Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Sak Madya, Gaya Hidup Minimalis Versi Kearifan Lokal Masyarakat Jawa

Aminah Sri Prabasari oleh Aminah Sri Prabasari
22 September 2021
A A
Sak Madya, Gaya Hidup Minimalis Versi Kearifan Lokal Masyarakat Jawa terminal mojok.co

Sak Madya, Gaya Hidup Minimalis Versi Kearifan Lokal Masyarakat Jawa terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Minimalis sebagai gaya hidup sedang tren belakangan ini. Tren tersebut terdapat di beragam lini kehidupan seperti fashion, arsitektur dan interior rumah, bahkan sampai ke perabotan dapur. Coba tengok selebgram yang kontennya menyajikan interior rumah. Ketika interior yang dipilih bernuansa klasik sekalipun, perabotan dapur lebih memilih bergaya minimalis.

Saya follow belasan akun selebgram interior rumah, mulai dari rumah BTN luas 36 sampai rumah mewah bergaya klasik. Seheboh apa pun interior rumahnya, sekali waktu pasti ada konten yang menyebutkan kata “minimalis” yang dilekatkan pada konteks modernitas. Biasanya karena ada endorsement, untuk peralatan dapur atau alat bersih-bersih misalnya. Barang-barang tersebut diklaim lebih praktis, enak dilihat, dan sesuai dengan gaya hidup modern yaitu minimalis.

Lebih praktis dan enak dilihat, sih, sudah pasti. Tapi, apa iya bisa dibilang minimalis? Kalau sebentar-sebentar ganti perabotan yang lebih canggih atau lebih unyu mengikuti perkembangan tren, atau belanja barang biar warnanya selalu matching, apa masih bisa disebut minimalis? Nah, di sinilah kita perlu memahami beda minimalis sebagai “gaya” dan minimalis sebagai “gaya hidup”.

Di bidang arsitektur dan interior rumah, Andra Matin seorang arsitek terkenal yang sering mendapat penghargaan menjelaskan bahwa gaya minimalis mengacu pada gaya hidup. Karya Andra Matin yang mendapat penghargaan dengan gaya minimalis salah satunya adalah YVE Habitat di daerah Depok.

View this post on Instagram

A post shared by YVE Habitat – LIMO (@yve.habitat)

Saking ketat dalam menjaga gaya minimalis, penghuni atau pembeli rumah di YVE Habitat tidak diperkenankan mengubah fasad dan layout bangunan.

Menurut Andra Matin, gaya bangunan minimalis sendiri terinspirasi oleh gaya hidup zen, dari Jepang. Zen beranggapan semakin sedikit benda yang digunakan atau dimiliki, semakin tenanglah hidup seseorang. Oleh karena itu, gaya desain minimalis sedikit sekali bermain warna dan sesedikit mungkin menggunakan furnitur.
Dari penjelasan Andra Matin sudah clear ya beda minimalis sebagai gaya dan gaya hidup?

Baca Juga:

Kalio Disangka Rendang Adalah “Dosa” Terbesar Orang Jawa di Rumah Makan Padang

Serba Salah Orang Jawa yang Lahir dan Besar di Sumatra: Mengaku Jawa Ribet, Mengaku Sumatra Nggak Dipercaya

Sebagai gaya, minimalis memang cenderung lebih dekat dengan modernitas, tapi sebagai gaya hidup bukan hanya masyarakat Jepang yang punya kearifan seperti itu. Sama-sama mengacu pada usaha mencapai ketenangan hidup, jika masyarakat Jepang punya konsep zen, masyarakat Jawa punya konsep sak madya.

Sak Madya berarti secukupnya, sewajarnya, tidak berlebihan sekaligus tidak berkekurangan. Dalam keseharian masyarakat Jawa frasa tersebut sering sekali muncul dalam percakapan.

“Uripa sing sak madya.”

“Urip iku sak madya wae!”

Urip berarti hidup dalam Bahasa Jawa. Sak madya adalah kearifan lokal tentang gaya hidup.

Merupakan sebuah konsep untuk mencapai keselarasan, sak madya muncul sebagai adaptasi masyarakat Jawa yang beralih dari peradaban Hindu ke peradaban Islam. Hal ini membuat sak madya bukan hanya mewujud dalam gaya hidup, tapi juga merupakan sebuah cara berpikir ala orang Jawa yang serba di tengah-tengah atau di posisi antara (yang bisa juga disebut liminal). Ini menjelaskan kenapa masyarakat Jawa punya konsep sak madya, tapi longgar di arsitektur dan interior. Pertentangan antara sinkretisme Hindu dengan ajaran Islam menyisakan sistem klasifikasi simbolik dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa yaitu sukma dan raga yang kemudian muncul dalam arsitektur khas Jawa (masyarakat Jawa mengenal 5 tipe bangunan sesuai fungsi dan status sosial penghuninya).

Perjalanan munculnya sak madya memang membuat konsep ini menjadi sulit dipahami dan tak populer. Generasi sekarang lebih mengenal zen dan gaya hidup ala masyarakat Barat karena lebih solid dan sederhana. Tapi jika dipraktikkan, dengan mengacu pada klasifikasi sukma dan raga, sebenarnya nggak rumit-rumit amat dan relevan dengan modernitas.

Decluttering dalam budaya modern masyarakat barat sebagai wujud gaya hidup minimalis misalnya, ini sangat sesuai dengan gaya hidup sak madya (klasifikasi raga). Decluttering kurang lebih artinya adalah membuang benda-benda yang sudah tidak dipakai lagi dan tidak dibutuhkan, simpan yang dibutuhkan, dan secukupnya saja.

Sementara sak madya klasifikasi sukma saat melakukan decluttering adalah adalah ketika kita memutuskan mana barang yang dibutuhkan dan mana yang sebenarnya karena keinginan (beli saat sale, padahal tak butuh, misalnya). Proses pengambilan keputusan saat decluttering inilah yang memaksa kita mendefinisikan kata “cukup”, kemudian memahami konsep sak madya seperti apa yang sesuai dengan kita.

Berbeda dengan konsep zen dan minimalis ala budaya Barat, sak madya lebih cair dan personal. Konsep ini bagi setiap orang berbeda, tidak bisa dibuat standarisasi baku, karena itulah sak madya menjadi gaya hidup dan bukan sekadar gaya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 22 September 2021 oleh

Tags: gaya hidup minimalisorang jawasak madya
Aminah Sri Prabasari

Aminah Sri Prabasari

Perempuan yg merdeka, pegawai swasta yg punya kerja sambilan, pembaca yg sesekali menulis.

ArtikelTerkait

Perbedaan Sapu Jawa dan Sapu Sumatra: Bikin Culture Shock Pengguna

Perbedaan Sapu Jawa dan Sapu Sumatra: Bikin Culture Shock Pengguna

28 Februari 2024
4 Pertanyaan yang Bikin Kesal Orang Lampung Mojok.co

4 Pertanyaan yang Bikin Kesal Orang Lampung

14 November 2024
tanya jalan

Cerita Unik tentang Tata Krama Ketika Tanya Jalan ke Orang

9 Oktober 2019
5 Kebiasaan Makan Orang Jawa yang Berubah ketika Tinggal di Sulawesi Terminal Mojok

5 Kebiasaan Makan Orang Jawa yang Berubah ketika Tinggal di Sulawesi

10 Maret 2022
Kalio Disangka Rendang Adalah “Dosa” Terbesar Orang Jawa di Rumah Makan Padang Mojok.co

Kalio Disangka Rendang Adalah “Dosa” Terbesar Orang Jawa di Rumah Makan Padang

8 Desember 2025
Culture Shock Orang Jawa Ketika Pertama Kali ke Mekkah dan Madinah Terminal Mojok

Culture Shock Orang Jawa ketika Pertama Kali ke Mekkah dan Madinah

8 Juli 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

Bangsring Underwater, Surga Wisata Bawah Laut Banyuwangi yang Tercoreng Pungli

15 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.