Saya Nggak Ngerokok, tapi Selalu Beruntung Berkat Mengoleksi Wadah Rokok – Terminal Mojok
  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Kuliner
    • Cerita Cinta
    • Gadget
    • Hewani
    • Personality
    • Nabati
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Politik
  • Media Sosial
  • Nusantara
  • Luar Negeri
Home Gaya Hidup Sebat

Saya Nggak Ngerokok, tapi Selalu Beruntung Berkat Mengoleksi Wadah Rokok

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
10 Februari 2021
0
A A
5 Contoh Petunjuk dan Peringatan yang Bisa Bikin Perpecahan di Masyarakat terminal mojok.co

5 Contoh Petunjuk dan Peringatan yang Bisa Bikin Perpecahan di Masyarakat terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Rasa canggung yang paling wagu itu terasa ketika di burjonan, suasana sepi, tiba-tiba ada yang duduk mendekati saya dan menawarkan satu batang rokok. Ya, namanya juga dalam lingkup sosial yang mengupayakan membunuh senyap itu dengan obrolan. Dan rokok—harus saya akui—adalah mediator paling ulung untuk melunakkan kecanggungan. Jelas saya nggak ngerokok karena nggak kepingin. Walau lingkungan kampus saya, Fakultas Filsafat, rokok itu sama berharganya dengan emas, sama pokoknya dengan nasi. Entah kenapa, rokok membuat saya nggak minat—atau ya mungkin belum minat saja. Nggak ndakik-ndakik karena dalil haram atau anti rokok, alasan saya pol mentok ya mencegah bengek. Lha wong nggak ngerokok aja begini, apalagi kalau ngerokok. Bengek, Hyunk.

Jika ditawari rokok, daripada suasana makin awkward, saya sih biasanya bilang begini, “Lagi nggak ngerokok, Mas. Weh, rokoknya apa itu? Aku koleksi wadah rokok, Mas, dan kebetulan belum punya wadah rokoknya.” Dari pengalaman yang pernah saya coba, sepuluh kali semuanya tepat sasaran. Suasana makin hangat, obrolan kami makin kuat.

Saya nggak menyalahkan stigma bahwa nggak ngerokok itu cupu. Semisal saya dibilang cupu, ya nggak masalah. Namun, saya lebih suka disebut miskin karena nggak mampu membeli satu lencer rokok di warung Pak Rusdi. Apa pun stigma yang saya dapatkan, toh akhirnya saya membaur dengan mereka yang merokok.

Pernah kejadian di tim KKN saya, seakan menjadi gap yang lebar antar peserta laki-laki. Mereka seakan terbelah antara yang merokok dan nggak merokok. Ndilalahnya, yang nggak merokok itu kawan-kawan Saintek dan banyak menghabiskan waktu di Masjid. Wah kalau saya kudu mondok di masjid selama KKN, namanya ciloko mencit. Bukannya mahasiswa yang ngajarin baca Al-Quran, yang ada malah saya yang diajari baca Iqra sama anak-anak desa.


Sedang yang ngudud itu kebanyakan anak Soshum dan 2 sisanya anak Saintek. Berkat obrolan bahwa saya mengoleksi wadah rokok, entah bagaimana ceritanya saya bisa masuk dua circle ini. Ngomongin babagan rokok, bisa. Ngomongin kesehatan nggak ngerokok pun bisa. Walau pun membicarakan kesehatan nggak rokokan itu bak membicarakan sebuah makhluk purba yang nggak seksi babar blaaas.

Selama KKN itu pula saya mendapatkan banyak wadah rokok dari warga. Edan betul, sudah bisa mendekati dua circle, ditambah dengan warga desa. Nggak merokok itu memang sebuah berkah, tapi mengoleksi wadah rokok itu adalah mukjizat yang nyata bagi saya.

Berkat mengoleksi wadah rokok, saya pernah dicegat di imigrasi Singapura. Saya saat itu membawa satu kantong penuh wadah rokok yang saya punguti dari Vietnam, Laos, dan Kamboja. Bahasa kerennya sih nggresek. Singapura patuh betul dengan kebersihan dan di sana saya kudu mengisi beberapa form mengenai barang yang saya bawa.

“Kenapa Anda membawa wadah rokok saja? Menghindari cukai?” kata salah satu petugas migrasi dengan aksen Singlish yang kental. Mas Pamungkas? Lewat.

Saya pun memejamkan mata, mengepalkan tangan, keringat bercucuran, wajah saya merah padam. Lantas saya berkata, “Nggak bisa basa Enggres.” Nggak ding, guyon.

Saya menjelaskan bahwa saya kolektor wadah rokok asal Indonesia. Setelah itu saya bak disambut dan dijelaskan bahwa jika saya datang ke Singapura dan mencari wadah rokok, hasilnya akan sia-sia. Asem tenan, saya malah dikira pemulung yang nggak bakal menemukan surga berupa tumpukkan sampah di negara ini.

Namun, setelah saya jelaskan bahwa saya sekadar transit satu hari dan melihat-lihat Singapura secara sekilas, petugas itu memperbolehkan saya membawa satu kantong kresek penuh wadah rokok itu. Setelah itu kami ngobrol banyak, jebul aturan merokok di negara ini amat ruwet. Maka dari itu, jumlah perokok dari tahun ke tahun di Singapura menunjukkan grafik menurun.

Lagi pula hobi koleksi wadah rokok ini timbul sejak SD dan nggak pernah berhenti sampai saya menginjak usia 22. Seakan, mengoleksi wadah rokok itu menghadirkan cerita dari apa pun yang saya dapatkan. Misalnya, paling baru, saya dapat wadah rokok “Gudang Baru” dari Dimas Prabu di sebuah hari di mana ia habis pulang pacaran dengan kondisi hujan-hujan.

Semua wadah rokok yang saya koleksi, bukan atas nama gabut—ya walau ngumpulin satu lemari banyaknya ini bisa disebut kurang gawean, sih—tetapi selalu ada kisah. Entah dengan seseorang yang baik atau dengan kerasnya jalan raya yang pernah saya tapaki. Jika seseorang plesir diabadikan dengan foto, jika saya dengan sebuah wadah rokok.

BACA JUGA Tidak Merokok dan Tidak Minum Kopi Bukanlah Aib dan tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 6 Desember 2021 oleh

Tags: ngerokokwadah rokok
Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

Artikel Lainnya

No Content Available
Pos Selanjutnya
Menganalisis Sumber Alat-alat Canggih dari Kantong Doraemon terminal mojok.co

Menganalisis Sumber Alat-alat Canggih dari Kantong Doraemon

Terpopuler Sepekan

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

Cara-cara Starbucks Membuat Pembeli Mengeluarkan Uang Lebih Banyak

6 Mei 2022
5 Tokoh Drakor yang Terlalu Sempurna untuk Ada di Dunia Nyata Terminal Mojok

5 Tokoh Drakor yang Terlalu Sempurna untuk Ada di Dunia Nyata

8 Mei 2022
3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

3 Rahasia Sukses Bisnis Toko Kelontong ala Orang Cina

14 Mei 2022
Kol Goreng, Lalapan Nikmat yang Mengandung Bahaya

Kol Goreng, Lalapan Nikmat yang Mengandung Bahaya

5 Mei 2022
Mengenang Band Indonesia One Hit Wonder di Era 2000-an

Mengenang Band Indonesia One Hit Wonder di Era 2000-an

9 Mei 2022
Punya Mobil Pribadi Itu Sebenarnya Nggak Enak

Punya Mobil Pribadi Itu Sebenarnya Nggak Enak

11 Mei 2022
5 Contoh Petunjuk dan Peringatan yang Bisa Bikin Perpecahan di Masyarakat terminal mojok.co

Saya Nggak Ngerokok, tapi Selalu Beruntung Berkat Mengoleksi Wadah Rokok

10 Februari 2021

Dari MOJOK

  • D.N. Aidit dalam Semesta Literasi dan Indonesia Kini
    by Ali Ma'ruf on 16 Mei 2022
  • Di Balik Kemudi Bus Eka ‘Belahan Jiwa’, Teman Para Pejuang Rupiah
    by Deddy Perdana Bakti on 16 Mei 2022
  • Higgs Domino dan Parlay Bola Memang Seksi, Membuatku Berani Bilang Persetan kepada Trading, Kripto, dan NFT
    by Thariq Munthaha on 16 Mei 2022
  • Mie Ayam Pak Kliwon, Kesayangan Anak Teladan
    by Oktavolama Akbar Budi Santosa on 15 Mei 2022
  • Cerita dari Koh Hin, Muslim Tionghoa di Parakan Temanggung
    by Ulima Nabila Adinta on 14 Mei 2022

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=H_-ObSbVslU

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Gaya Hidup
    • Cerita Cinta
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Kuliner
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Politik
  • Media Sosial
  • Luar Negeri
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2022 Mojok.co - All Rights Reserved .

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In