Jerome Polin lagi dibabat habis nih di Twitter, seru banget. Seru baca komentar dan cuitan netizen Twitter, seperti biasa, spektakuler dan amat pedas. Berawal dari cuitan dua soal capybara yang lucu dan menggemaskan, pertubiran menggelinding bak bola salju, makin lama, makin liar.
Nah, aneh kan. Gara-gara posting itu hewan doang, jadi ke mana-mana!11!?? Buset dah, trigger macam apa itu?
Jujur saja, sayang bukan pencinta atau Jerome mania. Saya nonton, cuman nggak setiap hari juga dan mendaulat diri sebagai yang mengidolakan. Tapi, for real? Gara-gara cuitan soal capybara deserve segitunya? Awalnya masih soal capybara tuh, tapi lama-lama jadi ke mana-mana. Dari yang masih soal capybara, sampai perkara cara makan dan Menantea juga disinggung. Si nyambung banget, tuh.
Emang bener-bener ya, netizen Twitter tuh kalau udah benci aneh banget. Kalau nggak suka, ya, nggak suka aja kali. Sampai nggak nyambung. Udah start pantikannya juga jelek banget, capybara coba lo bayangin, terus nyerang juga ke masalah tata cara makan dan brand dia. Aneh banget aneh.
Well, Mas Jerome Polin. Saya nggak mau semangatin Anda di sini. Nggak, soalnya males aja. Tapi, saya mau kasih saran aja buat kamu, Mas. Saran biar Mas Jerome nih nggak dirujak sama netizen. Pokoknya ampuh, saya jamin. Kenapa saya bisa jamin, soalnya ada hasilnya yang bisa mas Jerome cari sendiri via internet.
Daftar Isi
Jangan kepinteran, Mas Jerome
Pertama, Mas Jerome Polin jangan pintar-pintar amat, lah. Asli, nggak bagus itu buat iklim netizen di sini. Kan di sini orang-orang yang pinter banyak musuhnya, Mas. Banyak yang nggak suka. Mas Jerome ngerasain sendiri, kan? Kalau jadi orang pintar juga nggak dihargai, khususnya sama netizen
Hal-hal kayak gini tuh udah struktural, Mas. Mulai dari paling atas sampai bawah. Contohnya, orang-orang yang menang lomba atau ajang bergengsi mana ada beritanya? Nggak ada kan. Mas Jerome yang sekarang ini menunjukan diri sebagai orang pintar pun juga salah, salah di mata para netizen. Netizen kita nggak siap melihat orang pinter, Mas.
Jadilah orang dengan personality goblok, Mas. Asli, orang-orang pada suka. Sudah berapa banyak orang-orang yang suka dengan orang dengan persona goblok, you name it lah. Orang-orang kita tuh kebanyakan sukanya yang begitu.
Jadi bad boy yang suka nantangin berantem
Kedua, kalau merasa goblok nggak sanggup, jadi yang bad boy atau nakal. Demen banget tuh netizen yang begituan. Yang berkedok tidak munafik, melanggar norma dan moral. Wah, laku keras! Coba diubah, misalnya Mas Jerome buat konten ngajak ribut netizen di atas ring tinju. Widih, pasti banyak yang senang banget. Selain bisa buat kicep akun anonim, Mas Jerome juga puas buat nampolin mereka. Tentu, di atas ring tinju, ya.
Tips selanjutnya adalah tips yang mungkin aneh, tapi nyatanya efektif.
Baca halaman selanjutnya
Pemersatu bangsa
Pemersatu bangsa
Ketiga, jadi orang mesum. Konten mesum tuh pemersatu bangsa, Mas. Pasti tahu dong? Coba kalau konten-konten Mas Jerome ini bahas perkara mesum, halahhhh nggak bakal itu ada yang hujat. Paling pada minta link sama nambah yang aneh-aneh, Mas. Apalah arti sebuah harga diri dan moral, Mas. Kalau bisa memuaskan para netizen.
Mas Jerome Polin baiknya bikin giveaway
Keempat, kalau merasa masih nggak bisa melakukan hal-hal yang saya sarankan di atas, tenang. Saya masih ada satu lagi : bagi-bagi duit atau giveaway. Orang-orang yang menghujat Mas Jerome tuh saya yakin nggak lebih sukses dan kaya. Coba weh tanya, mau nggak dikasih duit. Pasti mau, Mas!
Contoh Kiky Saputri yang malah kasih uang ke orang-orang yang hina dia. Ampuh banget itu, Mas Jerome. Mas Jerome dapat keuntungan dari hal tersebut. Mas Jerome bisa buat diam haters, dapat pahala, disamping orang, plus banyak pemuja lagi. Walaupun gara-gara duit doang sih, ya~
Tapi, ya, terserah Mas Jerome aja sih. Balik lagi ke Mas Jerome sendiri ya. Kalau kuat, dibiarkan dan kacangin saja, Mas. Oh iya, ada satu lagi sih sebenarnya. Hapus Twitter, Mas. Itu udah paling bener, wqwqwq.
Penulis: Nasrulloh Alif Suherman
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Jerome Polin dan Waseda Boys Hanyalah Cerita 1% dalam Perkuliahan di Jepang