Si Doel Anak Sekolahan Episode 12, Musim 3: Episode Paling Tragis buat Zaenab

si doel anak sekolahan episode 27 musim 3 si doel anak sekolahan episode 13 zaenab bicara berdua dengan doel mojok.co

si doel anak sekolahan episode 27 musim 3 si doel anak sekolahan episode 13 zaenab bicara berdua dengan doel mojok.co

Mandra dan Mas Karyo sedang merasa apes di pembukaan Si Doel Anak Sekolahan episode 12 ini. Sudah sejak pagi berangkat narik opelet, tapi belum dapat uang sama sekali. Mereka pulang dengan rasa sesal. Awalnya mereka sempat saling menyalahkan.

“Gara-gara elu sih ini kita jadi apes seharian!” kata Mandra.
“Lho kok aku?” balas Mas Karyo.
“Ya iya, kan elu yang ngajarin nilep duit setoran. Makanya sekarang jadi dosa deh kita, apes.”
“Mbok ya sudah, jangan-jangan marah, nanti dosanya nambah lho. Kita minta maaf saja sama Mak Nyak, ngomong terus terang.”
“Lah, Mpok Lelanya aja kagak ada!”

Mereka menyadari keadaan rumah yang tertutup rapat, sepertinya Mak Nyak memang sedang pergi. Tapi tiba-tiba ada suara berisik dari dalam rumah.

Mandra dan Mas Karyo mengira terjadi sesuatu sama Mak Nyak di dalam rumah. Mereka memanggil nama Mak Nyak dari teras rumah. Ternyata yang nyahutin malah suara Engkong Ali. Terus ada suara Nyak Rodiyah juga. Dengan beralasan haus, Mandra minta dibukakan pintu.

Pintu memang akhirnya dibukakan oleh Engkong, tapi Mas Karyo dilarang masuk ke rumah. Alasan Engkong sih katanya Maa Karyo bukan anggota keluarga. Mandra juga cuma boleh atret sampai di meja makan, bahkan mau minum ke dapur juga nggak dikasih izin sama Engkong. Sebagai gantinya, Engkong malah ngasih duit ke Mandra buat makan dan minum di warung saja.

Mandra yang tahu maksud Engkong malah bilang dia mau menunggu Mak Nyak saja sebentar, buat minta duit bensin. Engkong bingung karena Nyak Rodiyah sudah pasang muka sinis. Akhirnya Engkong ngalah lagi ngasih duit bensin juga ke Mandra. Yang penting Mandra sama Mas Karyo nggak gangguin Engkong yang lagi indehoy.

Sesuai sama yang diharapkan Engkong, Mandra dan Mas Karyo langsung cabut lagi. Tapi kesenangan Engkong hanya sesaat saja kayaknya karena setelah itu gantian Mak Nyak yang pulang. Sukurin! Mak Nyak yang datang naik bajaj langsung ngomel saat tahu warungnya nggak ditutup oleh Engkong dan rumahnya malah tertutup rapat. Sama seperti Mandra dan Mas Karyo tadi, Mak Nyak menggedor pintu dan jendela berulang-ulang. Dengan kesal akhirnya Engkong ngebolehin Nyak Rodiyah buat bukain pintu.

Hari udah sore saat Doel pulang, barengan dengan Engkong Ali dan Nyak Rodiyah yang juga mau pulang ke rumah mereka. Di depan rumah udah ada Sita datang mengajak Raka. Sita beralasan Raka yang mengajak mencari Doel untuk memperbaiki mainannya. Raka yang mendengar Doel lagi mandi, langsung menyusul ke belakang. Doel keluar sebentar dari kamar mandi untuk membetulkan mainan Raka lalu masuk lagi meneruskan mandi.

Sita menanyakan lagi kelanjutan niat Doel untuk bekerja di kantornya, dia bilang dia dan rekan-rekannya di kantor sudah sepakat untuk menerima Doel. Sita juga mengiyakan bahwa dia menitip pesan pada Mak Nyak untuk disampaikan pada Doel perihal kerjaan. Sita bilang semua ini dia lakukan tidak ada sangkut pautnya dengan rasa bersalah Sita dan Andre atas meninggalnya Babe Sabeni.

Doel bilang sepertinya dia agak ragu untuk menerima posisi tersebut, apalagi karena selama ini perusahaan Sita hanya mempekerjakan wanita. Kesannya seperti dipaksakan untuk menerima Doel jadi karyawannya.

Mandra dan Mas Karyo pulang tak lama kemudian, mereka sudah berniat untuk memberikan uang pengganti setoran ke Mak Nyak sekaligus meminta maaf. Saat Sita dan Raka berpamitan, Zaenab datang. Sepertinya dia langsung datang dari tempat dia bertemu dengan Sarah tadi karena masih pakai baju yang sama. Dia bilang ada perlu dengan Doel dan minta untuk bicara di tempat lain. Mak Nyak hanya menatap curiga saat Zaenab berpamitan dengan ditemani oleh Doel.

Mas Karyo ternyata masih berusaha nyepik ke Mandra perihal duit yang akan diberikan ke Mak Nyak sebagai pengganti setoran opelet. Dengan bujuk rayu Mas Karyo dan lugunya Mandra, duit lima belas ribu pun berpindah tangan. Melihat modelnya Mas Karyo sih nggak bakalan balik itu duit yak.

Di tempat lain, ada Zaenab dan Doel yang sedang bicara.

“Jadi bener Abang bilang gitu ke Sarah?” tanya Zaenab.
“Iya,” jawab Doel lugas.
“Kenapa sih Abang nggak bilang langsung ke Zaenab? Apa Abang pikir Zaenab nggak pantes diajak ngomong seperti itu?”
“Bukan begitu, Nab.”
“Zaenab kan bukan anak kecil lagi, Bang.”
“Iya, Abang tahu.”
“Iya, tapi kenapa Abang nggak bilang langsung sama Zaenab? Kenapa harus lewat Sarah?”
“Abang hanya menjawab pertanyaan Sarah.”
“Jawab pertanyaan Sarah? Lalu apa yang membuat Sarah menanyakan hal pribadi Zaenab?”
“Kalau kamu tidak pernah mengungkapkan masalah pribadimu pada Sarah, mungkin Sarah juga tidak akan pernah menanyakan masalah itu pada Abang,” kata Doel tegas. “Abang heran, kenapa kamu nggak bilang langsung ke Abang? Kenapa harus lewat Sarah?” sambungnya lagi.
“Tapi kenapa Abang bilang perjodohan kita itu nggak serius?” Zaenab ganti bertanya.
“Abang harus ngomong apa?”
“Jadi apa yang udah terjadi waktu kita kecil dulu, bagi Abang nggak ada artinya?”
“Bukan nggak ada artinya, Nab.”

Doel menjelaskan bahwa semua yang mereka lalui itu memang berharga tapi semuanya juga tinggal kenangan sekarang. Zaenab mulai menangis lalu bertanya, “Bang, apakah Abang mencintai Sarah?”

Doel diam tidak menjawab. Diam yang diartikan sebagai “iya” oleh Zaenab.

Di bagian akhir Si Doel Anak Sekolahan episode 12 ini ada adegan Zaenab berlari sambil menangis dan bertemu dengan Sarah yang memang mau ke rumah Zaenab untuk mengantarkan rantang.

“Nab, aku baru aja mau ke rumah kamu. Rantang kamu ketinggalan,” kata Sarah sambil menyerahkan rantang Zaenab. Zaenab mengambil rantangnya dengan ketus.

“Nab, aku mau bicara sama kamu.”
“Mau bicara soal apa lagi?” tanya Zaenab.
“Soal Doel, Nab.”
“Aku sudah ketemu dengan Bang Doel.”
“Oya?”
“Iya, barusan aku ketemu dengan Bang Doel.”
“Oya?”
“Iya. Kamu benar. Dia emang nggak pernah berniat melamar saya. Dia udah punya pilihan lain. Kamu!” Zaenab mulai bicara dengan nada tinggi.
“Dengerin aku dulu, Nab.”
“Apa lagi? Kamu suruh aku denger apa lagi? Aku sudah denger semuanya! Justru kamu yang mestinya sekarang denger bahwa perjodohan aku dan Bang Doel nggak lebih dari sebuah kenangan!”
“Nab, dengerin aku dulu,” Sarah mulai ikut menangis.
“Kamu yang mustinya denger kalau kehadiran kamu mengubah apa yang aku dan Bang Doel impikan sejak kecil menjadi sebuah mimpi buruk!” kata Zaenab sambil berlalu.

Wah, wah….

Daftar sinopsis sebelumnya: Si Doel Anak Sekolahan musim 1, Si Doel Anak Sekolahan musim 2, dan Si Doel Anak Sekolahan musim 3.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Exit mobile version