Sepatu Putih Memang Keren, tapi Tidak Berlaku Buat yang Nggak Sabaran

Sepatu Putih Memang Keren, tapi Tidak Berlaku Buat yang Nggak Sabaran

Sepatu Putih Memang Keren, tapi Tidak Berlaku Buat yang Nggak Sabaran (Shutterstock.com)

Setiap kali melihat sepatu putih, kesan yang didapat adalah keren dan simpel. Apa pun mereknya, model desain sepatunya, sepasang sepatu putih punya daya tarik tersendiri. Membayangkan untuk memakainya saja sudah bikin kita merasa cakep, meski belum mandi sekalipun.

Tapi di balik kesan sederhana dan keren itu, ternyata sepatu putih ini cukup menguji kesabaran. Sebagai pemilik, saya cukup tertantang untuk menjaga kesucian warna sepatu. Keren sih keren, tapi bikin insecure saat memakainya. 

Begini. Kesan mahal yang diberikan oleh sepatu itu itu nggak hanya soal harga beli saja, biaya perawatan sepatu berwarna putih juga cukup menguras kantong. Walau sejak pertama kali membeli sudah berikrar akan menjaga kesucian, tetap saja menggunakan sepatu jenis ini tuh sangat menguji kesabaran. Pengalaman saya bersama sepatu putih membuat saya geleng-geleng. Bisa-bisanya diri saya ini melatih kesabaran dan konsistensi melalui sepasang sepatu sneakers putih.

Alhasil, saya selalu menjaga kebersihan sepatu ini. Sebisa mungkin, tidak membiarkannya kotor. Bahkan, saya sampai berikrar hanya menggunakan sepatu tersebut untuk acara indoor. Sempat ada pikiran untuk melapisi sepatu tersebut dengan plastik. Tentu saja saya urungkan, saya nggak seputus asa itu je.

Namun, usaha tersebut ya sama saja tak berhasil. Ujungnya ya, tetep kotor itu sepatu, meski saya gunakan di indoor sekalipun. Yang saya lakukan akhirnya ya selalu membersihkan sepatu putih tersebut. Kena debu saja, saya langsung bersihkan. Pokoknya, nggak ada hari tanpa membersihkan sepatu.

Kenapa saya rela ribet? Ya mau gimana lagi, kalau nggak, itu sepatu nanti bisa berubah warna dan jadi males memakainya. Ujung-ujungnya, beli lagi. Kalau yang diincer harganya murah, nggak masalah. Lha kalau mahal? Remuk bakule rambak, Bosque.

Lagian sayang nggak sih lihat sepatu yang kita sayang dan bangga waktu memakainya pensiun dini.

Nah, inilah yang bikin saya yakin kalau sepatu jenis ini tuh nggak cocok buat orang yang nggak sabaran. Bisa bikin rugi malah. Sebab, sepatu putih itu memang keren, tapi kotor sedikit saja, ambruk sudah imej keren itu.

Yang jelas sih, nggak ada yang keren dari sepatu yang kotor. Dan sepatu putih itu mudah kotor, kita semua tahu itu. Apalagi jika sudah berubah warna. Wis, mau nggak mau kita harus pensiun pakai itu sepatu meski belum lama dipakai.

Ujungnya, rugi kan?

Makanya, jika kalian nggak sabaran atau males ribet, coba cari warna lain, atau jangan yang dominan putih. Atau cari yang ketika berubah warna, sepatu itu masih punya aura keren. Contohnya, Vans. Katanya, meski buluk, tetep aja keren. Katanya lhooo. 

Sepatu masa kini juga sudah begitu beragam warnanya. Jadi, orang nggak sabaran, satset, dan antiribet tetep bisa keren. Tetep bisa baday meski tak mau lebay. Gila, so rhyme.

Namun, jika kalian mau ribet, dan telaten, sepatu jenis ini amat cocok buat kalian. Cocok dengan segala outfit, dan memberi kesan elegan, tentu saja ini bikin kalian keren dalam sekejap. Tapi, ya balik lagi, kalian nggak bisa pakai itu sepatu secara sembarangan.

Penulis: Anisah Meidayanti
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kodachi, Sepatu Local Pride Sekuat Adamantium

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version