Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Sebelum Memutuskan Kerja Part Time, Mahasiswa Harus Kritis Perkara Durasi Kerja

Mohammad Ibnu Haq oleh Mohammad Ibnu Haq
31 Agustus 2020
A A
Filsuf Adalah Tonggak Peradaban Bangsa dan Kini Mereka di Kedai Kopi terminal mojok.co

Filsuf Adalah Tonggak Peradaban Bangsa dan Kini Mereka di Kedai Kopi terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Selain rebahan, merajut asmara, dan aktif di organisasi, bekerja paruh waktu atau bahasa Swahilinya part time juga menjadi salah satu pilihan bagi para mahasiswa untuk mempertegas eksistensi. Terutama bagi mereka yang butuh tambahan biaya. Sayangnya, masih banyak yang kurang bijak dalam menentukan pilihan.

Sebagai penuntut ilmu yang pandai mengevaluasi kinerja pemerintah, sudah seharusnya mahasiswa lebih kritis lagi dalam urusan karirnya. Lha wong itu juga akan berkaitan dengan kesuksesan masa studinya. Tetapi kenyataannya, apa pun tawaran pekerjaan selama bisa dilakukan di luar jam perkuliahan, asal main sikat aja. Minim sekali usaha untuk mencoba cari tahu dulu detail pekerjaannya sebelum menghitung peluang dan risiko.

Padahal urusan pekerjaan paruh waktu ini bisa jadi sangat krusial. Terlebih bagi mahasiswa yang masih memiliki kewajiban 75% kehadiran. Itu belum termasuk praktikum lho. Yang tidak banyak diketahui adalah bahwa tidak semua lowongan pekerjaan paruh waktu itu benar-benar dikerjakan dalam separuh waktu. Para pemberi kerja paruh waktu tidak semuanya sungguh-sungguh memberikan pekerjaan untuk mereka yang hanya bisa bekerja dalam waktu-waktu tertentu.

Istilah pekerjaan paruh waktu sendiri sebenarnya masih bias untuk diartikan baik di kalangan pengusaha maupun praktisi seperti HRD. Terlebih jenis pekerjaan ini belum diatur secara mendetail di UU Ketenagakerjaan. Namun, satu hal yang telah disepakati bersama adalah bahwa durasi pekerjaan ini setidak-tidaknya separuh dari jam kerja pekerjaan penuh waktu.

Pekerja paruh waktu pun sering disamakan dengan pekerja lepas. Padahal keduanya jelas berbeda meskipun pengalokasian waktunya sekilas terlihat mirip. Pekerja paruh waktu melakukan pekerjaan rutin atau harian yang tidak jauh berbeda dengan pekerja full time di posisi yang sama meskipun jumlah jam kerjanya jelas berbeda. Sedangkan pekerja lepas tidak terikat dengan jam kerja. Beberapa tidak perlu berkantor. Pekerjaannya pun berupa proyek-proyek yang harus diselesaikan dalam batas waktu yang telah disepakati.

Wawasan ini penting karena semakin ke sini, saya melihat semakin banyak penyalahgunaan status pekerja paruh waktu. Mirisnya lagi, baik pemberi kerja maupun pekerja paruh waktunya itu sendiri sama-sama merasa tidak ada yang salah atas hal tersebut. Oleh karena itu, sebelum teman-taman turun ke jalan untuk mengkritisi UU Cipta Kerja, alangkah baiknya kalian memahami dulu dari hal-hal yang terdekat semisal ketentuan kuliah sambil bekerja.

Menurut UU Ketenagakerjaan Nomor 13 tahun 2003 pasal 77, sudah diterangkan secara gamblang bahwa total jam kerja dalam seminggu bagi pekerja (full time) adalah 40 jam. Mengacu dengan peraturan tersebut, maka idealnya pekerja paruh waktu bekerja 20 jam dalam seminggu.

Sekarang mari kita lihat iklan lowongan pekerjaan yang berserakan di dunia maya. Cobalah hitung berapa di antara iklan-iklan yang menawarkan pekerjaan part time itu yang menyertakan informasi mengenai jumlah jam kerja. Hambok yakin banyak yang menyembunyikannya. Oke, saya berkhusnudzon saja mereka akan menjelaskan itu saat interview.

Baca Juga:

4 Salah Kaprah tentang Jurusan Ilmu Politik yang Sudah Terlanjur Dipercaya

3 Istilah dalam Dunia Kerja yang Patut Diwaspadai karena Punya Makna Berbeda dari Pikiran Karyawan

Lalu, pertanyaannya apakah para pelamar kerja ini sudah tahu bedanya pekerja part time dengan full time? Ataukah mereka akan mengartikan kalau pekerjaan part time itu yang penting bisa dilakukan secara sambilan? Sambil kuliah misalnya?

Sebelum pandemi, saya sering kali menjumpai mahasiswa-mahasiswa yang—katanya—sedang bekerja part time. Ketika saya tanya berapa jumlah jam kerja mereka, kapan mereka libur, bagaimana pergantian shiftnya—jika ada—dan apakah mereka memiliki kontrak atau perjanjian sejenisnya. Saya hitung-hitunglah itu semua, Ngeri sekali! Ternyata mereka bekerja rata-rata 36 jam per minggunya. Ini mah namanya kerja penuh dibayar separuh.

Siapa yang diuntungkan kalau sudah begini? Nggak perlu saya jawab ya. Ingat total Jam kerja pekerja part time itu tidak sama dengan pekerja full time, mendekati saja pun tidak.

Yang bikin saya tercengang, masalah eksploitasi jam kerja ini justru malah diabaikan oleh para pekerja—yang katanya—part time yang bekerja di sektor usaha jasa dan pelayanan macam penjaga warnet, game centre, dan sejenisnya. Kebanyakan dalih mereka seperti ini,

“Kan kita kerjanya malam, mau jam kerjanya panjang juga nggak terlalu berat. Paginya masih bisa kuliah.”

Perrnyataan seperti itulah yang membuat saya geleng-geleng kepala. Gini lho, Gaesss. Kenapa diistilahkan sebagai part time adalah karena pekerjaan itu pada dasarnya adalah bukan fokus utama.  Full time atau waktu penuh kalian sebagai mahasiswa itu ya untuk belajar. Jadi, kalau kalian sudah lelah dengan kesibukan kuliah ditambah beban kerja yang naudzubillah, bisa-bisa nanti waktu belajar kalianlah yang akan kalah.

Mengenai apakah ada perusahaan yang memberikan jam kerja yang sesuai dengan fungsi dan tugas part time, saya yakin ada dan banyak. Saya sendiri pernah bekerja paruh waktu saat kuliah baik itu yang benar-benar part time maupun yang kaleng-kaleng. Di banyak perusahaan dalam asosiasi HRD tempat saya bernaung juga telah berkomitmen untuk memberikan jam kerja yang layak bagi pekerja paruh waktunya. Tinggal bagaimana effort kalian untuk mencari tahu informasinya.

Pokoknya ketika tawaran itu datang, jangan pernah ragu untuk menanyakan total jam kerja kalian. Dan jangan lupa juga untuk minta kejelasan tentang hak dan kewajiban yang disepakati bersama. Jangan asal iya-iya tetapi tidak ada bukti tertulisnya. Karena dengan kesepakatan itulah kalian dan para pemberi kerja sama-sama mendapatkan keadilan.

BACA JUGA Coffee on The Bus: Cara yang Berbeda untuk Menikmati Jogja dan tulisan Mohammad Ibnu Haq lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 31 Agustus 2020 oleh

Tags: kerjaKuliahpart time
Mohammad Ibnu Haq

Mohammad Ibnu Haq

Sukanya mojok

ArtikelTerkait

Beasiswa Kuliah Influencer, Orang Eksis Lebih Punya Kesempatan ketimbang Orang Pintar Mojok.co

Beasiswa Kuliah Influencer, Orang Eksis Lebih Punya Kesempatan ketimbang Orang Pintar

21 Mei 2024
5 Ciri Orang yang Sebaiknya Nggak Usah Jadi Dosen. Pikir Ulang Sebelum Terjun ke Profesi Ini Mojok.co

5 Ciri Orang yang Sebaiknya Nggak Usah Jadi Dosen. Pikir Ulang Sebelum Terjun ke Profesi Ini

8 Mei 2024
Derita Lulusan S2, Susah-susah Kuliah Ujungnya Jadi Budak Profesor dan Terjebak Pinjol Mojok.co

Derita Lulusan S2, Susah-susah Kuliah Ujungnya Jadi Budak Profesor dan Terjebak Pinjol

15 Juli 2024

Testimoni Mahasiswa yang Kerja Part Time di Restoran, Dunia Dapur Itu Keras!

5 November 2023
Dosen Ideal yang Bisa Membantu Mahasiswa Akhir Lulus Segera terminal mojok.co asisten dosen

Pengalaman Saya Nekat Menjadi Asisten Dosen Ilegal: Kena Damprat Petugas Lab hingga Diangkat Jadi Asisten Resmi

22 Februari 2024
Tokutei Ginou, Alternatif Kerja di Jepang selain Magang Terminal Mojok

Tokutei Ginou, Alternatif Kerja di Jepang selain Magang

15 Juli 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Menanti Gojek Tembus ke Desa Kami yang Sangat Pelosok (Unsplash)

“Gojek, Mengapa Tak Menyapa Jumantono? Apakah Kami Terlalu Pelosok untuk Dijangkau?” Begitulah Jeritan Perut Warga Jumantono

29 November 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.