Tentu sebagian besar dari kita pernah melihat postingan di media sosial, baik itu Twitter, Facebook, maupun Instagram, yang berisi permintaan tolong untuk menemukan rumah sakit rujukan pasien Covid-19 sebagai ruang isolasi. Biasanya, dengan tagline, “Please do your magic.” Mereka sedang kesulitan mendapatkan kamar inap untuk pasien yang merupakan kerabat atau mungkin tetangganya gitu.
Nah, tiap kali melihat unggahan semacam itu, saya atau juga kalian pasti merasa miris banget kemudian membayangkan jika hal itu terjadi pada kita, meskipun nggak akan pernah bisa persis rasanya. Yang lebih memilukan lagi adalah ketika pengunggah menceritakan kronologi perjuangan mereka mencari-cari ruang isolasi untuk keluarganya. Membacanya saja sudah pilu. Kita yang tak mengalaminya paling hanya berhenti pada penyesalan, lalu putus asa mengapa mendapatkan kamar isolasi susahnya minta ampun.
Dengan kata lain, masalah pandemi ini bukan hanya soal pemerintah yang menyepelekannya dan orang-orang ngehek beriman konspirasi atau yang seenak jidat bepergian serta party. Tak kalah serius, juga masalah teknis di lapangan seperti info dan ketersediaan fasilitas kesehatan itu sendiri yang sulit diakses. Padahal, angka positif corona seakan enggan turun. Huh.
Namun, melalui tulisan ini saya tak mau menambah lebih dalam ironi mereka yang kesulitan menemukan RS dengan persediaan kamar isolasi. Alih-alih larut menangisinya, saya bawakan kabar gembira saja bagi kita semua mengenai aplikasi yang membantu untuk menemukan ketersediaan kamar isolasi itu.
Jeng… Jeng… Jeng… Ini dia aplikasi Siranap RS, yang merupakan singkatan dari Sistem Informasi Rawat Inap Rumah Sakit, terutama rumah sakit yang menyediakan ruang untuk pasien corona. Aplikasi yang diluncurkan Kemenkes per 21 Januari 2021 ini bisa diunduh melalui Google Play Store. Yuk, cus kita semua mengunduhnya. Siapa tahu kita menemukan postingan yang memilukan itu lagi dan jadi bisa membantu mereka alih-alih hanya ikut berduka.
Soalnya, semenjak diluncurkan, berita tentang aplikasi yang sangat mbois ini terbilang langka. Wong saya sendiri juga dapat informasi ini dari grup organisasi profesi radiografer yang saya ikuti, yang memang masih dalam lingkup dunia kesehatan. Ini semakin membuktikan bahwa corong Kemenkes untuk menginfokan pelayanannya yang padahal positif ini kurang nendang. Nggak dapet masukan dana buat ng-endorse influencer lagi kali, ya? Kasihan banget, deh, dananya habis buat Raffi Ahmad. Eh.
Perlu diketahui bahwa aplikasi ini memiliki fitur yang cukup lengkap jika dinilai berdasarkan kebutuhan tersebut.
Pertama, kita bisa memilih RS berdasarkan provinsi dan kota di mana kita tinggal. Dengan hanya sekali klik, kita akan disajikan daftar rumah sakit penyedia ruang isolasi. Atau, bisa juga dengan klik menu “Cari Rumah Sakit Terdekat”, maka secara cepat tersaji daftar RS terdekat berdasarkan lokasi kita. Dan, ada juga fitur “Lihat Maps”, yang akan menampilkan peta rumah sakit di sekitar kita dengan tampilan Google Maps.
Dengan itu saja, kita sudah sangat terbantu, mengingat kebanyakan dari kita tak tahu RS mana saja yang memiliki fasilitas tersebut. Namun, tidak berhenti sampai di situ saja, karena dengan mengklik nama suatu RS di daftar, kita akan disajikan lagi daftar ketersedian ruangan di RS itu.
Apalagi, di beberapa RS tertentu data jenis ruangan isolasi yang diberikan sangatlah lengkap berdasarkan kebutuhan dan kondisi pasien. Seperti ruang isolasi dengan atau tanpa tekanan negatif yang diperuntukkan pasien dengan gejala ringan hingga sedang. Kemudian ada ruangan ICU: tanpa ventilator untuk pasien yang hanya membutuhkan perawatan intensif dan dengan ventilator yang membutuhkan alat bantu pernapasan. Ada juga info ruang PICU khusus pasien corona bagi anak-anak, maupun NICU bagi bayi baru lahir. Pokoknya membantu banget, deh.
Kedua, info kapasitas total kasur pasien dan yang masih kosong di setiap ruangan juga dihadirkan. Menariknya lagi, ada keterangan tanggal bahkan hingga hitungan detik, info ini terakhir kali diperbarui. Jadi, data di aplikasi dengan kondisi di lapangan kemungkinan besar akurat. Toh, misal data terakhir di-update beberapa hari yang lalu, kita masih bisa menghubungi nomor yang juga tersedia di daftar RS tersebut. Kurang mbois apa coba?
Ya, walau juga harus diakui aplikasi ini tidaklah menyelesaikan permasalahan pandemi secara dalam. Namun, tetap saja hal ini bisa kita anggap sebagai kemajuan karena cukup membantu meski dikit.
Sebagai rasa syukur atas kehadirannya, tunggu apa lagi, buruan download! Kalau (semoga saja) nggak terpakai oleh diri kita sendiri, ya kita bisa bantu menginfokan kepada yang membutuhkan. Kalau nggak, ya buat merefleksikan diri agar tetap menjaga kondisi kesehatan dan protokolnya. Yaitu, dengan cara melihat sisa ruangan isolasi yang tersedia—yang jumlahnya sungguh bikin geleng-geleng.
Dari beberapa rumah sakit yang saya amati, pasti sisa ruangan yang tersedia nggak sampai menyentuh seperempatnya, selebihnya ya sudah ditempati, Cuk! Lah dengan melihat angka-angka ini saja, saya yang jarang berdoa pun jadi sering, agar oleh Tuhan saya dan sekeluarga bahkan siapa pun nggak mengisi ruangan yang tersisa itu. Amiin.
Tapi, ya ayok bisa yok jangan cuma umad-umed berdoa. Pastikan juga kita selalu sehat, jaga jarak, cuci tangan, dan pakai masker! Stay safe, semuanya!
BACA JUGA Saya Disuntik Vaksin Covid-19 dan Nggak Jadi Buaya atau tulisan Fadlir Nyarmi Rahman lainnya.