Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Sebaiknya, Bahasa Jawa Jateng dan Jatim Tidak Usah Dibanding-bandingkan

Yogaswara Fajar Buwana oleh Yogaswara Fajar Buwana
5 Maret 2023
A A
Sebaiknya, Bahasa Jawa Jateng dan Jatim Tidak Usah Dibanding-bandingkan

Sebaiknya, Bahasa Jawa Jateng dan Jatim Tidak Usah Dibanding-bandingkan (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Di YouTube dan di Tiktok sering kali kita menjumpai para konten kreator yang membandingkan bahasa Jawa Jateng dan Bahasa Jawa Jatim. Para konten kreator yang membandingkan bahasa Jawa Jateng dan Jatim tersebut biasanya merasakan perbedaan bahasa Jawa antara dua provinsi. Bahkan dalam beberapa istilah atau kata, penduduk kedua provinsi tidak saling memahami. Lalu apakah video-video perbandingan bahasa Jateng dan Jatim tersebut menggambarkan realitas yang sebenarnya?

Apabila kita melihat di kolom komentar video perbandingan bahasa Jawa Jateng dan Jatim pasti akan ada protes dari penduduk Jatim Mataraman yakni eks Karesidenan Madiun (Kota/Kabupaten Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan) dan penduduk eks Karesidenan Kediri (Kota/Kabupaten Kediri, Kota/Kabupaten Blitar, Nganjuk, Trenggalek, dan Kediri). Mereka merasa bahasa Jawa Jatim tidak merepresentasikan bahasa Jawa mereka yang sebenarnya. Mengapa?

Pengaruh Mataram dalam penggunaan bahasa Jawa

Pada dasarnya, bahasa Jatim wilayah Mataraman lebih mirip dengan bahasa Jawa Jateng dibandingkan apa yang disebut di dalam video sebagai bahasa Jatim. Lalu pertanyaannya kenapa hal tersebut bisa terjadi?

Jadi, bahasa Jawa sudah terbentuk sejak sebelum provinsi Jateng dan Jatim berdiri. Sehingga ketika provinsi Jateng dan Jatim berdiri pada zaman Hindia-Belanda, hal tersebut tidak berpengaruh pada budaya masyarakat Jawa di kedua provinsi. Misalkan orang Magetan sejak sebelum Provinsi Jatim berdiri sampai sekarang tetap menggunakan kata “bocah” untuk menyebut anak muda. Berbeda dengan orang Surabaya yang menggunakan kata “arek” untuk menyebut anak muda.

Wilayah eks Karesidenan Kediri dan eks Karesidenan Madiun merupakan wilayah yang mendapat pengaruh Dinasti Mataram (Yogyakarta dan Surakarta) cukup kuat. Kedua wilayah tersebut merupakan dua wilayah timur terakhir yang jatuh ke tangan Pemerintah Kolonial Belanda, yakni pada 1830. Jadi dapat dipahami bahwa pengaruh Yogyakarta dan Surakarta masih bertahan sampai sekarang di eks Karesidenan Madiun dan eks Karesidenan Kediri.

Sementara di daerah Arek, karena secara geografis cukup jauh dari Yogyakarta dan Surakarta, maka pengaruh keraton lemah. Apalagi Surabaya merupakan wilayah pesisir yang strategis, sehingga interaksi dengan dunia luar terbuka lebar. Interaksi tersebut menyebabkan tumbuhnya sikap yang lebih egaliter. Sikap egaliter inilah yang menjadi dasar bagi pembentukan bahasa Jawa Arek.

Bahasa Jawa Jatim Arek vs Surakarta

Apabila kita kembali ke video-video perbandingan bahasa Jawa Jateng dengan bahasa Jawa Jatim di TikTok dan YouTube, sebenarnya video-video tersebut membandingkan bahasa Jawa Jatim Arek dan bahasa Jawa Jateng Surakarta. Sementara itu, apabila kita berbicara soal Jateng, kita juga tidak bisa mengabaikan bahasa Jawa Ngapak. Jadi kita bisa mempertanyakan, di mana posisi bahasa Jawa Mataraman dan bahasa Jawa Ngapak dalam video-video perbandingan bahasa tersebut? Bukankah bahasa Jawa Mataraman juga digunakan penduduk Jatim? Dan bahasa Ngapak juga digunakan penduduk Jateng?

Saya mempunyai pengalaman selama di Jakarta. Ketika saya ada di dalam sebuah warung, ada seorang pengunjung yang menanyakan daerah asal saya. Akhirnya saya menjawab bahwa saya berasal dari Magetan, Provinsi Jawa Timur. Tiba-tiba pengunjung tersebut memanggil saya dengan sebutan “cak”. Jelas saya langsung kaget, karena seumur-umur baru pertama kali ini saya dipanggil “cak”. Saya kemudian menjelaskan bahwa daerah asal saya di Jatim Barat dekat dengan Solo dan Yogyakarta secara kultur lebih mirip Solo atau Yogyakarta. Pada akhirnya dia memanggil “mas”.

Baca Juga:

Memindahkan Ibu Kota dari Semarang ke Bawen Itu Cuma Nambah “Pekerjaan Rumah”

Seandainya Ada Trans Jateng Magelang-Bawen, Banyak Penglaju akan Terbantu

Tapi besoknya, lagi ketika ketemu di warung, pengunjung tersebut memanggil saya dengan sebutan “cak” lagi. Ya sudahlah, sampai sekarang dia menjadi satu-satunya orang yang memanggil saya dengan sebutan “cak”, padahal saya belum pernah menetap di Surabaya. Apabila saya dipanggil “sam” mungkin saya tidak terlalu terkejut, karena selama 4,5 tahun saya kuliah di Malang, jadi sudah terbiasa dengan kultur Malang.

Nggak semua orang Jatim paham “jancok”

Suatu hari ada seorang teman saya di Jakarta yang bertanya mengenai arti kata “jancok”. Meskipun saya sudah sering mendengar kata “jancok”, akan tetapi saya tetap bingung menjelaskannya. Teman saya tersebut kemudian heran “Orang Jatim masak nggak tahu kata “jancok’?”. Saya selanjutnya menjelaskan bahwa budaya Jatim beragam, tidak semua Jatim itu sama, kebetulan saya berasal dari daerah Jatim Barat atau Jatim Mataraman yang secara kultur dekat dengan Solo atau Yogyakarta.

Lalu saya juga menceritakan bahwa pertama kali saya mendengar kata “jancok” saat kelas 4 SD dari teman-teman sekelas saya. Saat itu mereka mengatakan “gancok” bukan “jancok”, namun seiring berjalannya waktu mereka menyebut “jancok”. Nah problemnya waktu itu saya tidak mengetahui bahwa “gancok” alias “jancok” adalah kata kasar. Ceritanya, ketika saya mengucapkan kata tersebut di rumah, orang tua saya langsung memarahi saya. Pernah kejadian karena saya mengucapkan “gancok” di rumah, orang tua saya marah. Akhirnya saya lari untuk sembunyi di kamar mandi. Akan tetapi tidak disangkanya pintu kamar mandi kemudian didobrak oleh orang tua saya, dan saya dipukul memakai lidi. Teman saya yang bertanya tadi sampai geleng-geleng, “separah itu ya?”.

Kedekatan yang diperlukan

Di tengah pembicaraan, seorang teman saya dari wilayah Jatim Arek datang. Saya suruh dia jelaskan tentang arti kata “jancok” kepada teman saya yang bertanya tadi. Dia kemudian menjelaskan bahwa kata “jancok” itu tidak selalu bermakna kasar, akan tetapi bisa juga bermakna keakraban, meskipun demikian jangan menggunakan kata “jancok” pada seorang yang belum dikenal atau baru dikenal, nanti jadinya malah berkelahi.

Teman saya yang bertanya tadi jadi paham, dia mengatakan “sama dengan kata ‘anjing’, kalau yang diajak bicara orang yang akrab dengan yang mengatakan ‘anjing’ tadi maka suasana akan akrab, akan tetapi apabila yang diajak bicara tidak akrab dengan yang mengatakan ‘anjing’ tadi, jadinya malah berkelahi”.

Dengan demikian seperti judul tulisan ini, maka saya menarik kesimpulan bahwa tidak semua Jatim sama. Oleh sebab itu perbandingan bahasa Jawa Jateng dan Jatim di dalam video-video di Tiktok dan YouTube tidak merepresentasikan seluruh bahasa Jawa yang digunakan oleh Jateng dan Jatim. Mungkin nanti video-video perbandingan bahasa Jawa Jateng dan Jatim bisa diganti judulnya, misalkan perbandingan Jawa Surakarta dengan Jawa Arek, agar lebih sesuai dengan realitas.

Penulis: Yogaswara Fajar Buwana
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA 4 Kosakata Bahasa Jawa yang Sering Salah Penggunaannya

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 5 Maret 2023 oleh

Tags: arekbahasa jawa jatimjancokjateng
Yogaswara Fajar Buwana

Yogaswara Fajar Buwana

Seorang lulusan Ilmu Sejarah.

ArtikelTerkait

Seandainya Ada Trans Jateng Magelang-Bawen, Banyak Penglaju akan Terbantu Mojok.co

Seandainya Ada Trans Jateng Magelang-Bawen, Banyak Penglaju akan Terbantu

15 Februari 2025
Aneh tapi Nyata, Transportasi Umum Andalan di Surabaya Bayar Pakai Sampah sampai Matur Nuwun adminduk surabaya

Aneh tapi Nyata, Transportasi Umum Andalan di Surabaya Bayar Pakai Sampah sampai Matur Nuwun

6 Januari 2024
Memindahkan Ibu Kota dari Semarang ke Bawen Itu Cuma Nambah “Pekerjaan Rumah” Mojok.co

Memindahkan Ibu Kota dari Semarang ke Bawen Itu Cuma Nambah “Pekerjaan Rumah”

23 Oktober 2025
4 Hal yang Bisa Kalian Capai di Usia 22 Tahun selain Jadi DPRD Jateng Mojok.co

4 Hal yang Bisa Kalian Capai di Usia 22 Tahun selain Jadi DPRD Jateng

9 September 2024
Cak, Cik, Cok: Cara Sederhana Arek Surabaya Membedakan Level Umpatan dari Bunyi Vokal

Cak, Cik, Cok: Cara Sederhana Arek Surabaya Membedakan Level Umpatan dari Bunyi Vokal

13 September 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

Pengalaman Naik Bus Eka dari Banjarnegara ke Surabaya: Melihat Langsung Orang Berzikir Saat Pedal Gas Diinjak Lebih Dalam

15 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.