulis: Rizqian Syah Ultsani
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 6 Dosa dan Larangan Saat Makan Bakpia.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.