Sejelek Apa pun Trailernya, One Piece Live Action Tetap Layak untuk Ditonton

Konspirasi One Piece: Shanks, Yonko Paling Misterius. Kawan atau Lawan? one piece live action

Konspirasi One Piece: Shanks, Yonko Paling Misterius. Kawan atau Lawan? (Tipwam via Shutterstock.com)

Akhirnya, trailer One Piece live action keluar. Bisa ditebak, banyak orang yang merasa kecewa dengan hasilnya. Tentu saja, mewujudkan One Piece ke dunia nyata memang susah, jika hasilnya remuk, sudah tertebak.

Saya pun mengakui, rasa-rasanya susah untuk menilai One Piece live action ini bagus. Meski baru trailer, tapi kok ada yang kureng dari Inaki Godoy. Luffy yang saya kenal, bukan Luffy kayak gitu. Ah gitu lah pokoknya.

Tapi, meski saya tidak suka, atau tetap bakal nggak suka setelah nonton penuh 31 Agustus nanti, saya bakal nonton serial ini. Alasannya sederhana: Eiichiro Oda.

Saya yakin betul, Oda-sama adalah orang yang paling sering didoakan oleh manusia di dunia. Dari tangannya lah kita menikmati One Piece, dan menemukan kebahagiaan. Kita tak sabar menunggu minggu berganti demi menikmati kelanjutan cerita. Bahkan amat sangat tak berlebihan jika ada orang yang bilang bahwa One Piece adalah alasan mereka hidup.

Jadi bisa dibilang, Oda ini manusia yang amat penting di dunia ini. Lalu apa hubungannya dengan live action?

Kalau bukan sekarang, kapan lagi One Piece live action bisa dibuat?

Begini. Oda sendiri bilang, mungkin saat-saat ini adalah waktu yang tepat untuk membawa One Piece ke dunia nyata. Jadi, beliau setuju saat ada yang ingin membuat One Piece live action.

Baiknya, kalian lihat ini saja biar bisa baca statement penuh dari Oda sendiri.

Bagi saya, alasan itu cukup untuk menonton dan menerima One Piece live action, bagaimana pun jadinya nanti. Kalau buruk banget, yaudah, expected. Kalau bagus, ya kita harus memberi Oda apresiasi yang begitu dalam.

One Piece live action ini diawasi langsung oleh Oda-san. Jadi apa pun hasilnya, jelas ini sesuai dengan keinginan beliau. Andai memang tak sesuai ekspektasi, ya pahami saja kalau mewujudkan kehidupan di semesta Oda tak semudah itu.

Saya tak membela studio atau Netflix, tidak. Saya cuman mau legowo, kalau nggak sekarang, ya nggak mungkin bakal ada live action dari manga tercinta kita. Terlebih, disaksikan Oda sendiri.

Mungkin ini akan jadi legitimasi jika jelek. Ya saya sih nggak peduli-peduli amat. Tapi, kalau emang beneran buruk, mending kita ambil sudut pandang yang kayak gini.

Bikin live action memang susah

Kalau One Piece live action nyatanya buruk, lebih hargai anime dan manganya. Dan bersyukurlah bahwa suatu saat nanti, orang-orang akan berpikir dua kali jika mau aneh-aneh bikin live action serupa, apalagi jika nggak punya sumber daya yang mumpuni.

Tapi saya sih yakinnya ini live action bakal bagus. Nggak sebagus itu, tapi kita akan menikmati ceritanya dengan cara yang berbeda. Mungkin akan sedikit meleset dari manga, tapi nggak apa-apa. Pokoknya nggak sejelek yang kita kira, saya yakin betul itu.

Menggarap live action dari manga emang nggak gampang. Hanya Rurouni Kenshin lah yang dianggap berhasil, itu pun masih ada bolong sana-sini. Dulu sempat ada live action 20th Century Boys, tapi hasilnya menurut saya sih kurang. Menggarap live action memang sesulit itu, terlebih jika manganya emang rumit.

Yang jelas, bagi saya, kata-kata Oda sudah cukup jadi alasan saya untuk menonton. Persetan trailer kelihatan jelek. Yang penting saya bisa lihat karya Oda dalam bentuk live action. Kalau jadinya bagus, well, Eiichiro Oda memang manusia hebat yang Tuhan sengaja ciptakan agar bikin manusia di dunia tetap bahagia.

Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Beri Karim Benzema Ballon d’Or Sekarang Juga!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version