Ahong membatalkan niatnya menikahi Zaenab. Jengjeeeng! Si Doel Anak Sekolahan episode 21 ini diawali dengan kunjungan Ahong ke rumah Zaenab untuk bertemu dengan Encang Rohim dan Encing Ipah. Ahong bilang bahwa dia mundur saja walau sebenarnya sayang sekali dengan Zaenab. Ahong beralasan nantinya takut Zaenab bakalan menderita kalau menikah dengan dia. Orang tua Zaenab mencoba bersikap manis di depan Ahong meski sebenarnya mereka pasti kaget sekali. Tapi setelah Ahong pulang, Encang Rohim marah besar ke Zaenab. Encang Rohim yakin pasti Zaenab yang sudah bicara duluan ke Ahong untuk meminta pernikahannya dibatalkan.
Yang ditakutkan Encang Rohim bukanlah nasib Zaenab yang bakalan punya jodoh atau tidak, melainkan nasib kerja samanya dengan Ahong untuk urusan pabrik. Encang Rohim lalu berangkat menyusul Ahong ke pabrik, dia merasa kudu ngebaik-baikin Ahong supaya tidak berimbas jelek nantinya ke pekerjaan.
Kemudian, ada Munaroh datang. Munaroh curhat ke Zaenab tentang pernikahannya yang tidak bahagia sekalian secara terang-terangan Munaroh bilang bahwa menikah karena dijodohkan dan bukan karena cinta itu cuma bikin sakit hati. Zaenab tentunya jadi semakin yakin bahwa dia tidak mau menikah dengan Ahong karena cerita dari Munaroh ini. Munaroh juga minta tolong ke Zaenab supaya bisa dibantu ketemu dengan Mandra, ada yang harus dia bicarakan katanya.
Sementara itu Doel datang lagi ke kantor Budi Indra. Kali ini bukan untuk menanyakan kelanjutan lamaran kerjanya tapi meminta maaf karena akan mundur saja dari situ. Doel bilang dia sudah mendapat panggilan kerja dari perusahaan lain dan besok dia harus datang. Budi Indra menerima alasan Doel dan dia bilang bahwa nama serta data diri Doel akan dimasukkan saja ke daftar posisi cadangan karyawan, jadi kalau misalnya besok Doel tidak jadi diterima kerja di perusahaan lain, Doel bisa kembali ke situ.
Di rumah, Atun sudah dandan cakep karena bakalan ikut Engkong Ali ke hotel tempat Ishak menginap. Atun merayu Mak Nyak supaya ikut, tapi Mak Nyak menolak. Malah Mas Karyo yang mau ikutan. Doel pulang persis di saat Engkong, Atun dan Mas Karyo berangkat. Disusul oleh Mandra kemudian. Mandra membawa opelet yang sudah dalam keadaan mulus dan gres.
“Tapi udah rapi kan? Udah kagak ngadat lagi kan?” Mak Nyak menanyakan keadaan opelet ke Mandra.
“Ya kagak, Mpok. Sekarang mah udah hebat, udah enak. Tapi Mpok, ongkosnya mahal banget. Dihitung-hitung ongkosnya kena seratus empat puluh ribu.” kata Mandra.
“Ape? Seratus empat puluh ribu? Abis bayarnya gimana dong, Ndra?”
“Tenang aja, Mpok. Semuanya itu udah ditanganin ama Non Sarah.”
“Oh, dibayarin Non Sarah?”
“Tapi dia mesen jangan ngomong-ngomong sama si Doel kalau dia yang bayarin!”
Mandra ngomongin rahasia tapi suaranya double stereo dan pas banget si Doel keluar melihat keadaan opelet. Hadeeeh, katjaw ini! Mak Nyak ngomelin Mandra karena ngomong pakai suara kenceng tadi, jadinya Doel sampai dengar.
“Yaelah, salah melulu yak. Lagian napa sih emangnya kalau dia yang bayarin? Nggak boleh? Duitnya laen? Haram?!” kata Mandra ngegas.
Malamnya, Roy datang ke rumah Sarah. Sarah tidak mau menemui, jadi Roy menitipkan pesan pada asisten rumah tangga Sarah bahwa besok pagi-pagi Roy akan datang menjemput papanya Sarah untuk berangkat bersama ke kantor Om Wisnu. Saat asisten rumah tangganya menyampaikan pesan ini, Sarah panik. Besok kan jadwalnya Doel dipanggil ke kantornya Om Wisnu, kalau sampai ketemu Roy bisa kacau ini. Sarah buru-buru berangkat ke rumah Doel.
Sesampainya di rumah Doel dan setelah berbasa-basi dengan Mak Nyak, Sarah mulai bicara ke Doel.
“Tadi saya nganterin Bang Mandra ke bengkel ngambil opelet.”
“Terus kamu bayarin lagi ongkosnya?”
“Kamu marah? Aku tuh nggak ada maksud apa-apa, Doel. Kebetulan aku lagi punya uang, terus apa salahnya sih kalau aku yang bayar? Kamu marah? Tersinggung?”
“Nggak, aku hanya merasa selalu jadi beban.”
“Kok kamu gitu sih?”
“Ya udah deh, maaf. Terima kasih juga karena kamu sudah….”
“Tuh, kan pasti gitu kan. Ya udah deh saya pulang deh kalau kamu kayak gitu!”
“Ya, ya, ya… Maaf,” Doel tersenyum geli melihat sikap Sarah.
Sarah lalu mencoba bilang ke Doel bahwa besok dia minta ditemani oleh Doel ke suatu tempat, Doel bilang kalau pagi dia tidak bisa. Tapi kalau sore kemungkinan bisa. Sarah malah menolak, bilang tidak jadi saja minta ditemani. Ini memang akal-akalannya Sarah saja supaya Doel nggak berangkat ke kantor Om Wisnu sepertinya.
Atun dan Mas Karyo datang, Engkong Ali langsung pulang ke rumahnya karena takut diomelin sama Nyak Rodiyah. Mas Karyo lalu cerita kalau mereka tadi habis dari hotel mewah dekat air mancur, ada hotel margarin! Hahaha. Maksudnya Hotel Mandarin.
Paginya, Pak Bendot menawarkan diri untuk membantu cuci opelet bahkan siap kalau diajak Mandra narik opelet untuk jadi kernet, katanya. Awalnya Mandra menolak, tapi kata Mak Nyak tidak apa-apa, daripada Mandra narik sendirian. Toh, Pak Bendot juga tidak ada kegiatan apa-apa di rumah. Mas Karyo juga awalnya gengsi Pak Bendot sampai membantu ngurusin opelet, tapi karena Pak Bendot ngeyel ya dia bisa apa.
Si Doel Anak Sekolahan episode 21 berakhir dengan adegan Engkong Ali yang pagi-pagi banget sudah datang ke rumah Mak Nyak. Tujuannya ya apa lagi kalau bukan menanyakan soal lamarannya si Ishak.
Halah, si Engkong! Ngebet amat!
Daftar sinopsis sebelumnya: Si Doel Anak Sekolahan musim 1, Si Doel Anak Sekolahan musim 2, dan Si Doel Anak Sekolahan musim 3.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.