Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Sejarah Penyusunan Mushaf Al-Qur’an Tidak Sesederhana Lagu Anak TPA

Muhammad Dzal Anshar oleh Muhammad Dzal Anshar
20 Mei 2020
A A
sejarah penyusunan mushaf al-qur'an mojok.co

sejarah penyusunan mushaf al-qur'an mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Kita mulai dengan pertanyaan, berapa jumlah ayat dalam Al-Qur’an? Beberapa mungkin spontan menjawab 6.666 ayat, namun faktanya jumlah tepatnya 6.236 ayat. Hal ini bisa kamu buktikan sendiri dengan menjumlahkan ayat pada setiap surah dalam Al-Qur’an, atau kalau tidak mau repot, tinggal melihat di halaman pengantar mushaf Al-Qur’an cetakan Saudi yang biasa dibawa oleh jamaah setelah menunaikan ibadah haji.

Contoh di atas hanya detail kecil tentang Al-Qur’an yang sering terabaikan. Jumlah itu pun bukanlah jumlah absolut. Ada banyak perbedaan pendapat mengenai jumlah ayat Al-Qur’an dengan alasan beragam. Misalnya, basmalah pada Surah Al-Fatihah, ada yang memasukkannya sebagai ayat pertama dan ada yang tidak.

Pertanyaan yang muncul selanjutnya, mengapa sampai berbeda? Bukankah Al-Qur’an itu diturunkan Allah Swt. melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw.? Apakah ada kesalahan teknis dalam proses itu?

Al-Qur’an memang kitab suci yang harus dikultuskan, tapi bukan berarti tak ada ruang bagi rasio untuk mendekati baik makna maupun sejarahnya. Bicara sejarah, biasanya dijelaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan dari Lauhulmahfuz ke langit dunia dan kemudian diturunkan berangsur-angsur ke Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril. Namun, pernahkah kita bertanya apa yang terjadi pada Al-Qur’an dalam kurun waktu kurang lebih 1.500 tahun jarak antara Nabi dan kita?

Faktanya, perjalanan Al-Qur’an tidak sesederhana lagu anak TPA. Merujuk literatur Islam, dijelaskan bahwa dalam 23 tahun masa kerasulan dan dakwah Nabi, sejak diangkat sebagai Rasul berusia 40 tahun, sejak itu juga dimulai sejarah perkembangan Al-Qur’an hingga akhirnya terkumpul dalam bentuk mushaf seperti saat ini. Perkembangan Al-Qur’an setidaknya dapat dibagi dalam 3 periode.

Periode penulisan

Pada masa itu Al-Qur’an tidaklah sama dengan apa yang kita lihat sekarang. Awalnya Al-Qur’an hanya hafalan para hafiz di antara sahabat Nabi. Masyarakat saat itu memang terkenal dengan kemampuan hafalannya, terbukti dari kebiasaan mereka bersyair saat berkomunikasi. Itulah mengapa bahasa Al-Qur’an sering disajikan dalam bentuk sastra dengan memberi analogi atau mengangkat kisah imajinatif maupun cerita umat terdahulu, yakni agar sesuai dengan tabiat umat saat itu.

Di antara banyak hafiz Quran saat itu, yang populer adalah Khulafa al-Rasyidin, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, Mu’awiyah, Ibnu Zubair, Aisyah, Hafsah, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Anas bin Malik, dan lainnya.

Setelah turun ayat demi ayat, Nabi membentuk tim penulis yang mayoritas anggotanya adalah para hafiz serta beberapa sahabat lain untuk menuliskan hafalan mereka secara mandiri. Saat itu penulisan dilakukan di pelepah kurma, daun lontar, dan media lain yang tersedia. Metode penulisannya berdasarkan instruksi Nabi mengenai susunan ayat dan letak surahnya.

Baca Juga:

Tanpa Kitab Iqro, Kita Hanyalah Butiran Debu yang Tak Mengenal Al-Qur’an

Orang Seperti Aldi Taher Jangan Terlalu Dipikir

Tak terbayang kerja keras Nabi dan sahabat dalam menjaga Al-Qur’an. Apa pun yang terbayang di otak kita saat ini, sebagai generasi yang telanjur mengenal ATK, tidak akan betul-betul menggambarkan usaha mereka dengan alat seadanya yang tersedia saat itu.

Salinan Al-Qur’an saat itu tidak terkumpul dalam satu mushaf. Catatan yang ada pada satu sahabat belum tentu ada pada sahabat lain. Hal ini berlangsung hingga Nabi SAW wafat karena hingga akhir hayatnya, sahabat masih senantiasa menantikan ayat yang turun untuk kemudian dicatat.

Pengumpulan Al-Qur’an dalam satu mushaf

Inisiatif mengumpulkan Al-Qur’an dalam lembaran-lembaran mushaf dimulai pada masa Khalifah Abu Bakar. Asbabnya adalah perang melawan kaum murtad yang dipimpin Musailamah pada tahun 12 Hijriah. Di perang itu banyak hafiz gugur sehingga Umar bin Khattab yang visioner dan rasionalis berusul kepada Khalifah Abu Bakar untuk segera menuliskan Al-Qur’an dalam lembaran, agar tidak hilang bersama dengan gugurnya para hafiz.

Ditunjuklah Zaid bin Tsabit menjadi ketua tim penulis mushaf Al-Qur’an. Tentu saja prosesnya dengan syarat dan ketentuan yang sangat ketat. Ayat yang bisa diakui dan dicantumkan dalam mushaf tidak cukup sekadar hafalan, tapi didukung bukti catatan dan bukti itu harus didukung orang yang bersedia bersaksi atas kebenarannya.

Berbeda dengan masa Abu Bakar dan Umar, di masa khalifah ketuga, Utsman bin Affan, Islam telah tersebar di wilayah yang sangat luas hingga ke kawasan non-Arab. Kendala bahasa menjadi faktor utama adanya perbedaan cara membaca Al-Qur’an yang berujung pada saling menyalahkan. Melalui proses yang berliku, dengan panitia yang kembali dipimpin oleh Zaid, penulisan mushaf kembali dilakukan di masa Utsman, bertujuan untuk menyeragamkan bacaan Al-Qur’an.

Pemberian tanda baca

Jika kamu pernah melihat kitab gundul, ketahuilah Al-Qur’an di masa Khalifah Utsman lebih gundul dari itu. Jangankan tanda baca, beberapa huruf saja masih sulit dibedakan karena tak ada tanda khusus yang membedakan. Huruf sin dan sya sulit dibedakan karena tak ada titik, begitu juga dengan huruf lain.

Periode ini terjadi pada masa Dinasti Bani Umayyah yang dipimpin oleh Mu’awiyah. Adalah Ziyad bin Abihi yang berusul agar Salinan Al-Qur’an diberi harakat pada huruf. Sebagai gubernur Basrah dia sering mendengar kekeliruan bacaan yang berujung pada kesalahan memahami Al-Qur’an.

Orang yang memikul tugas ini adalah Abu al-Aswad al-Duali. Atas jasanya, kita mengenal istilah kasrah, fatha, damma, tanwin, dan sistem dua titik pada huruf hijaiyah.

Sungguh pembicaraan tentang sejarah Al-Qur’an tak cukup hanya dengan satu-dua buku, apalagi artikel 800 kata. Tujuan tulisan ini adalah agar kita memahami mushaf yang kadang dibiarkan berdebu itu tidak serta-merta turun dari langit, melainkan melibatkan kerja keras para pendahulu kita yang ditugaskan Tuhan sebagai penjaganya.

BACA JUGA Nadiem Makarim Kaget Ada Orang Indonesia Nggak Punya Listrik, Plis Jangan Kasih Tahu Beliau Gaji Guru Honorer Berapa dan tulisan Muhammad Dzal Anshar lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 19 Mei 2020 oleh

Tags: al-quranmushaf
Muhammad Dzal Anshar

Muhammad Dzal Anshar

Orang lapar, disayang Tuhan.

ArtikelTerkait

Tanpa Kitab Iqro, Kita Hanyalah Butiran Debu yang Tak Mengenal Al-Qur'an

Tanpa Kitab Iqro, Kita Hanyalah Butiran Debu yang Tak Mengenal Al-Qur’an

28 Oktober 2022
aldi taher muncul sebagai bakal calon wakil gubernur sulteng gerakan millenials mengaji mojok.co

Orang Seperti Aldi Taher Jangan Terlalu Dipikir

5 September 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.