Rumah Makan Andalan yang terletak di Jalan Timoho Jogja menjual menu masakan Padang yang menggoyang lidah.
Belakangan ini saya semakin sadar bahwa memiliki referensi tempat makan menjadi hal yang cukup penting. Jangan sampai kita jago kandang alias hanya tahu tempat makan di daerah dekat tempat tinggal kita saja. Sebab, kalau sudah begitu ya kita bakal kebingungan ketika berada di tempat yang bukan dekat daerah kita.
Makanya akhir-akhir ini saya berniat menjelajahi warung Padang di area selain Condongcatur saat sahur. Di Condongcatur sendiri saya sudah menemukan beberapa warung Padang yang sekiranya layak untuk dijajal. Lebih dari itu, seperti yang disinggung di awal, memiliki banyak referensi soal tempat makan cukup penting.
Nah, hari Kamis kemarin saya sengaja keluar lebih awal saat sahur untuk menjelajahi warung makan di daerah lain. Saya keluar tepat pukul 2 dini hari. Jujur saja ada semacam perasaan takut saat keluar jam segitu. Bukan takut hantu atau apa, saya takut klitih, Pak/Bu! Memang sih daerah Condongcatur terbilang ramai, tapi entah kenapa ada semacam represi sejak dalam pikiran. Tambah lagi ketika melihat Instagram atau X tak sedikit info soal anak muda yang tertangkap warga karena membawa sajam malam-malam.
Bertemu Rumah Makan Andalan yang menjual masakan Padang
Sepanjang perjalanan dari area Selokan Mataram lalu ke Babarsari, saya beberapa kali memerhatikan spion motor dan menengok kanan kiri. Tapi sayangnya, hingga Jalan Solo yang di dekat Amplas, saya nggak menemukan masakan Padang. Saya pun mencoba untuk menjelajah masuk ke Jalan Timoho, UIN Sunan Kalijaga Jogja. Di sanalah saya menemukan warung Padang yang kebetulan buka.
Tanpa berlama-lama saya putuskan untuk mampir. Nama warung yang terletak di Jalan Timoho Jogja itu adalah Rumah Makan Andalan. Di bagian bawah nama rumah makan ada tulisan “Masakan Padang Asli”.
Rumah Makan Andalan tempatnya sederhana. Nggak begitu luas karena hanya menampung sekitar 10 orang di dalamnya. Makanannya disajikan prasmanan. Terus terang saya lebih suka yang seperti ini karena bisa mengira-ngira nasi yang saya ambil.
Saya pun mengambil nasi, sayuran, dan ayam goreng. Tak lupa memesan teh manis hangat untuk minumannya.
Dari rasanya, masakan Padang di Rumah Makan Andalan Jalan Timoho Jogja ini cukup enak. Ayam gorengnya matang sempurna dengan bumbu yang pas. Sementara kuah Padangnya cukup ramah di lidah saya. Teh manisnya pun saya nilai cukup nikmat, manisnya pas. Hanya saya waktu saya ke situ nggak ada kerupuk. Jadi kayak ada yang kurang gitu.
Setelah menghabiskan makanan, saya membakar Sigaret Kretek Mesin yang saya bawa. Sambil mengisap rokok, saya bertanya beberapa hal pada penjaga rumah makan. Ternyata Rumah Makan Andalan Jalan Timoho Jogja ini hanya buka dari pukul 14.30 hingga menunya habis selama bulan Ramadan. Jadi, kalau sahur makanan sudah habis ya mereka akan tutup.
Saat membuat snap WhatsApp soal Rumah Makan Andalan ini, salah seorang teman saya yang merupakan lulusan UIN Sunan Kalijaga meresponsnya. Dia bilang warung ini adalah langganannya saat masih di Jogja.
Lebih lanjut, dia merekomendasikan menu ayam balado. Menurut teman saya bumbunya nikmat. Mungkin lain kali saya akan mencobanya.
Jalan Timoho “keramat” untuk warung makan
Ada fakta menarik soal Rumah Makan Andalan di Jalan Timoho Jogja ini. Menurut teman saya, Jalan Timoho adalah “jalan keramat” untuk UMKM. Nggak banyak UMKM yang berumur panjang di sana. Tapi, warung Padang ini malah sudah ada cukup lama.
FYI, teman saya yang anak UIN Sunan Kalijaga ini bukan maba, ya. Dia pernah jadi abang-abangan kampus pada masanya. Hehehe. Jadi, boleh dibilang kalau omongannya benar adanya.
Hal itu pun dikonfirmasi oleh teman saya yang lain yang kebetulan juga suka dan sering mengeksplor warung makan. Menurutnya, Jalan Timoho Jogja memang cukup keramat untuk UMKM. Jadi, saya kira cukup valid karena ada dua orang yang mengatakannya.
Saya pun berkesimpulan kalau Rumah Makan Andalan di Jalan Timoho Jogja ini memang bisa diandalkan. Nggak ada salahnya kalian coba mampir ke sini untuk sahur atau buka puasa. Mumpung Ramadan belum berakhir.
Penulis: Khoirul Atfifudin
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Jalan Bimo Kurdo Jogja Sering Macet karena Sekolah Elit SD Muhammadiyah Sapen.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.