Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Sekolah Swasta Gratis, Ide Gila yang Bisa Bikin Pendidikan Makin Miris

Paula Gianita Primasari oleh Paula Gianita Primasari
19 Juni 2025
A A
Orang Tua Lebih Memilih Sekolah Swasta meskipun Biayanya Mahal karena Memang Sebagus Itu, Sekolah Negeri Perlu Ngaca sekolah swasta gratis

Orang Tua Lebih Memilih Sekolah Swasta meskipun Biayanya Mahal karena Memang Sebagus Itu, Sekolah Negeri Perlu Ngaca

Share on FacebookShare on Twitter

Pendidikan itu, memang seharusnya jadi hak semua orang, titik. Makanya, kalau ada wacana sekolah swasta gratis, rasanya seperti dapat angin surga mendadak. Sekilas, ide gila ini memang terdengar menguntungkan. Apalagi, selama ini, akses memperoleh pendidikan layak masih dianggap sesuatu yang mewah.

Namun, tunggu dulu. Kalau dikupas lebih dalam, wacana ini justru berpotensi jadi bom waktu yang menyebabkan dunia pendidikan makin ambyar. Usulan yang di atas kertas kelihatan kinclong, belum tentu sewaktu diterapkan di lapangan akan berjalan sesuai harapan. Jangan sampai, niat awalnya mulia, malah memunculkan efek domino yang merobohkan kualitas pendidikan itu sendiri.

Sekolah swasta gratis berujung pada kualitas yang makin irit

Gagasan sekolah swasta gratis, jujur saja, membuat dahi berkerut. Pasalnya, selama ini sekolah swasta mengandalkan pembiayaan dari orang tua yang kemudian dialokasikan pada gaji pengajar berkualitas, fasilitas top, dan pengadaan program unggulan. Ibaratnya, aliran dana orang tua itu darah bagi sekolah swasta.

Kalau tiba-tiba digratiskan tanpa kompensasi instan dan signifikan dari pemerintah, ya, bubar. Guru-guru berpengalaman bisa-bisa mengundurkan diri karena gajinya dipangkas. Belum lagi, ekstrakurikuler dan fasilitas pendukung bisa lenyap tak berjejak karena ketiadaan sokongan finansial.

Menggratiskan sekolah swasta tanpa keberlanjutan dana sama saja dengan mereduksi daya saing dan standar sekolah. Yang tadinya sekolah getol bersaing dalam mutu, malah nanti kualitasnya cenderung akan merata ke bawah. Toh, besaran bantuan per anak dari pemerintah sama saja jumlahnya dengan sekolah lain. Jadi, buat apa susah-susah menggenjot kualitas?

Bibit inovasi bakal mati suri, anak-anak cenderung jadi kurang berani

Selama ini, penopang eksistensi sekolah swasta itu karena sekolah dipaksa kreatif. Dorongan kompetisi dan kebutuhan untuk menarik siswa mendorong sekolah swasta harus putar otak. Misalnya saja untuk merumuskan kurikulum yang menjadi diferensiasi dari sekolah swasta lain, metode pengajaran yang out of the box, atau program ekstrakurikuler yang beragam.

Nah, seandainya semua digratiskan dan diatur plek-ketiplek oleh pemerintah, sekolah swasta kemungkinan besar bakal menghadapi penyeragaman kurikulum dan standar dengan sekolah negeri. Dengan demikian, sekolah alam yang mengajarkan anak dekat dengan bumi atau sekolah Montessori yang fokus pada personalisasi belajar akan tinggal nama. Pun, sekolah swasta sebagai wadah penyemaian ilmu agama serta bakat seni anak juga akan binasa.

Keberagaman filosofi pendidikan yang unik lantas terkikis habis sehingga menciptakan semacam monokultur pendidikan, di mana semua sekolah pada akhirnya serupa. Kalau sudah begini, kesempatan lahirnya generasi pemikir orisinal dan disruptif, yang biasanya lahir dari lingkungan pendidikan unik serta eksploratif, akan semakin terkubur. Ujungnya, anak-anak hanya akan menjadi individu penurut yang hanya bergerak sesuai instruksi tanpa mampu mengungkapkan pemikirannya sendiri.

Baca Juga:

Selain Gaji Kecil, Inilah 4 Sisi Gelap Menjadi Guru Sekolah Swasta yang Jarang Terekspos

Derita Jadi Lulusan PPG: Statusnya Saja Guru Profesional, tapi Cari Kerja Tetap Susah

Demi sekolah swasta gratisan, anggaran sektor lain dikorbankan

Niat membebaskan biaya di sekolah swasta, artinya negara harus mengambil alih semua pembiayaan jutaan siswa. Skala finansial yang dibutuhkan jelas luar biasa, bahkan bisa dibilang edan! Ini bukan cuma angka recehan, tapi potensi membebani APBN secara masif yang dampaknya bisa merembet ke aspek lain.

Bukan tidak mungkin, dana yang harusnya dialokasikan untuk sektor kesehatan, infrastruktur, atau bahkan subsidi sekolah negeri yang sudah ada, terpaksa dialihkan demi mewujudkan cita-cita di luar nalar tersebut. Apabila anggaran dipaksakan tapi kucurannya minimal, jangan kaget kalau sekolah swasta yang ngos-ngosan akhirnya memutuskan pemangkasan biaya operasional. Efeknya kembali lagi pada terjun bebasnya kualitas pendidikan.

Memang, pendidikan itu investasi jangka panjang, yang konon katanya merupakan salah satu kunci penuntas kemiskinan. Akan tetapi, ironisnya, realitas anggaran negara itu ada batasnya. Parahnya lagi, kalau sampai nekat ide sinting ini dieksekusi, bisa-bisa rakyat kelas menengah yang selalu terhimpit oleh kebijakan pemerintah ini, yang kena getahnya lewat kenaikan pajak. Di sisi lain, tahu sendiri, masyarakat Indonesia ini masih alergi dengan pajak tinggi, sekalipun katanya buat fasilitas publik.

Intinya, konsep menggratiskan sekolah swasta tersebut, niatnya sih oke. Siapa pun pasti ingin aplikasi pendidikan lebih merata. Namun, tetap saja, kadang maksud baik itu butuh kalkulasi yang lebih matang biar nggak jadi bumerang. Jangan sampai cuma karena ingin semua gratisan, negara justru mengorbankan kualitas dan pilar inovasi yang sudah dibangun susah payah selama puluhan tahun.

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Orang Tua Lebih Memilih Sekolah Swasta meskipun Biayanya Mahal karena Memang Sebagus Itu, Sekolah Negeri Perlu Ngaca

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 19 Juni 2025 oleh

Tags: kualitas pendidikanPendidikansekolah swastasekolah swasta gratis
Paula Gianita Primasari

Paula Gianita Primasari

Mahasiswa doktoral UNDIP jurusan Manajemen Pemasaran asal Semarang.

ArtikelTerkait

Saya Berani Bertaruh, kalau Tahun Depan Menteri Pendidikan Diganti, Kurikulumnya Bakal Ganti Lagi

Saya Berani Bertaruh, kalau Tahun Depan Menteri Pendidikan Diganti, Kurikulumnya Bakal Ganti Lagi

5 November 2023
Udah, Santai Aja Menyikapi SPP yang Bisa Dibayar Pakai GoPay!

Udah, Santai Aja Menyikapi SPP yang Bisa Dibayar Pakai GoPay!

18 Februari 2020
rapor murid wali murid mojok

Beberapa Alasan untuk Orang Tua Murid agar Sebaiknya Tidak Percaya pada Nilai Rapor

21 Juli 2020
Mal Lebih Ramai dari Sekolah Adalah Bukti Nyata Pendidikan di Indonesia Nomor Dua terminal mojok

Mal Lebih Ramai dari Sekolah Adalah Bukti Nyata Pendidikan di Indonesia Nomor Dua

3 Mei 2021
Sekolah Tanpa Jurusan dan Gugatan pada Sistem Pendidikan Terminal Mojok

Sekolah Tanpa Jurusan dan Gugatan pada Sistem Pendidikan 

2 Juli 2022
pascasarjana

Apa Iya, Pendidikan Pascasarjana Itu Pelarian Saja?

28 Agustus 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.