Sebenar Apa pun Anda, kalau Marah Tetap Saja Goblok

Sebenar Apa pun Anda, kalau Marah Tetap Saja Goblok

Sebenar Apa pun Anda, kalau Marah Tetap Saja Goblok (Pixabay.com)

Sebuah helm melayang ke lantai dengan kencang. Saya banting helm itu dengan keras, sampai hancur berantakan. Helm adik saya itu hancur bersama dengan redamnya kemarahan saya.

Bagaimana tidak marah coba? Tiap malam dia keluyuran entah ke mana, padahal esok harinya sekolah. Ibu sampai uring-uringan memikirkan dia. Malam itu, kemarahan saya sudah tidak terbendung lagi melihat kegalauan Ibu saya, mengingat esok hari dia harus menjalani ujian nasional sekolahnya.

Setelah membanting helm itu, emosi saya berangsur-angsur mereda, saya terdiam. Adik saya hanya diam saja seakan mengakui kesalahannya, sedangkan ibu saya terus menangis melihat kemarahan saya.

Tetapi, ada rasa sesak di dada saya setelah situasi tenang. Tiba-tiba tubuh saya tergerak menjumputi serpihan helm adik saya yang baru saya belikan untuk dia. Helm seharga Rp350.000,00 lumayan kuat menahan bantingan saya. Bagian batok utamanya tidak rusak.

Sambil menjumputi serpihan itu, ada rasa menyesal yang mendalam di hati saya. Ya Tuhan, kenapa saya bisa semarah itu, apa yang sedang merasuki saya? Akhirnya, saya menghampiri adik saya dan meminta maaf atas sikap saya.

Apa yang saya lakukan sebenarnya tujuannya baik, tapi karena dilakukan dengan arogansi, saya merasa seperti orang goblok sendiri. Saya kan bisa menasehati dia, tanpa harus marah-marah dan merusak barang seperti itu. Betapa malunya lagi, tetangga-tetangga berhamburan keluar mendengar suara cekcok ini.

Begitulah yang terjadi. Kemarahan kita kadangkala bisa merusak segalanya. Apa yang kita harapkan menjadi momen yang baik, berakhir dengan buruk. Memelihara amarah seperti memelihara kebodohan.

***

Kisah yang saya alami sama gobloknya seperti yang dilakukan oleh anggota DPRD Batam yang beberapa waktu yang lalu viral di media sosial. Anggota DPRD Batam Safari Ramadhan marah-marah dan mengamuk saat mengikuti Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) membahas polemik pemilihan RW warga Perumahan Galaxy, Sekupang, bersama Komisi I DPRD Batam pada kamis (1/9/2022).

Wakil Ketua Komisi I DPRD Batam ini sempat melempar mikrofon saat RDPU ihwal polemik pemilihan RW di Perumahan Galaxy, Sekupang, Batam. Dalam video viral yang beredar di publik, Safari Ramadhan terlihat marah dan naik ke atas meja, sehingga situasi rapat pun memanas.

Sikap seorang wakil rakyat ini tidak patut untuk ditiru, dia tidak bisa menahan emosinya. Apalagi, ini kan kegiatan musyawarah. Semua bebas berpendapat untuk menyampaikan uneg-unegnya. Lha kok, dia malah tidak bisa menerima. Kalau cuma membentak atau bersuara keras kadang-kadang masih lumrah, yang membuat kita kaget sampai melempar mikrofon dan naik ke atas meja. Ngeri pak.

Saya yakin setelah menonton sendiri video itu, dia pasti malu, itupun kalau dia masih punya otak. Kelihatan sekali gobloknya anggota DPR itu.

Terlepas dari masalah yang dihadapi, setiap keadaan marah pasti merugikan. Anggap saja Safari Ramadhan benar dalam kasus ini, tapi marahnya dia sampai harus melempar mikrofon dan naik ke atas meja, ini sungguh-sungguh goblok. Anggota dewan yang terhormat tapi tidak punya etika.

Ah tidak apa-apa, toh cuma malu-maluin aja, tidak sampai merugikan orang lain atau tindakan yang mengarah kepada kematian. Itu kan kata Anda. Coba baca berita ini:

SW (64), seorang wanita asal Kecamatan Sidoharjo, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, ditetapkan sebagai tersangka atas pembunuhan yang menewaskan SP (46), anak kandungnya sendiri.

Kapolres Sragen, AKBP Piter Yanottama, melalui Kasi Humas Polres Sragen, Iptu Ari Pujiantoro, mengungkapkan pembunuhan SP dilaporkan terjadi pada Selasa (4/10/2022), sekitar pukul 01.00 WIB. Ibu itu menghabisi nyawa anaknya dengan cara yang cukup sadis yakni cangkul dan batu cor.

Setelah mendapat laporan, pihak kepolisian pun langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP.

Para saksi menuturkan, setelah membunuh putranya, pelaku meminta tolong kepada beberapa orang untuk membuang jasad korban ke Sungai Mungkung yang tak jauh dari lokasi kejadian.

“Saat dimintai tolong, para saksi menolak dan menghubungi warga sekitar.” “Kemudian melaporkannya ke kepolisian,” kata Iptu Ari Pujiantoro, dikutip dari regional.kompas.com, Selasa (4/10/2022).

Sebagaimana diwartakan oleh Antara, Selasa (4/10/2022), Wakil Kepala Polres Sragen, Kompol Iskandarsyah, mengatakan bahwa pelaku tega membunuh anaknya lantaran malu dengan kelakuan korban yang pernah masuk penjara karena masalah perjudian.

Selain itu, Iskandarsyah menjelaskan, berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, pelaku mengaku sering menerima laporan bahwa anak pertamanya tersebut kerap melakukan pencurian, baik di sekitar tempat tinggalnya atau di kampung lain. Hal tersebut diduga memicu pelaku untuk memiliki niat dan melakukan pembunuhan terhadap anaknya.

Dari hasil olah TKP, Kasi Humas Polres Sragen menemukan sejumlah barang bukti yang diduga sebagai alat untuk melakukan pembunuhan, yakni bongkahan batu cor dan cangkul patah yang diduga digunakan untuk memukul korban.

Akibat perbuatan tersebut, SW dijerat dengan Pasal 338 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dengan ancaman hukuman penjara selama 15 tahun.

Coba kita telaah. Ibu itu tega membunuh anaknya sendiri karena malu, yang akhirnya membuat dia marah. Akal sehatnya tidak digunakan lagi, demi meredakan kemarahannya sampai harus membunuh, bahkan anaknya sendiri.

Marah merupakan salah satu cara dalam meluapkan emosi negatif. Sebenarnya, tidak ada salahnya meluapkan emosi melalui kemarahan, selama dilakukan dalam batas yang wajar. Namun, hati-hati jika hal ini terlalu sering dilakukan apalagi tanpa alasan yang jelas. Sebab, sering marah-marah atau emosi yang sangat kuat dengan disadari atau tidak, lambat laun dengan sendirinya dapat menghasilkan perubahan-perubahan anatomis dan fisiologis tertentu pada sejumlah sistem organ tubuh. Kondisi tersebut pada akhirnya dapat menimbulkan beragam gangguan kesehatan.

Setiap orang pasti memiliki sifat marah dalam dirinya. Pengelolaan kemarahan perlu dilakukan dengan baik agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Ketika bisa dikelola dengan baik, kemungkinan akan berdampak positif, tetapi bila tidak, maka akan menimbulkan masalah yang besar.

Sebenar apa pun argumen Anda, kalau ujungnya marah sampe ngamuk, ya tetap saja goblok.

Penulis: Fahrizal
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Yang Tak Kita Ketahui dari Orang yang Tidak Pernah Marah

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version