Rokok Menara: Rokok Enak dan Murah yang Sulit Dijumpai

Rokok Menara: Rokok Enak dan Murah yang Sulit Dijumpai terminal mojok.co

Singnifikansi harga rokok telah membuat perokok seperti saya jadi sering membeli rokok-rokok murah. Dan untuk pilihan rokok di harga Rp12 ribuan, saya tak ragu untuk memilih rokok Menara, utamanya Menara Bold edisi 12 batang. Terlepas dari kelebihan dan kekurangan, bagi saya rokok ini paling worth it di kisaran harga segitu.

Namun, hal yang telat saya sadari, ternyata rokok Menara bukanlah rokok yang didistribusikan dalam skala besar, layaknya rokok-rokok di kisaran harga yang sama seperti Aroma. Hal tersebut baru saya sadari ketika saya mencari rokok ini di ritel waralaba nasional dan hasilnya nihil.

Pasalnya, saya lahir, tumbuh, dan mencari jati diri di Boyolali (Solo Raya). Sebagai rokok produksi Solo, pendistribusian rokok ini memang terpusat di Solo Raya dan daerah sekitar seperti sebagian Jogja.

Di Solo Raya, dibanding rokok lokal lain, kepopuleran rokok Menara sendiri seperti namanya, Menara, tinggi. Jangankan rokok lokalan, kepopuleran rokok ini sendiri nyaris sebanding dengan kepopuleran rokok-rokok pabrikan besar semacam Gudang Garam dan Djarum.

Karena kepopulerannya, rokok Menara bahkan menjadi salah satu elemen budaya masyarakat Solo Raya. Ia sering diidentikkan sebagai rokok kolektif. Pasalnya, ia selalu ada saat gotong royong, sinoman, pembangunan jalan, dan sebagainya.

Kepopuleran rokok ini di Solo Raya tersebut membutakan fakta yang baru saya sadari bahwa rokok ini tidak mudah ditemukan di daerah lain. Padahal, soal rasa, rokok ini amat direkomendasikan untuk rokok-rokok SKM di harga Rp12 ribuan. Untuk rasa, saya ingin mereview sedikit salah satu varian rokok ini yang menjadi favorit saya: Menara Bold.

Hampir seperti umumya rokok-rokok bold lain, Menara Bold memiliki cita rasa yang manis dan tebal. Perbedaan yang paling kentara adalah soal aroma wangi yang khas dari rokok ini. Aroma yang juga bisa langsung dirasakan sebelum batang Menara dibakar. Aroma wangi tersebut juga bisa ditemui di varian Menara lain seperti Menara Katulistiwa.

Selain seperti umumnya rokok bold lain, rokok Menara Bold memiliki rasa yang terbilang gurih dan sedikit rame. Salah satu ciri khas dari Menara ialah, rokok ini meninggalkan after taste. Selalu ada kesan rasa yang menempel setelah mengebulnya.

Bagi perokok Menara awam, aroma dan kesan tersebut terbilang sering menganggu. Pun dulunya saya begitu. Namun, seiring kondisi finansial yang tak selalu membaik, aroma dan rasa rokok Menara sendiri bagi saya tetap sopan masuk di lidah.

Untuk kandungan nikotin dan TAR-nya, rokok ini memiliki kandungan yang cukup tinggi: 35 mg TAR, dan 1,7 mg nikotin.

Sementara, di luar rasa dan aroma, salah satu kekurangan dari rokok ini ialah rawan mekar ketika dihisap. Itu tak terlepas dari beberapa tembakau, cengkeh, atau rempah yang mungkin kurang begitu halus. Tapi, tenang, nggak semua batang Menara seperti itu.

Jadi, untuk rokok di range harga Rp12 ribuan, rokok ini enak. Bahkan, ia masuk dalam rekomendasi teratas dari saya. Hanya saja, kita perlu sedikit pembiasaan untuk bisa ikut menyatakan bahwa rokok ini enak. Dan yang amat disayangkan, rokok ini nyatanya sulit ditemui di luar Solo Raya.

Sumber Gambar: Unsplash

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version