Jika kalian merasa Semarang sudah tak layak untuk ditinggali, kalian mungkin belum tahu Sambiroto, daerah terbaik untuk ditinggali di Semarang
Membicarakan Semarang memang tidak ada habisnya. Kota yang terletak di bagian utara Pulau Jawa tersebut memang senantiasa mengundang perdebatan. Ada yang bilang bahwa kota dengan simbol alun-alun ikonik Simpang Lima itu menyebalkan. Namun, tak sedikit pula yang berpendapat jika Semarang berhasil membuat siapa saja yang sempat singgah selalu terkenang.
Sudah bukan rahasia apabila Semarang identik dengan masalah rob dan banjir, sampai-sampai terpatri menjadi secarik kalimat legendaris yang terselip di lagu Jangkrik Genggong. Citra buruk Ibu Kota Jawa Tengah ini masih diperburuk lagi dengan desas-desus biaya hidup yang tinggi. Sangat mungkin, berita miring semacam itulah yang membuat orang merasa Semarang adalah tempat yang mengesalkan lantas enggan tinggal di sana.
Kota Semarang terbilang sangat luas. Menjatuhkan vonis buruk lantaran pengalaman kurang baik di satu daerah saja agaknya kurang bijak. Andai saja mereka tahu sejumlah daerah tertentu di Semarang yang nyaman ditinggali, bisa jadi opini negatif seperti itu akan berubah. Daerah Sambiroto, misalnya.
Letak geografis yang menguntungkan
Sambiroto sebenarnya adalah sebuah nama kelurahan di Kota Atlas yang masih termasuk dalam cakupan Kecamatan Tembalang dengan luas sekitar 318 hektar. Tembalang berkorelasi dengan dataran tinggi di Semarang. Namun, Sambiroto tidak benar-benar terletak persis di Semarang atas, meski sebagian wilayahnya terdiri dari perbukitan landai. Faktor inilah yang menjadi salah satu alasan cukup kuat bahwa Sambiroto merupakan tempat yang direkomendasikan untuk didiami di Semarang.
Berada di perbatasan antara Semarang atas dan bawah membuat para pemukim di lingkungan ini mendapat keunggulan dari segi mobilitas. Mau bepergian ke daerah atas maupun bawah, jarak yang ditempuh tidak terlalu jauh. Hal ini juga pada akhirnya berimbas pada penghematan waktu dan ongkos.
Contohnya saja untuk menuju ke Lapangan Pancasila, Simpang Lima, waktu tempuh yang dibutuhkan hanya 23 menit apabila berkendara menggunakan mobil. Sementara, guna menyambangi Patung Pangeran Diponegoro, yang lebih tersohor dengan sebutan âPatung Kuda Undipâ sebagai simbol universitas negeri ternama di Semarang, rata-rata waktu yang diperlukan kurang lebih adalah 27 menit saja. Jika hendak melancong ke luar kota via tol dari daerah Sambiroto pun cukup mudah dan cepat. Gerbang Tol Banyumanik dapat dijangkau dalam waktu kurang dari setengah jam. Di sisi lain, dalam kisaran waktu seperempat jam saja, seseorang sudah sampai di Gerbang Tol Gayamsari.
Tidak berhenti sampai di situ. Penduduk di sekitar wilayah Sambiroto juga tidak terlalu khawatir ketika musim hujan tiba. Jauh dari pantai dan masih banyak area resapan membuat kawasan Sambiroto cenderung bebas dari ancaman banjir.
Baca halaman selanjutnya: Daerah pinggiran Semarang yang …